" gue dan deby ditahan selama tiga hari di kantor polisi untuk dimintai keterangan dan memberitahukan asal kami, disaat gue udah selesai diperiksa, salah satu polisi ngasih tau gue kalo ada empat pelajar yang berasal dari Makassar yang tiga hari lalu mendarat di Jakarta menggunakan pesawat dan gue yakin kalo itu lo semua, polisi itu ngasih gue alamat kalian dan gue segera menuju kesini" jelas ayu panjang lebar membuat Fira dan aidah tersenyum bahagia dan kembali memeluk ayu
" Trus deby dimana?"
" Lo kangen gue?" Ucap seseorang di belakang mereka membuat mereka semua segera menengok ke arah belakang dan segera melihat deby yang kini tengah tersenyum ke arah mereka
Dirga membuka mulutnya dan segera menghampiri deby yang kini tengah melihat ke arahnya
" Deb? Lo nggak papa dek?" Tanya dirga membuat deby mengangguk dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya yang terlihat lelah
Tubuh deby terhuyung ke belakang saat mendapat pelukan tiba-tiba dari ketiga temannya membuat dirga menyunggingkan senyum bahagianya saat melihat keempat cewek itu tengah berpelukan
" Gue kangen sama lo" ucap aidah sambil terisak membuat deby melepaskan pelukan mereka dan segera mengusap pipi aidah menggunakan ibu jarinya
" Maafin gue, gara-gara gue aban_" Aidah menggeleng cepat saat deby menyalahkan dirinya atas kepergian aban
" Ini bukan salah lo, ini semua takdir dan gue nggak bisa nyalahin takdir maupun lo deb" ucap aidah membuat deby kembali menarik cewek itu di pelukannya
" Lo nggak papa deb? Apa kata polisi?" Tanya Fira membuat deby melepaskan pelukannya dari Aidah
" Polisi nanya ke gue siapa orang yang udah nyiptain virus itu, dan gue bilang kalo itu om Salman, mereka ingin bertindak dan melakukan penangkapan ke om salman. Tapi, mereka nggak jadi pergi waktu gue bilang om salman udah mati karena diserang zombie nya sendiri"
" Lo bohong ke polisi?" Tanya Fira dengan wajah kagetnya membuat deby tersenyum tipis ke arahnya
" Gue nggak mungkin bilang ke polisi kalo lo yang udah ngebunuh om salman, gue nggak mau lo dipenjara" Fira menunduk sambil meremas jari-jarinya merasa bersalah karena sudah membuat deby di tahan beberapa hari untuk dimintai keterangan perihal siapa yang sudah membunuh profesor salman. Dan demi menjaga dirinya dari kejaran polisi, Deby nekat membohongi pihak kepolisian untuk menyelamatkan dirinya agar tidak ditangkap oleh polisi
" Kak putra dimana?" Tanya deby membuat dirga menghembuskan napasnya dengan gusar sambil menunjuk sebuah pintu kamar yang berada di lantai atas
" Dia frustasi karena nganggap lo udah mati deb" ucap dirga membuat deby menatap ke arah lantai atas tempat dimana putra berada
" Gue samperin kak putra dulu" semuanya mengangguk dan membiarkan deby menaiki tangga untuk menuju ke arah kamar putra
•••
Putra memutar pisau lipat kecil yang berada di hadapannya dengan tatapan lurus ke arah pisau lipat itu. Cowok itu kembali mendekatkan pisau lipat itu ke lengannya dan memberikan beberapa sayatan kecil hingga darah merembes keluar dari lengannya itu
Lantai putih yang dipijak putra kini sudah dibasahi cairan berwarna merah kental yang berceceran di atas lantai membuat putra mengabaikan itu semua
" Gue kangen lo deb hiksss" Isak putra membuat deby yang melihat itu membelakkan matanya saat melihat lengan putra yang dibanjiri darah
Deby mendekat ke arah putra yang kini tengah membelakanginya. Deby menggigit bibir bawahnya saat melihat beberapa sayatan yang menggores lengan putra
" Gue mau nyusul lo boleh?" Deby menggeleng di belakang putra saat mendengar perkataan cowok itu
" Hahaha, gue bodoh kan? Gue gila gara-gara lo pergi hiksss" Deby membulatkan matanya saat melihat putra mengangkat tinggi pisau lipat yang di pegangnya dan ingin mengarahkan benda itu ke arah perutnya sendiri. Deby yang melihat itu dengan segera menahan pisau lipat itu membuat putra terkejut dan menolehkan kepalanya
Deg...
