Tujuh belas

2K 152 15
                                    

Tiga hari ini selama bertugas di perbatasan, Yoo Si Jin memikirkan tentang perkataan Yoon Myeong Ju. Tentang bagaimana perasaannya terhadap juniornya di akademi militer itu. Semua memang sedikit rumit. Semua perasaannya seperti tercampur jadi satu. Dia memang belum yakin betul akan perasaannya. Tapi dia yakin, itu bukanlah sebuah rasa bersalah ataupun karena harapan dari kedua orang tuanya dulu. Tapi dia berpikir untuk tidak gegabah, dia akan mencari tahu terlebij dulu perasaannya yang sebenarnya. Dia tidak ingin dengan ketergesaan itu, hanya akan menyakiti Yoon Myeong Ju atau hubungan persahabatan yang sudah terjalin. Dia harus lebih berhati-hati. Yoo Si Jin tahu betul, hubungannya dengan Yoon Myeong Ju memang terlihat keras seperti kaca. Namun, dengan retak sedikit saja, itu tidak akan mampu utuh seperti semula. Dan itu menjadi ketakutan bagi diri Yoo Si Jin. Sekali saja salah, dia akan kehilangan 3 sosok Yoon Myeong Ju, sebagai wanita, sebagai teman dan juga sebagai rekan.

Ingatannya beralih pada Seo Dae Young saat menghembuskan napas terakhirnya,

"Yoon Myeong Ju."

Yoo Si Jin masih belum mengerti, apakah Seo Dae Young meyebut nama Yoon Myeong Ju memang karena dia terlalu mencintainya, atau memang ada sebuah pesan yang ingin dia sampaikan tentang atau kepada Yoon Myeong Ju. Yang jelas, nama seorang wanita bernama Yoon Myeong Ju, kini berputar-putar di kepalanya.

"Letnan Yoon, ada?" Tanya Yoo Si Jin kepada Kim Boem Rae yang bekerja sebagai staf Yoon Myeong Ju.

"Sersan Kim Boem Rae." Sersan Kim Boem Rae memberi hormat pada Yoo Si Jin.

"Apa Letnan Yoon ada?" Yoo Si Jin mengulangi pertanyaannya.

"Letnan Yoon sudah berangkat untuk misi luar negeri."

"Dia sudah berangkat?"

Yoo Si Jin masih kurang yakin dengan jawaban Sersan Kim Boem Rae. Dia bahkan tidak bisa mengantarnya.

"Kenapa dia tidak berpamitan. Wah. Pertemuan terakhir kita bahkan cukup buruk." Ucap Yoo Si Jin meninggalkan ruang Kim Boem Rae.

Yoo Si Jin mengendarai mobilnya menuju ke pangkalan udara militer 464. Dia tahu dan yakin Yoon Myeong Ju sudah berangkat. Bahkan mungkin sudah sampai, tapi tetap saja dia tetap ingin pergi ke bandara. Itu akan mengurangi rasa tidak enak pada hatinya karena tidak mengantar Yoon Myeong Ju.

Seperti dugaan, hanya terlihat para tentara yang terasa asing. Jajaran pesawat militer terparkir rapi. Dia berdiri dan memperhatikan tempat itu.

***

Yoon Myeong Ju bersama dengan Kim Ki Bum dan beberapa tentara telah sampai di Urk. Dia berhenti sejenak dan menarik napasnya dalam. Udara Urk terasa melekat dalam ingatannya.

"Rasanya tidak menyangka bisa kembali lagi kesini." Kopral Kim Ki Bum tersenyum lebar.

"Kau senang?" Tanya Yoon Myeong Ju yang disambut anggukan cepat.

Mereka lajut berjalan menghampiri beberapa tentara Korea Selatan yang juga berjalan menghampiri mereka.

"Hormat." Seseorang yang tengah berdiri di tengah memimpin memeri hormat pada Letnan Yoon. "Sersan Cho Joo Seong. Divisi infanteri Busan."

Yoon Myeong Ju membalas hormat sebelum mengikuti langkah Sersan Cho. Mereka berjalan menuju mobil yang jeep yang secara khusus digunakan untuk menjemput Letnan Yoon Myeong Ju.

"Saya dengar, sebelumnya anda sudah pernah beberapa kali bertugas di Urk." Sersan Cho membuka pembicaraan.

"Benar. Ini pertama kali buatmu?"

Sersan Cho tersenyum. "Benar. Ini pertama kali aku ditugaskan di Urk."

"Kopral Kim juga sudah beberapa kali di tugaskan disini."

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang