Yoo Si Jin berjalan keluar dari ruangan Letnan Jenderal Yoon dengan perasaan bahagia yang sulit dijabarkan. Sudut bibir yang saling tersungging melemparkan ucapan tersirat yang hanya dipendam dalam hati.
"Aku rasa kalian sudah gila!" Seo Dae Young berjalan di tengah jarak antara Yoo Si Jin dan Yoon Myeong Ju sebelum berjalan mendahului melalui mereka lalu berbalik.
"Dia bilang kita gila?" Tanya Yoo Si Jin pada wanita yang masih di sampingnya.
"Aku rasa juga begitu." Jawabnya menghetikan langkah.
"Aku tidak mengerti dengan kalian." Seo Dae Young berbalik memunggungi kekasih dan teman baiknya itu.
Melihat Seo Dae Young merajuk, Yoon Myeong Ju melangkah dan menyusupkan tanga kirinya pada lengan Seo Dae Young. "Tapi aku memang harus pergi untuk mencari anakku." Ucapnya tanpa merasa bersalah yang seketika membuat yang punya lengan menoleh dengan kebingungan.
"Benar. Anaknya juga anakku." Yoo Si Jin meskipun bicara jujur, namun tak bisa dipungkiri bahwa ada niat tersembunyi untuk menjahili Seo Dae Young.
"Anak? Anak apa? Kalian punya anak bersama?"Seo Dae Young menatap Yoo Si Jin berani.
Yoo Si Jin mengangguk polos. "Sudahlah. Anggap ini liburan kita."
Seo Dae Young tertawa. "Liburan." Pasrahnya merasa kalah. "Siapa sebenarnya yang kalian cari?"
"Ayse."
"Ayse."
"Ayse? Kenapa aku tidak pernah tahu?" Seo Dae Young kembali berjalan.
"Kau akan segera mengetahuinya nanti." Senyum Myeong Ju.
Seo Dae Young mendekatkan bibirnya pada telinga kiri kekasihnya. "Soal anak, kau bisa punya anak dariku."
Deg.
Hem hem. Dehem Yoo Si Jin risih yang mendapat tatapan tajam Seo Dae Young.
"Tapi dia anak pertamaku." Jujur Yoon Myeong Ju yang entah karena polos atau sengaja ingin membuat kesal.
"Baik. Baik. Kita pergi." Seo Dae Young mengalah.
Yes
Yoo Si Jin dan Yoon Myeong Ju berteriak kegirangan.
"Cepat!!" Bentak Seo Dae Young.
***
Tidak ada hal yang benar-benar diketahui manusia. Takdir sudah tercatat, yang lalu akan tetap berlalu dan esok akan tetap menjadi teka-teki. Hal nya sebuah dongeng belaka, waktu seakan menjebaknya di masa lalu. Ah, tidak. Kata 'menjebak' dirasanya terlalu kejam. Waktu seakan 'memberinya kesempatan' untuk memilih. Tapi sesuatu yang Yoon Myeong Ju dan Yoo Si Jin ketahui adalah, kata 'esok' tetap menjadi misteri yang tidak diketahui. Seperti sebuah cerita, yang mungkin mereka telah menggantu beberapa titik dan koma ataupun menyisipkan paragraf, tapi alur bukan mereka yang menguasai. Semua tetap di pegang oleh takdir.
Ada Urk yang bisa dijadikan tujuan. Sebuah perang sipil yang mungkin saja terjadi dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, jika tidak salah prediksi mereka. Tapi untuk mengubahnya, mereka rasa tidak sanggup. Akar dari masalah yang tidak diketahui, juga rasa sakit yang akan mereka tanggung sebab menggantikan banyaknya nyawa yang hilang. Resikonya sudah cukup besar.
"Hari itu. Di jembatan Budapest, tidakkah kau pikir jika waktu berjalan semestinya mungkin kita telah tinggal nama?"
"Bahkan aku akan di cap sebagai pencuri Koh-I-Noor." Tambah Yoon Myeong Ju. "Takdir apa yang sebenarnya kita jalani?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DOTS 2: Everytime Is You (End)
FanfictionKisah ini hanyalah fanfiction dari k-drama dengan judul sama " Descendants of The Sun" Sebagian dialog dan adegan akan diambil dari versi drama asli, maupun terinspirasi dari drama lain seperti Blood, While You Were Sleeping, Bubblegum, The King 2 H...