Jantung putra serasa berhenti saat melihat mata seseorang yang dirindukannya. Dia terus menatap manik mata itu dan kembali terisak
" Gue ngehalu" putra tertawa hambar membuat deby menggelengkan kepalanya melihat tingkah cowok itu
Deby merampas pisau lipat yang berada di genggaman putra dan membuangnya ke asal tempat dan kemudian menarik putra untuk menatapnya
" Kak putra?" Panggil deby membuat putra menggeleng kuat
" Nggak! Jangan buat gue gila karena berhalusinasi kalo lo ada disini deb, gue takut...gue takut disaat gue percaya dengan kehaluan gue..Lo...lo tiba-tiba pergi dari gue lagi...gue nggak mau" Deby terisak melihat kondisi putra yang seperti tidak waras karenanya
" Maafin gue kak hiksss maafin gue karena udah buat lo kek gini" deby menangis sesengukan sambil membawa putra masuk ke pelukannya
Putra tercengang saat mendapat perlakuan itu, dia memegang kepalanya yang terasa berdenyut ditambah dengan rasa nyeri yang berasal dari luka sayatan yang berada di lengannya. Deby melepaskan pelukannya dan menatap putra, deby tersenyum saat melihat putra menatap ke arahnya
Deby mengusap pipi putra membuat cowok itu menutup kedua matanya, saat putra membuka matanya dia terisak kembali dan segera membawa tubuh deby kembali ke pelukannya
" Hiksss lo masih hidup? Gue kangen sama lo, gue...gue nggak mau kehilangan lo" deby mengangguk didalam pelukan putra membuat putra semakin mengeratkan pelukannya
Dirga, fira, dan aidah yang melihat itu hanya bisa menampilkan senyum harunya saat melihat putra yang kini sudah kembali lagi seperti putra dulu
Deby terus mengusap punggung putra dan mengernyit bingung saat merasakan tubuh putra yang semakin berat memeluk tubuhnya. Deby beringsut dan hampir terjatuh kalo saja tidak ada dirga yang dengan cepat membopong tubuh putra yang limbung
" Put?" Panggil putra saat melihat kedua mata putra tertutup
Karena tidak mendapat jawaban, Dirga dengan segera membawa putra menuju ke tempat tidur dan membaringkan tubuh lemas cowok itu. Deby membongkar laci lemari yang berada di sebelah tempat tidur putra dan mendapat kotak P3K dan segera mengobati luka sayatan di lengan putra
Aidah tidak tinggal diam, dia juga kini tengah membantu deby memberikan pertolongan pertama ke putra dengan mengoleskan minyak angin ke hidung cowok itu. Dirga dan Fira sedaritadi terus memanggil putra sambil mengecek suhu tubuh cowok itu
" Dia kelelahan, biarin dia istirahat dulu" ucap deby diangguki semuanya.
Mereka satu per satu keluar dari kamar putra dan meninggalkan deby yang kini tengah menyelimuti tubuh putra sampai dibatas dadanya. Deby tersenyum miris sambil mengusap pelan rambut putra yang kini tengah terbaring lemas, deby terisak tidak menyangka mendapat kejutan seperti ini saat berusaha kembali bertemu dengan teman-temannya. Dan harus dengan rela melihat kondisi putra yang bisa dikatakan sedang tidak baik-baik saja
" Gue cinta sama lo kak" ucap deby sambil mengecup kening putra yang terasa hangat dan segera keluar dari kamar putra untuk membiarkan cowok itu beristirahat dengan tenang
Jangan lupa vommentnya ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Stadt-Zombie
Nouvellesapa yang akan terjadi jika tempat kalian menuntut ilmu adalah tempat yang akan membuat kalian bertemu dengan makhluk aneh? lalu, bagaimana perasaan kalian jika semua orang terdekat kalian adalah korban? apakah kalian akan membiarkan mereka berkeliar...