14

1.6K 132 0
                                    

Deby memasuki ruangan lab yang gelap itu dengan perlahan-lahan membuat bulu kuduknya berdiri. Saat melangkahkan kakinya ke arah kursi yang berada di pojok kanan paling depan, Deby dikagetkan dengan adanya tangan yang tiba-tiba memegang pergelangan kakinya

" AAAAA ZOMBIE JELEK PERGI LO IHHH PERGI GUE BILANG" deby menghentakkan kakinya kesal saat tangan itu tak kunjung melepaskan pegangannya yang berada di pergelangan kakinya

Azmi yang mendengar itu dengan segera masuk dan melihat deby yang terus melayangkan kakinya yang berada di bawah kolong meja lab. Sedangkan aban memegang sarungnya yang robek dan segera menyusul Azmi

" Kamu kenapa?" Tanya Azmi panik saat melihat deby yang meronta-ronta

Aban menengok ke bawah dan seketika membolakkan matanya saat melihat seseorang yang memegang kaki deby itu

" Ehh deb, stop yang megang kaki lo bukan zombie tapi manusia" Deby yang mendengar itu dengan segera menghentikan pergerakan kakinya yang sedari tadi terus menendang ke arah bawah meja

Deby menundukkan kepalanya dan seketika membuka mulutnya lebar saat melihat orang yang dia tendang sedari tadi

" Pak ahkam?" Ucap deby membuat azmi dan aban menoleh cepat

Ahkam yang namanya disebut pun dengan segera keluar dari tempat persembunyiannya dan segera mengelus pipinya yang memerah

" Sakit Deby Clarissa" deby menyengir membuat ahkam mendelik kesal

" Maaf pak, nggak sengaja hehe" nyengir Deby yang hanya dibalas tatapan datar dari ahkam

" ABANG!!" teriak azmi dan aban bersamaan sambil memeluk ahkam yang masih asik mengelus pipinya akibat ditendang Deby

" Kalian kok bisa disini?" Tanya ahkam bingung saat sudah melepas pelukannya

" Kami berdua jadi bintang tamu untuk acara penutupan MPLS disini, tapi ternyata sambutannya cukup memprihatinkan"

" Abang juga nggak tau apa yang terjadi, kejadiannya membuat Abang pusing sepusing-pusingnya"

"GILAA, GUE NGGAK TAHAN CIUM BAU ASEM DARI CELANANYA HAMKA HUEKK" Aidah segera keluar dari tempat bersembunyinya dan segera membuka mulutnya lebar-lebar

" Suek lo Maemunah" ucap hamka masih bersembunyi di bawah kolong meja

" What? Aban?" Aidah segera berlari menuju ke arah aban dan tersenyum manis

" Mashaallah , ternyata aslinya lebih manis" ucap aidah dengan senyumnya membuat azmi tersenyum dan menyikut lengan aban yang sedari tadi menatap ke aidah

" Assalamualaikum warahmatullahi wabbarakatuh"  salam Aban membuat aidah menggelengkan kepalanya

" Ehh? Waalaikumsalam calon imanku" ucap aidah dengan nada kecil di bagian akhir kalimatnya

Aidah melirik ke samping ahkam dan kembali terkejut saat melihat deby yang tengah duduk santai sambil bermain ponselnya

" ANJIRR DEBY"  semua yang berada di kolong meja saat mendengar teriakannya Aidah menyebut nama deby dengan segera berlari keluar

Semua menatap deby yang kini telinganya sedang di jewer oleh Aidah, deby meringis kesakitan yang membuat fauzan yang melihatnya tersenyum kecil

" Lo tuh yaa, untung gue nggak punya riwayat penyakit jantung, kalo misalnya ada? Gue bisa mati jantungan saat liat lo dikerumuni ama makhluk jelek itu"  ucap Aidah dengan tangan yang semakin keras menjewer telinga Deby

" Auhh iyaa-iya gue minta maaf, ishh udah lepasin donk, putus nih telinga gue"

Aidah dengan segera melepaskan tangannya membuat deby dengan segera mengelus telinganya yang berwarna merah

" Kejam amat" lirih deby yang masih didengar aidah membuat cewek itu melotot marah ke arah deby

" Apa lo bilang?"

" Nggak kok, nggak bilang apa-apa" Deby menggeleng cepat membuat aidah memicingkan matanya tidak percaya

Semua cewek yang berada disitu dengan segera mendekati deby dan berpelukan membuat semua cowok tersenyum kecil

Andini menghapus air matanya yang sudah jatuh di pipinya saat melihat deby tersenyum ke arahnya

" Gue kira udah nggak bisa liat lo lagi" ucap andini dan kembali memeluk Deby dengan erat

" Gue disini kok, nggak usah nangis deh cengeng amat" dengus Deby ke arah andini

Tuk...

Andini menjitak kepala deby membuat cewek itu hendak protes. Namun, dia urungkan saat melihat Andini memanyunkan bibirnya

" Gue cengeng juga gara-gara lo monyet" dengus andini dengan kesal membuat deby tertawa kecil

" Uhh kacian"

Semua ceweknya tertawa dengan andini yang masih asik merangkul bahu Deby yang berada tepat di sampingnya.

Tanpa disadari oleh andini, ada seorang cowok berpeci hitam yang terus menatapnya dengan senyum kecil yang menghiasi wajah tampannya

" Cantik banget, ehh bukan muhrim" Azmi menggelengkan kepalanya saat terus menatap ke arah andini yang tengah tersenyum ke arahnya membuat cowok itu tersenyum sambil menganggukkan kepalanya

Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang