58

962 64 0
                                    

" fira tenang fir!"

" Gimana aku bisa tenang kak? Deby bilang...Deby bilang...itu nggak mungkin kan kak? Mereka semua masih hidup kan? Hamka...hamka nggak mungkin pergi ninggalin aku hiksss" dirga menghembuskan napasnya saat melihat Fira yang terus sesengukan di depannya

" Fira dengerin aku!"

" APA? APA YANG HARUS AKU DENGER DARI KAK DIRGA? APA KAK? APA?" dirga menutup kedua matanya saat Fira berteriak di hadapannya

" Fira please" Fira menggelengkan kepalanya dan dengan cepat menaiki ruangan tempat dimana putra dan lainnya berkumpul

" FIRA!"

Fira menulikan pendengarannya dan dengan cepat mendekat ke arah profesor salman yang masih setia menundukkan kepalanya

" PUAS? LO UDAH PUAS KAN?" profesor salman mendongak dan bisa melihat Fira yang tengah terisak di hadapannya

" Lo ngebunuh mereka semua, gara-gara monster yang lo ciptain itu, mereka semua nggak ada" aidah yang melihat itu terisak dengan ayu yang tengah memeluknya

" Kenapa om? Hiksss, mereka semua nggak punya salah apa-apa" Fira menunduk dengan kedua tangan yang terkepal keras di samping tubuhnya

" Om minta maaf" sesal profesor salman membuat Fira tertawa hambar

" Maaf? Om kira dengan kata maaf bisa buat mereka kembali lagi? OM KIRA ITU GAMPANG HAH?"

" Saya tidak tau harus berbuat apa, tolong maafkan saya nak"

" JANGAN PANGGIL SAYA DENGAN SEBUTAN ITU! LO PIKIR LO SIAPA HAH? LO BISA MANGGIL ORANG LAIN  DENGAN SEBUTAN NAK, SEDANGKAN ANAK LO SENDIRI LO DENGAN KEJAMNYA JADIIN DIA KORBAN, LO ORANG TUA PALING BRENGSEK!"

" Fira udah" peringat ayu membuat Fira menggelengkan kepalanya

Fira tersenyum sinis saat melihat profesor salman yang terus menunduk di hadapannya. Dengan perlahan, Fira mengeluarkan pisau lipat yang berada di saku jaket yang dia kenakan

" FIRA!" teriak dirga yang berusaha mendekat ke arah Fira terhenti saat melihat Fira yang tengah mengarahkan pisau lipat itu ke arahnya

" Fira tolong!" Peringat dirga yang sama sekali tidak digubris oleh Fira

Putra yang melihat itu hanya bisa menatap datar ke arah profesor salman yang terlihat ketakutan. Putra perlahan menyunggingkan senyum tipisnya saat melihat deby yang kini tengah berada di pelukannya

" NGGAK, DIA HARUS MATI!"

TSAK...

" Uhuk...uhuk"

" FIRA!!!"

Fira tersenyum puas saat melihat profesor Salman yang terbatuk mengeluarkan darah. Fira menatap ke arah pisau lipat yang digenggamnya yang kini dilumuri darah profesor salman

" Fira lo ngebunuh dia" teriak aban sama sekali tidak digubris oleh Fira

Putra melihat ke arah profesor salman yang matanya kini tengah tertutup rapat karena Fira yang menusuk pisau lipat itu tepat di arah jantungnya

" Dia mati!" Ucap putra dengan nada datar membuat yang lainnya menghembuskan napasnya secara perlahan. Sedangkan Fira hanya mampu menatap lurus ke arah mayat profesor salman














" Kamu nggak papa?" Tanya dirga sedari tadi namun tidak digubris Fira

Dirga menghembuskan napasnya melihat Fira yang kini berjalan menjauh dari duduknya dan meninggalkan dirga sendiri dan segera masuk ke dalam mobil dimana ayu, aidah, dan deby berada

Putra dan aban berjalan mendekat ke arah dirga yang menatap lurus ke arah Fira yang tengah duduk di dalam mobil dengan muka memerah menahan tangis

" Kasih dia waktu, dia masih syok karena kejadian ini" hibur putra membuat dirga tersenyum hambar

" Gue harus apa put? Gue sama sekali nggak bisa hibur dia sedikitpun, gue cowok yang nggak becus" ucap dirga sambil menyeka kasar airmata yang tiba-tiba jatuh di pipinya

" Nggak, Lo salah, Lo udah jadi cowok yang bertanggung jawab buat dia dir, Lo jangan pesimis kek gini"

" Lo udah hebat kak, dan gue salut ama lo" ucap aban membuat dirga tersenyum dan menepuk bahu cowok itu

" Lo jangan sedih lagi. Kalo lo sedih, siapa yang bakalan hibur Fira? Semangat oke?" Ucap putra membuat dirga menarik napas pelan dan menghembuskannya disertai dengan senyum tipisnya

" Ayo kita pergi dari tempat ini" ucap putra dan diangguki oleh aban dan juga dirga yang kini tengah mengikut di belakangnya. Meninggalkan tubuh profesor salman yang kaku dengan darah yang merembes keluar dari dadanya akibat tusukan pisau dari Fira

















Jangan lupa vommentnya ☺️

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang