FIN

3K 148 49
                                    

Banyak yang menyebutkan kematian adalah akhir. Tapi siapa yang sangka kematian justru menjadi awal terbentuknya sebuah warna. Soal warna apa itu, sangat sulit dijelaskan. Masih menjadi tanya yang tak ingin diutarakan jawabnya.

Kepekatan langit memang berubah meskipun masih di bawah langit yang sama dan di atas bumi yang sama. Namun, tidak akan dibiarkan langkahnya mengambang. Dia akan menginjak buminya apapun yang terjadi dan berusaha untuk terus meninggalkan jejak yang dapat dilihat oleh orang lain. Harapnya agar orang tahu bahwa kakinya tetap bergerak maju meski terkadang tertatih kala ada sekelebat goresan yang mengingatkan pada titik titik kelam.

Wajar. Setiap orang tak mungkin ada yang luput dari titik hitam. Sedikit banyak pasti selalu ada. Titik itu ada yang dapat terhapus ada pula yang mengendap tegas tak berpudar.

Tak selalunya titik hitam itu buruk rupa, cela dan sebuah dosa.

"Pointillisme."

"Apa?" Yoon Myeong Ju tidak paham.

"Titik hitam itu bisa dengan indah membentuk objek." Ujar pria tegap di depannya.

"Objek apa yang telah terbentuk?"

"Masa depan?" Ujarnya bertanda tanya yang lebih terdengar seperti meyakinkan.

Bibir Yoon Myeong Ju terangkat sinis. Napasnya berhembus penuh kekesalan. Tangannya meremas benda berbentuk oval di tangannya sebelum mensejajarkannya di depan wajah pria bernama Kim Woo Bin.

"Ini titik hitam yang membentuk objek."

Pria tinggi yang selalu berekspresi tenang itu tertegun dengan menahan napas. "Dua garis?"

Tanya polos yang membuat Yoon Myeong Ju semakin kesal.

Testpack.

Dua garis.

Masihkah pria itu tetap bertahan dengan ekspresi itu?

"Hamil." Yoon Myeong Ju memberi clue.

"Hamil?" Mata Woo Bin mengerjap. "Kau hamil?" Tangannya membekap mulutnya tak percaya. "Kau hamil? Benarkah?"

Kim Woo Bin memeluk Yoon Myeong Ju erat dengan sorak bahagia. "Kau hamil. Akhirnya." Teriaknya tidak terkendali.

"Kau senang? Ha?" Sontak Myeong Ju memukulnya keras. "Kau berani bersorak?"

"Ini objek yang indah."

"Kau masih berani bicara tentang objek lagi?

"Tentu. Ini kabar bahagia. Kita harus merayakannya."

"Kau berani merayakannya. Akan ku bunuh kau."

"Sudah satu tahun. Aku sudah terlalu lama menunggu tentu tetap harus dirayakan." Senyum Woo Bin terlihat cerah tanpa takut ancaman.

"Kau sudah tahu keputusanku, kan? Aku belum siap tapi.. tunggu..Mari kita lihat.. apa kau masih berani merayakannya." Yoon Myeong Ju menggulung kedua lengan bajunya dan meraih kasar alat tes kehamilan yang semula ditaruh di atas meja dapur.

"Kau mau kemana? Jangan berjalan cepat-cepat. Kau harus hati-hati. Ishh dasar." Woo Bin membuntuti langkah Yoon Myeong Ju. "Ah kenapa dia berjalan cepat sekali."

"Yya!!" Teriak Yoon Myeong Ju keras dan melemparkan test pack jauh ke depan mengenai sasaran.

"Aku sudah bilang jangan lari." Woo Bin berteriak dari belakang Myeong Ju.

Angin berhembus mengipasi tubuh Yoon Myeong Ju yang terbakar emosi. Matanya menyipit tajam dengan kekesalan.

Hamil. Yoon Myeong Ju hamil. Ini terlalu mendadak.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang