59

1.1K 66 6
                                    

" cepetan masuk lewat pagar samping!"

" Kak ada zombie ke sini"

" Husstt diem!"

GRRRHHH....

Deby mengeluarkan pistol yang sedari tadi dia simpan didalam saku celananya dan menembak salah satu zombie yang berjalan terseok-seok

" Deb jangan buat keributan!" Peringat putra membuat deby meliriknya sekilas

Aidah yang melihat itu hanya bisa memutar kedua bola matanya saat melihat dua orang yang berada di sampingnya seperti mengibarkan bendera perang

" Please deh, urusan rumah tangga jangan dibawa-bawa dulu disini" ucap aidah membuat Deby meliriknya sinis

" Bacot" ucap deby yang hanya membuat aidah mengangkat acuh kedua bahunya

" Galak bener, pms kali" lirih aban membuat deby menginjak kakinya membuat cowok itu meringis kesakitan

" Cepetan bergerak!" Ucap putra sambil menarik tangan deby memasuki pesawat kecil yang tidak jauh dari mereka semua

Mereka semua berlari menuju ke arah pesawat dengan bunyi langkah kaki yang begitu nyaring membuat semua zombie bergerak keluar dari segala arah

Aban dan ayu yang tertinggal jauh membuat deby berusaha melepaskan genggaman putra yang terus menggenggamnya dengan erat

" LEPASIN GUE, AYU ABAN!" panggil deby

Sedangkan aban dan ayu berhenti berlari sambil mengatur napas mereka yang tidak beraturan. Fira dan aidah sudah menaiki tangga pesawat tersebut. Sedangkan deby berusaha melepaskan diri dari genggaman putra

Fira menutup mulutnya saat melihat dibelakang ayu sudah ada puluhan zombie yang berlari menghampiri ayu dan juga aban yang berdiri diam ditempat mereka. Fira menggelengkan kepalanya saat melihat ayu yang tersenyum ke arahnya sambil melambaikan tangannya

" ABAN CEPETAN NAIK!" teriak aidah sama sekali tidak digubris aban, malahan cowok itu hanya menyunggingkan senyum tipisnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca

" Aku capek, aku udah nggak punya siapa-siapa lagi, kak ahkam, azmi udah pergi ninggalin aku" ucap aban dengan nada lirih membuat aidah yang berada tidak jauh dari mereka menggelengkan kepalanya dengan cepat

" AYU CEPETAN!" panggil Fira lagi membuat deby yang melihat itu menggigit tangan putra dan berlari ke arah ayu dan aban

" DEBY!!!" panggil putra saat melihat deby mengarahkan pistol ke setiap zombie yang bergerak maju menyerang ayu dan aban

Putra terkejut saat merasakan pesawat bergerak naik ke atas udara membuat Fira dan juga aidah terbelalak kaget

" DIRGA BERHENTIIN PESAWATNYA!"

" NGGAK BISA PUT, ADA ZOMBIE DARI ARAH DEPAN"

" DEBY DIBAWAH DIRGA!"

GRRHHHH...

Geraman zombie itu membuat putra, Fira, dan aidah menolehkan kepalanya saat melihat ketiga temannya kini sudah tidak terlihat lagi

" DEBY!"

" AYU!"

" ABAN!"

panggil mereka semua namun sama sekali tidak ada sautan. Dan mereka pun terkejut saat melihat ketiga teman mereka berjalan terseok-seok dan beriringan bersama puluhan zombie yang ada bersama-sama dengan mereka

Dirga dengan gerakan cepat menerbangkan pesawat itu semakin tinggi dan meninggalkan kota kelahiran mereka untuk pergi menyelamatkan diri

Putra jatuh terduduk sambil meremas rambutnya dengan kasar. Airmatanya saling berjatuhan membasahi kedua pipinya. Sedangkan aidah dan Fira saling memeluk satu sama lain mengingat ketiga temannya yang kini sudah tidak bersama dengan mereka lagi

" Gue bodoh...gue bodoh..." Lirih putra membuat dirga yang melihat itu hanya mampu menundukkan wajahnya saat melihat putra yang begitu terlihat frustasi

" Put maafin gue"

Namun, putra sama sekali tidak menggubrisnya dan terus memeluk kedua lututnya dan meletakkan kepalanya dikeluhkan kedua kakinya yang tertekuk

" Deb, maafin gue hiksss"

" Gue nggak bisa jagain lo dengan baik" lirih putra semakin membuat aidah dan fira terisak dengan kencang

" Gue cinta sama lo, dan akan selalu cinta sama lo"


















" Semoga tenang deb" lirih putra sambil memandang lurus ke arah awan putih yang terlintas di penglihatannya






















" Persahabatan kita dipisahkan oleh maut yang berasal dari monster menjijikkan itu" lirih fira yang terus terisak di dekapan Aidah

" Mereka sahabat terbaik bukan? Mereka rela korbanin diri mereka supaya kita bisa terbebas dari monster itu hiksss mereka bodoh sangat bodoh hiksss" ucap aidah sambil berusaha menyeka air matanya yang terus berjatuhan









" Yang tenang guys, doa kami selalu menyertai kalian semua"


































Tamat...

















Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang