" Fauzan sama Dirga, kalian jalan duluan, disusul sama Fira, Aidah, Aulia, dan inggrit. Selanjutnya ahkam dan gue yang akan nyusul kalian sama yang lainnya"
" Deby ikut sama saya, karena dia anak murid saya, dan saya punya kewajiban penuh untuk melindungi dia" deby membulatkan matanya saat mendengar perkataan Fauzan. Sedangkan, putra hanya menatap datar ke arah Fauzan
" Anda juga punya kewajiban untuk melindungi mereka semua bukan cuma deby saja" putra menunjuk wajah yang lainnya dan menarik tangan deby untuk di genggamnya"
" Lah? Kita ngapain bang?" Tanya azmi sambil menunjuk dirinya sendiri
" Tunggu ajal menjemput lo" balas aban acuh membuat dia mendapat cubitan kecil di lengannya
" Abang jahat banget" ucap azmi dan memanyunkan bibir bawahnya. Namun, saat melihat Andini yang tengah tersenyum menatapnya membuat cowok itu langsung menormalkan ekspresi wajahnya tadi
" Aban dan azmi nyusul di belakang gue, jalannya pelan-pelan kalian nggak boleh sampai kedengaran sedikitpun sama mereka" ucap putra dan diangguki mereka semua
" Ayo kita keluar"
•••
Di masjid, seorang cowok tengah menyelesaikan sholatnya dan segera pergi keluar dari masjid. Cowok itu tersenyum saat melihat kondisi sekolahnya
" Semuanya hancur karena keegoisan ayah" cowok itu segera berjalan mengendap-endap untuk melindungi dirinya dari makhluk mengerikan itu
BUGHHH...
" Astaghfirullah " cowok itu mengusap pelan dadanya saat melihat tubuh seseorang yang terbalut baju guru terjatuh dari lantai atas dengan badan yang sudah membusuk mengeluarkan darah
" Pak Mahdi" mata cowok itu berkaca-kaca saat melihat nametag guru yang berada di dada kanan guru itu
SREK...SREK...SREK...
Cowok itu berdiri secara perlahan saat melihat salah satu zombie tengah berjalan ke arahnya dengan menyeret tubuh seorang guru yang memakai jilbab cokelat yang sudah robek
Zombie itu dengan segera berlari ke arah cowok itu dan menindih tubuhnya untuk segera menyerang cowok itu. Dia kesulitan menahan dada zombie itu saat melihat zombie itu mendekatkan wajah hancurnya ke arah lehernya
Semakin dekat, cowok itu semakin lengah dan ingin menyerah saat kepala zombie itu sudah berada di ceruk lehernya
"Grhhh"
BUGHHH...
TUK...TUK...TUK...
Cowok itu membuka matanya lebar-lebar saat melihat tubuh zombie itu ambruk di samping tubuhnya, dan melihat kepala zombie itu yang terpisah dari tubuhnya
" Saleh lo nggak papa kan?" Tanya seseorang membuat cowok bernama saleh itu menggelengkan kepalanya
" Ikram? Hamka? Kalian masih hidup?" Saleh berdiri dan segera memeluk sahabatnya itu
" Lo darimana aja?" Tanya kindi sambil menatap khawatir ke arah saleh yang berlumuran darah yang berasal dari mulut dan wajah hancur dari zombie yang menyerang saleh tadi
" Di masjid hehe" ikram menggeleng kepalanya
" Sempat-sempatnya lo sholat yaa, padahal nyawa udah hampir melayang". Saleh menyengir membuat dia mendapat tatapan datar dari ketiga temannya itu
" SALEHHH MMPPHH" saleh menolehkan kepalanya saat melihat Fira dan juga ayu yang berlari menghampirinya. Namun, mulutnya dibekap oleh deby dan juga aidah karena berteriak tadi
" Berisik bangke"
Fira dan ayu tidak mempedulikan itu dan berjalan mendekati saleh yang tengah tersenyum menatap mereka berdua
Saat Fira ingin memeluk tubuh saleh dengan segera dirga yang berada di belakangnya dengan segera menarik kerah bajunya membuat cewek itu tidak bisa berlari. Saleh yang melihat itu tersenyum geli saat melihat kakak alumninya itu tidak rela membiarkan cewek yang disukainya memeluk cowok lain
" Apaan sih lo? Kampret amat"
" Yang sopan sama alumni" Fira mendengus kesal membuat ayu terbahak
Ayu berjalan mendekat ke saleh dengan kedua tangan yang direntangkan bermaksud ingin memeluk saleh juga. Namun, matanya tiba-tiba di tutup seseorang dan tubuhnya di balik ke belakang sehingga tubuhnya menabrak tubuh seseorang.
Orang yang menutup mata ayu itu dengan segera melepaskan tangannya yang menutup kedua mata ayu membuat kedua pipi ayu memerah
" Awas kamu meluk cowok lain di hadapan aku, sekalipun dia itu sahabat aku, aku nggak rela" ayu mencibir saat melihat kindi yang berbicara dengan masih memasang wajah datar dan tatapan tajamnya
" Makanya mukanya jangan datar kek triplek"
" Muka aku kek gini aja banyak yang suka apalagi kalo aku senyum. Makanya, aku nggak mau ada PHO di hubungan kita kalo aku lembut dan senyum ke semua orang"
Deby yang melihat itu memutar bola matanya saat melihat kindi yang malah mengeluarkan gombalan mautnya ke ayu yang kini pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus
" Bisa aja tuh si triplek"
Jangan lupa vommentnya 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Stadt-Zombie
Contoapa yang akan terjadi jika tempat kalian menuntut ilmu adalah tempat yang akan membuat kalian bertemu dengan makhluk aneh? lalu, bagaimana perasaan kalian jika semua orang terdekat kalian adalah korban? apakah kalian akan membiarkan mereka berkeliar...