24

1.2K 94 2
                                    

Pagi ini semuanya sudah berkumpul di ruang tamu rumah alkindi sambil menikmati cemilan yang para ceweknya sudah buat

" Kita bakalan ke kantor polisi buat ngambil senjata api yang bisa kita pake" ucap dirga sambil menunjuk sebuah kantor polisi yang berada di jalan poros yang hampir berdekatan dengan minimarket lewat ponselnya

" Semuanya udah siap?" Tanya dirga lagi

" Deby belum turun kak" ucap ayu membuat andini memutar kedua bola matanya

" Kalo dia emang nggak mau ikut, ya udah tinggalin aja" ucap andini ketus membuat aidah yang di sampingnya mengernyit bingung

" Lo apa-apaan sih? Deby itu teman kita yakali kita ninggalin dia aneh banget Lo"

" Terserah" Andini menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa sambil menatap sinis ke arah deby yang baru saja turun dari lantai atas sambil membawa panahan dan di punggungnya terdapat tempat penyimpanan anak panah

Deby turun dengan mata yang bengkak dan wajah yang sedikit pucat membuat aulia bergidik ngeri

" Lo nggak terinfeksi virus kan deb?" Hamka yang mendengar itu seketika menatap deby yang menatapnya dengan pandangan sayu

" Kalo deby terinfeksi, bola matanya itu nggak normal kek sekarang" Aulia mangut-mangut mendengar penjelasan hamka dan segera memasang cengiran ya

" Hehe maaf yee deb, soalnya muka lo kek mayat hidup sih" deby tersenyum tipis dan menatap ke arah putra yang enggan menatapnya membuat deby tersenyum getir

" Gue pinjam panahan lo Kin" kindi mengangguk dengan mulut penuh dengan roti

" Pelan-pelan makannya ihh" protes ayu membuat kindi mengapitkan kepala ayu di ketiaknya membuat cewek itu meronta

" Kita bakalan ke kantor bokap lo deb" ucap ocha membuat deby terdiam

" Kalo gitu mari kita berangkat" ucap putra sambil menggandeng tangan inggrit untuk ikut ke arahnya membuat inggrit merasa tidak enak ke deby yang terus menatapnya

•••

" Gila hancur banget kantornya"

Ucap ikram saat mereka semua sudah berada di depan kantor polisi yang sudah hancur berantakan

Mobil-mobil dan kendaraan lainnya terlihat rusak dan begitu berantakan menghalangi beberapa jalan yang berada di sekitarnya

" ayo kita masuk, dan sebagian di dalam mobil saja, biar gue, putra dan dirga yang masuk" ucap fauzan dan diangguki oleh semuanya

Mereka bertiga pun dengan perlahan mulai memasuki kantor polisi itu dengan berjalan mengendap-endap

Yang berada di mobil tidak sadar saat ada salah satu dari mereka yang keluar dari mobil secara perlahan dan memasuki kantor polisi itu dari pintu belakang





" GRRHHH" geraman zombie mulai terdengar saat mereka melewati sebuah ruangan

Mereka mendobrak pintu ini dan putra dengan cepat menusuk leher zombie itu menggunakan pisau lipat yang selalu dibawanya

" Cepat ambil senjata yang bisa kita pake" perintah putra dan di angguki oleh semuanya

Dirga dengan cepat mengumpulkan senjata itu dalam karung yang sudah dia bawa dari rumah kindi

Sedangkan Fauzan berjalan mendekati putra yang hanya menatapnya dengan pandangan datar

" Lo salah paham" putra mengangkat alisnya satu saat mendengar perkataan Fauzan

" Deby cinta sama lo, mungkin lo emang dengar perkataan gue yang bilang cinta sama dia dan deby balas ucapan cinta gue" tangan putra mulai terkepal saat mendengar Fauzan mengungkit kejadian yang dilihatnya malam kemarin

" Lo nguping pembicaraan gue sama dia. Tapi, lo nggak dengar sampe abis perkataan deby, dan lo malah nyimpulin sendiri dan akhirnya pergi ninggalin deby yang masih ingin nyambung perkataan dia, dan bahkan  karena kesalahpahaman lo itu deby dibenci sama sahabatnya sendiri" ucap Fauzan membuat putra bangkit berdiri dari duduknya

" Lo bilang apa tadi? Deby cinta sama gue?" Tanya putra membuat Fauzan menganggukkan kepalanya

" Cinta dia buat gue itu udah nggak ada, karena gue yang tiba-tiba ninggalin dia, dan sekarang rasa cinta dia yang sebenarnya itu buat lo hanya buat lo"

Dirga yang mendengar itu hanya bisa tersenyum saat melihat putra yang terlihat panik karena sudah salah paham sama deby dan memilih mengacuhkan cewek itu

" Ayok kita keluar, gue udah ambil semuanya" ucap Dirga sambil menunjukkan karung yang berisi beragam senjata api dan senjata tajam

Mereka pun dengan segera meninggalkan tempat itu dan memasuki mobil yang masih terparkir di luar

Putra mencari keberadaan deby yang tadi duduk di bangku ketiga bersama Hamka dan juga kindi. Tapi, dia sama sekali tidak menemukan keberadaan cewek itu

" Deby dimana" tanya putra membuat semuanya mencari keberadaan deby

" Deby nggak ada kak" putra mengumpat dan segera keluar menuju ke arah mobil yang berada di belakangnya

" Deby ada sama kalian?" Tanya putra membuat semuanya menggelengkan kepalanya

" Arghh deby kamu dimana?"

" ARGGHHHH" Teriak seseorang dari lantai atas kantor polisi itu membuat semuanya terdiam

" DEBY"

Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang