06

1.9K 145 1
                                    

" jadi bagaimana dengan persiapan kalian besok?" Tanya seorang wanita paruh baya sambil menatap ke arah putranya

" Alhamdulillah persiapannya udah matang kok bun" cowok itu tersenyum membuat wanita paruh baya itu juga ikut tersenyum

" Ahkam nggak ikut sama kalian?"

" Nggak bun, soalnya abang lagi sibuk ngurusin berkas-berkas buat jadi guru pengganti di sekolah itu" wanita paruh baya itu mengangguk mengerti mendengar ucapan putranya

" Sesampainya disana, kalian harus berhati-hati yaa, perasaan bunda dari kemarin-kemarin nggak enak"

" Bunda apaan sih? Azmi sama aban bakalan hati-hati kok, jadi bunda nggak usah khawatir bunda juga harus jaga diri di sini"

Wanita paruh baya itu mengangguk sambil tersenyum tipis. Entahlah ada pikiran-pikiran aneh yang sedang menggangu pikirannya tentang kepergian anaknya yang akan pergi mengisi acara sholawatan disebuah sekolah negeri yang terkenal di kotanya

" Sesampainya disana jangan lupa waktu, kamu harus tetap sholat jangan keasikan liat para gadis di sana" azmi terkekeh mendengar nasihat bundanya itu

" Bunda kan tau azmi selama ini jaga jarak banget sama yang namanya cewek. Jadi, bunda tenang aja azmi nggak bakalan ngerusak kepercayaan bunda" azmi tersenyum dengan kedua tangan yang mengenggam tangan bundanya membuat wanita paruh baya di depannya ikut tersenyum juga

•••

" Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh" Fira mengusap wajahnya dengan kedua tangannya yang terbalut mukena

Dia segera berdiri dan melipat mukena yang dikenakannya tadi dan meletakkannya di tempatnya seperti semula

Fira duduk di tepi ranjangnya dan menatap lurus ke arah depan cermin yang menampilkan wajahnya. Dia masih memikirkan perkataan ibunya tadi saat menelfon yang membuatnya menjadi tidak tenang

Flashback...

" Assalamualaikum nak, kamu dimana?"

" Waalaikumsalam bu, Fira lagi dirumah kenapa?"

" Kamu harus berhati-hati nak, besok keadaan kota Makassar akan kacau dan ibu nggak bisa nyusul kamu kesana, pokoknya kamu harus hati-hati jangan lengah"

" Maksud ibu apa? Apanya yang akan kacau" tanya fira dengan nada penasaran membuat ibunya menghela nafas

" Para ilmuwan serakah itu ingin menguasai dunia nak, karena mereka tidak dianggap oleh pemerintah dan negara membuat mereka murka dan ingin melenyapkan semua orang agar mereka bisa melancarkan rencana mereka"

Fira mengernyit bingung dengan perkataan ibunya. Sedangkan ibunya yang berada di seberang telfon merasa aneh dengan rumahnya yang tiba-tiba mati lampu

" Maksud ibu apa sih?"

" Ibu nggak bisa bicara banyak nak, mereka sedang mengincar ibu sekarang, ibu cuma mau kamu menjaga diri kamu dengan baik, ibu sayang kamu"

" Tapi ibu, fi__"

Tut...

Sambungan telfon itu tiba-tiba terputus membuat perasaan Fira tidak enak. Apa ada sesuatu yang terjadi dengan ibunya? Dan apa maksud perkataan ibunya tadi?

Fira menatap figura sebuah foto yang menampilkan foto dirinya, ibu, dan juga ayahnya yang sudah lama meninggal. Fira mengecup figura itu dengan sayang sambil tersenyum melihat foto yang ada di balik figura itu.

" Aku sayang ibu dan ayah" ucap Fira lirih dan segera menuju ke tempat tidurnya dan memejamkan kedua matanya

•••

Andini terus memperhatikan gerak gerik deby yang sedari tadi terus bergerak gelisah di atas tempat tidur membuat cewek itu memutar malas kedua bola matanya

" Lo kenapa sih? Kayak cacing kepanasan tau nggak"

" Perasaan gue nggak enak din"

" Nggak enak kenapa? Gara-gara dipeluk ama kak putra? Atau karena diantar pulang?" Andini terkekeh kecil mengingat ekspresi deby saat diantar pulang oleh putra tadi. Muka cewek itu terlihat tegang namun kedua pipinya terlihat merah merona

" Anjirlah nggak usah bahas itu lagi"
Deby menutup wajahnya dengan selimut yang di pakenya

Andini menggelengkan kepalanya. Namun, ada sesuatu yang ingin dia tanyakan ke deby dan segera cewek itu duduk di tepi ranjang tidur Deby

" Ehh deb, bener Lo liat zombie tadi?" Tanya andini penasaran membuat deby menurunkan selimut yang tadi menutup wajahnya

" Gue beneran din, dan gue nggak mungkin salah liat" deby teringat kembali mengingat sosok itu membuatnya sedikit merinding

" tapi menurut gue mustahil deh deb" deby mendengus ke andini yang masih terlihat berpikir

" Terserah lo deh kalo nggak percaya, coba lo yang liat sih gue nggak masalah, tapi ini gue yang liat kan bikin kesel"

Deby membelakangi andini yang masih tengah berpikir. Dia menggelengkan kepalanya berusaha mengusir pikiran aneh yang mulai berdatangan di kepalanya itu. Dan beranjak mengikut deby yang sudah terlihat damai dengan tidurnya.

" Semoga aja apa yang gue pikirin nggak benar"

Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang