01

6K 268 2
                                    

" HUAHH MAMA AKU NGGAK TEGA LIAT APPANYA JADI ZOMBIE" teriak seorang siswi dengan seragam abu-abunya membuat beberapa pasang mata menatapnya dengan jengkel.

" Berisik kambing, kalah nih gue gara-gara suara piring pecah lo itu" ucap seorang cowok yang duduk tepat di belakang gadis yang tadi teriak itu.

" Ehh nama gue itu Deby bukan kambing, tanpa lo sebut nama sodara lo itu, gue juga tau kali kalo lo itu sodaraan sama kambing" balas cewek itu dengan sengit membuat cowok itu menggebrak mejanya dengan keras menggunakan ponselnya.

"Lo bilang apa? Gue sodaranya kambing? Lo tuh yaa" cowok itu maju mendekati cewek itu membuat cewek itu segera berlari keluar dari bangku yang didudukinya.

" Apa lo? Lo kira gue takut? Sini maju"

" Kalo nggak takut kenapa lari deb? Ckck" sahut cewek dengan nametag andini membuat cewek yang bernama deby itu mendengus kesal.

" Bacot lo"

" Sini lo deket-deket gue abisin lo" ucap cowok itu yang masih berusaha menangkap deby yang kini tengah menghalangi tubuhnya dengan cara membuat meja dan kursi di sekitarnya berantakan.

" Dihh mau banget gitu dideketin ama gue" deby tersenyum miring membuat cowok itu mendelik kesal ke arahnya.

" Najisin ya Allah"

" Alah banyak alasan lo"

" Deby sini nggak"

" Nggak mau wleekk" deby menjulurkan lidahnya membuat cowok itu naik pitam.

" DEBY DASAR BANGKE TIKUS LO"

" HAMKA JANGAN TERIAK GIGI GUE LAGI SAKIT" omel cewek dengan tatapan tajamnya ke arah cowok yang bernama hamka itu.

" ELO JUGA TERIAK" balas hamka kembali teriak

" BERISIK MONYET" balas cewek itu tidak mau mengalah

" ELU BADAK BERCULA"

"BODO AEE LAH" ucap rani diakhiri dengan gebrakan meja yang keras.

Deby yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan segera mendudukkan dirinya di bangku kosong yang berada tepat di samping aidah yang tengah membaca novel.

"Perasaan gue yang mau di habisin ama hamka deh, kenapa jadi ke rani ya? Bingung gue"

" Udah jangan ganggu, lo jomblo jadi nggak bakalan tau cara orang mau pdkt"

Aidah tertawa terbahak saat melihat muka deby yang menatapnya dengan datar. Deby memalingkan wajahnya dan menopang kedua pipinya dengan menggunakan tumpuan dari kedua tangannya.

" Gue bukannya jomblo, tapi gue lagi nggak mau berurusan sama yang namanya cowok apalagi kenal ama yang namanya cinta"

Aidah yang mendengar penuturan deby dengan segera menutup novelnya dan menatap deby yang kini menundukkan wajahnya.

" Makanya jadi cewek yang brutal dikit, biar cowok nggak gampang suka sama lo dan lo nggak bakalan pernah kenal ama cinta" ucap Aidah dan segera meninggalkan deby duduk sendiri di bangkunya. Deby yang mendengar itu hanya mendengus kesal sambil memperhatikan aidah yang tengah berbincang dengan andini yang asik menonton channel youtube yang menayangkan Azmi dkk.

" Gue kirain mau kasih pencerahan, ehh tau-taunya malah ngeledek, dasar kampret"

•••

Brukkk...

" Kalo jalan pake mata dan kaki dengan benar" ucap seorang cowok jangkung dengan ekspresi datarnya ke arah cewek yang menundukkan kepalanya.

" Maaf kak"

Cowok itu hanya melihat cewek di depannya itu sekilas dan kembali melanjutkan jalannya yang sempat tertunda karena ditabrak adik kelasnya.

" Dasar cowok es" sungut cewek itu sambil memungut buku-bukunya yang berjatuhan.

" Untung udah alumni kalo nggak habis lo ama gue" lanjutnya lagi membuat seorang cowok yang bersembunyi dibalik tembok tersenyum kecil.

" Lucu" cowok itu pun meninggalkan cewek yang asik mendumel itu sambil memainkan ponselnya.

" Ishh jadi kotorkan buku-buku gue, aelah apes amat dah gue"

" Fira" panggil seseorang membuat cewek itu menoleh.

" Apaan?" Tanya cewek itu dengan tangan yang masih sibuk membersihkan buku-bukunya.

" Kenapa tuh muka? Kusut amat dah"

" Gara-gara kak dirga si makhluk es itu" jawab cewek yang bernama fira itu.

" Ya ampun, lo kenapa lagi dah sama kak dirga?"

" Ceritanya panjang ayu ku sayang, daripada elo banyak nanya mending lo bantuin gue angkat ini semua"

Cewek yang bernama ayu itu pun dengan segera membantu fira mengambil buku-buku yang masih berjatuhan. Saat mendongak, ayu tidak menemukan keberadaan fira dan malah melihat fira sudah memasuki kelas.

" Serasa pembantu banget deh gue"

Ayu mendengus kesal sambil menenteng buku-buku fira dan berjalan menuju ke arah kelasnya yang berhadapan tepat di depan lapangan. Dan segera masuk ke dalam kelasnya yang terlihat sudah ramai.

" Kok baru datang?" Ayu tersentak kaget mendengar teguran itu dan segera memalingkan mukanya ke arah sumber suara.

Seorang cowok jangkung, beralis tebal dengan tatapan tajamnya kini tengah berpindah ke hadapan ayu.

" Tangan kamu donk" cowok itu menaikkan satu alisnya. Namun, dia tetap mengikuti kata cewek di hadapannya itu.

Ayu tersenyum sumringah, dengan tanpa rasa bersalah dia pun meletakkan beberapa buku paket fira ke tangan cowok itu membuat cowok itu setengah membungkukkan badannya karena merasa keberatan di kedua tangannya.

" Makasih yaa kindi ku sayang" ayu mengedipkan matanya dan berjalan melewati cowok bernama kindi itu yang tengah menatapnya dengan mata melotot.

" Hahaha, sabar bro jadi cowok itu harus gentle" kindi menatap datar cowok yang masih melanjutkan tawanya itu.

Kindi meninggalkan cowok itu membuat cowok itu menghentikan tawanya seketika.

" Gue mah udah biasa ditinggalin, apalagi ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya hufftt"

" Dasar cowok alay" sahut seorang cewek di belakang cowok itu membuat cowok itu membalikkan badannya.

" Bacot lo" cewek itu memutar bola matanya malas dan berjalan meninggalkan cowok itu dengan sedikit menabrak bahunya.

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang