Fira memasuki kamarnya yang terlihat berantakan itu dan duduk di tepi kasur. Matanya terpejam, merasa pusing karena hilangnya deby dan juga saleh yang secara tiba-tiba
" Lo berdua dimana sih?" Fira memijit pelan keningnya yang terasa berdenyut sambil memejamkan kedua matanya
Dirga yang melewati kamar Fira. dengan segera memasuki kamar itu dan menghembuskan napasnya saat melihat Fira yang terlihat gusar
" Jangan terlalu dipikirin, kita akan cari cara buat cari keberadaan saleh dan juga deby" Fira mendongak menatap dirga yang tengah berdiri di sampingnya
" Aku takut mereka kenapa-napa kak" dirga mengelus puncak kepala Fira sambil tersenyum kecil
" Aku nggak mau kehilangan lagi. Cukup kehilangan ibu udah buat aku sedih dan terpukul kak, dan kali ini aku nggak mau kehilangan lagi
Fira terisak membuat dirga segera duduk dan merengkuh tubuh cewek itu. Dirga membawa kepala Fira untuk bersandar di dadanya dan berusaha menenangkan cewek itu
" Shutt, udah jangan sedih terus ibu kamu pasti sedih ngeliatnya"
Fira melepaskan diri dari pelukan dirga dan berusaha menghapus jejak airmata yang membasahi kedua pipinya
Dirga terkekeh saat melihat cewek didepannya kesulitan menghapus air matanya sendiri. Dengan gerakan pelan dirga menarik kepala Fira untuk berhadapan dengan wajahnya. Dan mengusap pipi Fira yang basah menggunakan kedua ibu jarinya. Dirga tersenyum tipis melihat Fira yang kini tengah menatapnya. Perlahan-lahan dirga mendekatkan wajahnya ke arah wajah Fira dan segera mengecup lembut kening cewek itu
" Aku cinta sama kamu" Fira tersenyum dan memeluk dirga yang kini tengah membalas pelukannya
" Aku juga"
" Juga apa?" Tanya dirga membuat Fira terkekeh
" Yaa pokoknya aku juga sama"
" Sama apa fir? Astaga sabar banget gue"
" Sama dengan apa yang kak dirga rasain"
" Iyaa apaan, lama amat sih" dirga memberenggut dan beranjak berdiri membuat Fira menarik tangannya untuk duduk kembali di tepi kasur. Dengan gerakan cepat fira mencium pipi cowok itu dan segera berlari keluar dari kamar.
Dirga mematung, cowok itu memegang pipinya yang baru saja dicium Fira sambil tersenyum sumringah
" Jantung gue berdisko ya Allah"
" Om salman?" Ucap deby membuat pria paruh baya itu tersenyum miring
" Apa kabar deby?" Deby meronta berusaha melepaskan diri dari ikatan tali yang begitu kuat membelit tubuhnya
" Jangan banyak bergerak, kamu akan kesakitan nantinya" deby terdiam, mendongak menatap profesor Salman dengan tatapan tajamnya
" Om mau apa?" Ucap deby tajam saat melihat Profesor salman mendekat ke arahnya
" Om punya kejutan buat kamu"
Profesor salman menunjuk ke arah bawah, tempat dimana seorang bayi di baringkan di atas meja membuat deby membelakkan matanya
" Om mau apa? Om lepaskan bayi itu!"
Profesor salman tersenyum miring saat melihat deby terus meronta-ronta
BRAK...BRAK... BRAK...
GRRHHH...
" NGGAK, OM LEPASIN BAYI ITU OM, DIA NGGAK BERSALAH" bayi itu terlihat menangis saat satu zombie mencekik lehernya dan segera mendekatkan wajahnya di depan bayi itu
" Hiksss, om lepasin dia OM!"
" HAHAHAHA, kamu pikir saya peduli? Tidak! Dan tidak akan pernah!"
Deby bisa melihat dengan jelas tubuh bayi itu membiru dan kedua matanya tertutup rapat. Zombie itu beranjak dari tempatnya dan segera melihat ke arah deby dan juga profesor salman yang berada di atas sebuah ruangan yang dibatasi oleh kaca tebal
" Hikss, OM BUKAN MANUSIA! OM ITU BINATANG HIKSS, OM JAHAT!"
" IYA, KAMU BENAR SAYA MEMANG JAHAT" deby menutup kedua matanya saat profesor salman berteriak di depan wajahnya
" Kenapa Om tega ngelakuin ini semua? Semua orang mati gara-gara kelakuan bejat om, deby kehilangan teman-teman, guru-guru terlebih papah deby. Itu semua karena siapa? Karena om, ITU SEMUA KARENA OM EGOIS"
PLAK...
Napas profesor salman tidak beraturan saat selesai menampar pipi deby yang berada di depannya hingga ujung bibirnya robek dan mengeluarkan darah
" Saya melakukan ini, karena semua orang menganggap saya rendah, dan saya tidak suka diperlakukan seperti itu. Dan saya mengurung kamu disini. Karena saya tidak ingin ada seseorang yang tau rencana saya, PAHAM KAMU?"
" Kunci ruangan ini, jangan sampai gadis itu kabur dari tempat ini"
Profesor salman berjalan meninggalkan ruangan itu dan segera diikuti beberapa anak buahnya yang kemudian menutup pintu ruangan itu
Deby terisak merasakan sakit yang berada di sekujur tubuhnya terlebih rasa sakit di pipi dan di ujung bibirnya
" Kak putra tolong aku!" Batin deby sambil terisak
Jangan lupa vommentnya ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Stadt-Zombie
Contoapa yang akan terjadi jika tempat kalian menuntut ilmu adalah tempat yang akan membuat kalian bertemu dengan makhluk aneh? lalu, bagaimana perasaan kalian jika semua orang terdekat kalian adalah korban? apakah kalian akan membiarkan mereka berkeliar...