" DEBY?" putra dan yang lainnya tergelak saat mendengar suara teriakan andini dan azmi yang begitu nyaring
Deby yang melihat andini dan azmi hanya bisa tersenyum tipis dan kemudian jatuh pingsan membuat andini dengan sigap menahan tubuh cewek itu
" Azmi bantuin!" Azmi menggeleng membuat andini melotot ke arahnya
" Bukan muhrim"
" Astaghfirullah azmi!"
Azmi hanya cengengesan, putra berlari mendekat ke arah andini yang tengah menahan tubuh deby yang tidak sadarkan diri dan segera menggendongnya masuk ke dalam kamar
" Deb?" Panggil putra namun sama sekali tidak di gubris deby
" Hufftt, aidah coba periksa keadaan Deby" Aidah hanya mengangguk mendengar perkataan putra
" Lo kenapa bisa kek gini sih deb?" Lirih andini sambil terisak kecil di tepi tempat tidur
" Kenapa banyak yang ingin nyelakain lo?"
" Kalian aneh nggak sih sama kejadian ini?" Tanya fira membuat semua cewek yang berada disitu menengok ke arahnya
" Maksud lo?"
" Gue ngerasa kayak ada yang nyiptain kekacauan ini, dan mengambil kesempatan untuk nyelakain salah satu dari kita semua"
" Jadi maksud lo? Ada yang nyiptain zombie gitu?" Fira mengangguk membenarkan pertanyaan yang dilontarkan aulia
" Tapi, apa coba keuntungan orang itu nyiptain zombie?"
" Gue nggak tau, tapi menurut info yang gue dapat dari ibu gue sebelum kejadian ini, ibu gue bilang kalo ada seseorang yang egois yang ingin menghancurkan kota dan juga negara ini untuk dia kuasai"
" What? Gila tuh orang"
" Tapi, kalo menurut gue yaa kalo misalnya nih orang yang buat kekacauan ini, berarti dia yang buat orang-orang jadi zombie donk?" Semuanya mengangguk kendengar
" Berarti dia buat manusia jadi zombie pasti dari virus yang mematikan, yang buat saraf-saraf dalam tubuh manusia itu nggak berfungsi lagi atau lebih tepatnya manusia yang digigit atau terkena virus zombie tubuhnya akan mati dan akan dikendalikan sama reaksi dari virus mematikan itu"
Andini selesai mengeluarkan pendapat yang diketahuinya membuat semua yang berada disitu melongo menatap ke arahnya
" Kenapa? Ada belek yaa di mata gue?" Tanya andini sambil bercermin dan memperhatikan wajahnya
" YAA AMPUN ANDINI LO KOK PINTAR BANGET SIH?"
Andini memutar kedua bola matanya sambil tersenyum sombong saat melihat teman-temannya menyorakinya dengan pujian
" Gue gitu loh"
" Yeee songong amat lo kadal ngesot" andini cengengesan membuat aidah ingin sekali menabok kepalanya
" Bisa nggak sih, nggak usah berisik?" Mereka semua mematung saat mendengar suara seseorang yang tengah terbaring terdengar
Mereka menoleh ke arah tempat tidur dan segera membelakkan matanya saat melihat deby tengah menatap mereka dengan tatapan datarnya
" DEBY!"
Deby tersenyum manis membuat mereka semua berhamburan ke tempat tidur dan menindih deby untuk berpelukan
" DEBY!"
" ehh ayam, itu ciwik-ciwiknya pada kenapa? Kok teriak-teriak?" Tanya hamka membuat semuanya saling berpandangan. Sedangkan, putra yang mendengar itu dengan gerakan cepat menaiki tangga dengan terburu-buru
BRAK...
Semua cewek yang berada dalam kamar terkejut saat mendengar suara pintu yang didobrak dengan begitu kencang. Mereka semua bisa melihat putra yang celingak-celinguk dan saat menemukan objek yang dicarinya dengan segera dia menyuruh semua cewek-cewek yang lainnya untuk minggir
" Deb? Kamu nggak papa?" Semuanya mencibir saat melihat putra yang kini menangkup kedua pipi deby
" Iyaa kak" putra bernapas lega membuat deby tersenyum tipis
" Aku khawatir, maafin aku karena nggak bisa jagain kamu dengan baik. Aku...aku pikir dengan ngekunci kamu di kamar itu bisa buat kamu terlindungi. Ternyata...ternyata aku...aku..."
Perkataan putra terpotong saat jari telunjuk deby terletak di bibirnya membuat putra dengan segera terdiam
" Kak putra nggak salah, tapi ini semua salah aku karena nggak terlalu berhati-hati"
Putra menggeleng dan segera menarik deby masuk ke dalam pelukannya membuat Fira, aidah, aulia saling melempar senyum dan andini dan ayu yang saling berpelukan
" Ihh lesbi jauh-jauh lo sana"
" Dihh hellowww, lo kali yang lesbi gue masih suka ama yang batangan"
" Batang pohon sih iyaa" deby terkekeh geli membuat putra menggenggam tangannya
" DEBY AKHIRNYA ELO SADAR ZEYENG" putra menghela napasnya saat mendengar suara Hamka yang begitu nyaring di pendengarannya
" DIAM!"
Hamka terdiam saat putra berteriak membuat cowok itu memanyunkan bibirnya. Azmi yang melihat itu bergidik ngeri
" Nggak usah kek gitu hamka, kamu bukannya keliatan imut tapi kek banci kaleng tau nggak" hamka mendelik membuat semuanya tertawa
Jangan lupa vommentnya ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Stadt-Zombie
Short Storyapa yang akan terjadi jika tempat kalian menuntut ilmu adalah tempat yang akan membuat kalian bertemu dengan makhluk aneh? lalu, bagaimana perasaan kalian jika semua orang terdekat kalian adalah korban? apakah kalian akan membiarkan mereka berkeliar...