Empat Puluh Tujuh

3.8K 177 108
                                    

Tok tok tok

Pintu kembali di ketuk dengan keras tanpa kesabaran. Yoon Myeong Ju meletakkan tangannya di gagang pintu dan perlahan menekan dan menarik gagang pintu hingga terbuka 45 derajat. Namun sebuah dorongan membuka pintu semakin lebar hingga Yoon Myeong Ju terdorong 2 langkah.

Yoon Myeong Ju masih terpaku dengan seseorang yang tersenyum manis dengan dahi sedikit mengkerut. Namun bisa ia lihat, matanya menatapnya haru. Ada sebuah rasa yang tak bisa di gambarkan oleh tatapan keduanya.

Bahagia? Mungkin iya

Haru? Mungkin juga iya

Sedih? Pasti juga ada

Penasaran? Sudah pasti

Dan yang juga pasti adalah rasa ketidak percayaan. Seperti musim semi pada bulan desember. Hadir begitu saja tanpa ada tanda. Seakan ia bisa merasakan udara di sekitarnya memainkan dawai yang membuat hatinya bergejolak. Sungguh tidak terlukiskan. Sangat indah.

Yoon Myeong Ju memaksa untuk membuka mulutnya untuk berkata sepatah dua patah kata. Tapi sulit. Lidahnya kelu untuk mensuarakan barang satu abjad sekalipun. Hati yang telah terhubung akan memgerti dengan apa yang dirasakan hati lainnya. Seakan telah memahami apa yang di rasakan hati di depannya, laki-laki yang semula tak mempedulikan Yoon Myeong Ju di acara jamuan makan malam itu pun dengan langkah jelas mendekati Yoon Myeong Ju dan mendekap wanita berambut pendek di depannya dengan sangat lembut menahan rasa rindu yang telah sampai pada tahap stadium akhir.

"Aku merindukanmu."
Satu kata yang terucap dari laki-laki yang dikenali Yoon Myeong Ju sebagai Kapten Pasukan Khusus Korea Selatan Yoo Si Jin.

Mendengar kata lembut Yoo Si Jin, seketika itu tubuh  Yoon Myeong Ju mampu menyadarkan diri kembali. Napasnya kembali berhembus bersamaan dengan bulir air yang menetes dari matanya.

Yoon Myeong Ju mengangguk cepat beberapa kali untuk mengiyakan rasa rindu 'Yoo Si Jin' sekaligus memberi tahu laki - laki itu, bahwa itu pun juga apa yang ia rasakan saat ini. Lebih tepatnya untuk 6 bulan yang telah terlalui. Mulutnya masih sulit untuk berucap namun dengan erat dan erat lagi, tangan Yoon Myeong Ju memperdalam pelukannya seakan ingin merasakan dan memastikan bahwa yang yang mendekapnya. Yang ada dalam dekapnnya. Ialah orang yang cintai. Yang ia tunggu - tunggu kedatangannya. Tak perlu lagi kata - kata. Dengan merasakan kehadirannya itu sudah sangat cukup baginya. Yoon Myeong Ju bisa mersakan sentuhan yang masih sama. Aroma tubuh yang masih sama. Aroma yang selalu membuatnya rindu untuk mendekat. Tangannya semakin erat.

Gagal. Tangisnya semakin membuncah. Suara sesegukan, yakin Yoo Si Jin bisa mendengarnya dengan jelas. Ia turunkan egonya untuk mengakui bahwa dirinyapun sangat merindukan Yoo Si Jin. Menyesal selama ini ia telah memendamnya. Selama lebih kurang 184 hari Yoon Myeong Ju merenungi hal yang belum sempat ia akui itu. Pikiran 'andai' seakan selalu menghantui malam - malamnya, membuatnya tersiksa.

"Aku mencintaimu."

Akhirnya kata-kata itu lolos dari bibir Yoon Myeong Ju yang masih bergetar.

Yoo Si Jin membuka matanya yang semula hanya terpejam dengan tangan mendekap Yoon Myekng Ju. Perlahan ia lepaskan meski tangan Yoon Myeong Ju bisa ia rasakan enggan untuk melepasnya. Yoo Si Jin tersenyum bahagia. Sangat bahagia. Sebuah kata yang ia nantikan selama ini.

Tepat di manik mata Yoon Myeong Ju, Yoo Si Jin bisa melihat dirinya sendiri di dalamnya. Tangannya mendekat pada pipi Yoon Myeong Ju dan dengan penuh kelembutan mengusap tetesan air mata yang tampak di pipinya.

Bibir Yoo Si Jin mendekat pada dahi Yoon Myeong Ju. Sebuah kecupan hangat ia berikan untuk satu-satunya wanita paling berarti untuknya. Pada detik ke 15, mata Yoo Si Jin kembali terbuka dan dengan lembut kembali mendekap tubuh Yoon Myeong Ju.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang