55

948 60 4
                                    

BRAK...

Suara dobrakan itu sukses membuat semua para penjaga di laboratorium itu terperanjat kaget. Dengan cepat mereka ke arah sumber suara dan menemukan putra dan dirga yang berjalan masuk

Dor...dor...dor...

Suara tembakan mengalun dengan keras disetiap sudut laboratorium itu membuat profesor salman yang melihat itu dari kamera cctv tersenyum miring

TSAK...

Anak panahan itu sukses menancap di kepala para ilmuwan lain yang berusaha menghadang langkah mereka semua untuk masuk lebih dalam lagi ke arah laboratorium

ARRGGGHHHH

Aban berbalik dengan cepat saat melihat tubuh azmi yang terkapar di lantai dengan darah yang sudah merembes keluar karena sebuah pisau kecil yang menusuk dada sebelah kanannya

" AZMI"

Andini menoleh dengan cepat dan segera menghampiri azmi yang kini tengah terbatuk mengeluarkan darah dari mulutnya

" Azmi hikss"

" Abang sakit"

" Bertahan azmi"

Deby yang melihat itu dengan segera menghampiri azmi dan menekan luka cowok itu agar darahnya tidak keluar dengan banyak

" Azmi tolong bertahan" ucap deby dengan nada bergetar

" Aku uhuk bisa bertahan kok uhuk deb hehe, tapi ini sakit uhukk"

Andini menggelengkan kepalanya saat melihat Azmi yang tersenyum tulus ke arahnya. Azmi memegang tangan andini yang kini tengah berusaha meredam Isak tangisnya

" Andini aku uhuk aku mau shhh ngomong sesuatu sama kamu" Andini mengangguk mendengar perkataan azmi

Azmi tersenyum dan segera membawa tangan andini untuk menyentuh dadanya membuat andini semakin terisak saat melihat darah yang menempel di tangannya

" Anna uhibukka Fillah Andini" andini tersenyum membuat azmi yang melihat itu ikutan tersenyum. Namun, senyum andini tiba-tiba pudar saat melihat Azmi yang perlahan menutup kedua matanya

" Azmi?" Tubuh azmi terlihat kaku membuat semuanya menahan napas

" Azmi hiksss jangan bercanda AZMI BANGUN!!!"

" Andini udah"

" NGGAK DEB, GUE BELUM BALES UCAPAN DIA, AZMI BANGUN!!! LO MAU DENGAR BALESAN GUE KAN? BANGUN AZMI, GUE JUGA CINTA SAMA LO. TAPI, PLEASE BANGUN, JANGAN TINGGALIN GUE!!!"

" Andini udah hiksss"

" NGGAK HIKSSS GUE NGGAK RELA, DEBY GUE NGGAK RELA DIA PERGI"

Deby memeluk tubuh andini yang terus berusaha mendorong tubuhnya. Ayu berusaha menahan Isak tangisnya yang kini membuat tubuhnya bergetar hebat

" Ikhlasin dia" ucap putra membuat andini menghapus jejak airmatanya

Aban membuka sarung yang dipakainya dan menutup mayat azmi yang terlihat pucat membuat semuanya tersenyum hambar

" Ayo kita cari Fira!"















" LEPASIN SAYA!" Fauzan menajamkan pendengarannya saat mendengar suara pekikan seorang perempuan dibalik pintu yang dilewatinya

" Itu suara Fira" Fauzan segera mengambil ancang-ancang dan mendobrak pintu itu hingga terbuka membuat Fira dan profesor salman yang berada di dalamnya terperanjat kaget

" Ohh ternyata ada pengganggu rupanya"

" Lepaskan dia!" Ucap Fauzan dengan nada datarnya membuat profesor salman terbahak

" Kamu pikir kamu siapa? Serang dia!" Fauzan jatuh tersungkur di lantai saat anak buah profesor Salman menyerangnya dengan begitu cepat

" KAK FAUZAN!"

Fauzan berdiri dan dengan segera menendang tubuh orang suruhan profesor Salman dengan keras membuat beberapa diantara mereka terlempar. Fauzan berbalik dan menendang perut orang yang di belakangnya dengan cepat membuat profesor salman merasa heran

Dengan cepat profesor salman mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya dan mengarahkan benda itu tepat di belakang Fauzan yang kini tengah menghajar anak buahnya dengan brutal

Dor...dor...dor...

Tembakan ketiga kalinya membuat Fira menangis saat melihat tubuh Fauzan yang jatuh diatas lantai dengan darah yang sudah memenuhi tubuh cowok itu

" KAK FAUZAN"












" Itu suara Fira" ucap aban membuat dirga segera ke arah sumber suara itu

" ABAN!" Aban berbalik dan terkejut saat melihat aidah yang dibekap oleh salah satu anak buah profesor salman

" Kak dirga hati-hati" dirga menahan napasnya saat melihat ayu yang kini tengah tersenyum ke arahnya dengan seseorang yang menodongkan sebuah pistol di kepala cewek itu

Andini yang melihat kedua temannya di tangkap dengan perlahan mendekat ke arah orang itu sambil memegang sebuah balok besar di tangannya

Dor...

Putra yang mendengar itu dengan segera berlari naik ke atas dan terkejut saat melihat tubuh andini yang tumbang karena ditembak oleh seseorang yang berada di belakangnya

" ANDINI"

Andini tersenyum dan perlahan namun pasti kedua matanya terasa berat. Dan akhirnya kedua mata cewek itu tertutup rapat

"ENGGAK!!!" deby berteriak dengan airmata yang sudah berjatuhan di kedua pipinya

" ANDINI BANGUN!"








Jangan lupa vommentnya ☺️

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang