" kalian keluar pelan-pelan jangan sampai kalian buat keributan" peringat ahkam dan kembali mengintip daerah lapangan
ahkam dengan jelas bisa melihat betapa hancurnya lapangan sekolah yang kini dilihatnya, banyak darah yang berceceran di tanah membuat cowok itu dengan segera menutup mulutnya dan berbalik ke arah yang lainnya
" lo kenapa?" tanya fauzan yang melihat wajah ahkam yang tiba-tiba pucat pasi
fauzan ikut mengintip saat sudah menyingkirkan tubuh ahkam yang menghalangi arah pintu membuat cowok itu tertawa geli
" Takut darah lo? Alay banget"
" Bacot lo, huekk" balas ahkam sambil memuntahkan cairan yang tiba-tiba keluar dari mulutnya. Aulia yang berada tepat di belakang ahkam dengan segera melototkan matanya saat melihat cairan yang keluar dari mulut ahkam sedikit mengenai bajunya
" Astaga kak, baju saya ihh" Aulia memukul ahkam berkali-kali membuat cowok itu hanya diam karena masih merasa mual
" KAK WEE"
" HUSSTT" Aulia menutup mulutnya saat melihat tatapan mata semua temannya mengarah ke arahnya dengan bola mata yang nyaris keluar
" Iyaa gue diem, bawel amat" sungut aulia sambil melemparkan tatapan tajamnya ke arah ahkam
" Ayo kita keluar, ahkam lo udah mendingan kan?" Tanya fauzan saat melihat ahkam yang berdiri
" Udah" Fauzan mengangguk dan segera menyembulkan kepalanya ke luar pintu
Keadaan lapangan hening membuat Fauzan menarik nafas lega dan segera memberi isyarat ke yang lainnya untuk segera mengikuti langkahnya
Fauzan berjalan duluan memimpin langkah anak-anak muridnya itu disusul hamka, rani, aidah, ayu, kindi, Fira, aulia, andini, ikram, inggrit, ahkam, dan terakhir deby yang tengah serius memegang balok dengan kuat. Suara jeritan masih terdengar di telinga mereka semua membuat bulu kuduk mereka perlahan-lahan berdiri
Fauzan dengan langkah hati-hati bergerak maju diikuti oleh semua yang berada di belakangnya. Saat sampai ke arah tangga yang menghubungkan koridor ruang kurikulum Fauzan dikagetkan dengan kemunculan dua zombie yang tengah menggigit salah seorang guru mata pelajaran
" Tolong...tolong saya ARGHHHH" Fauzan menatap sendu ke arah guru itu yang kini tengah terinfeksi sama seperti mayat hidup yang lainnya
" Pak Syarief" batin Fauzan dengan tatapan nanar ke arah pak Fauzan guru PKN nya semasa SMA dulu
Fauzan bernafas lega saat melihat para zombie itu meninggalkan area kurikulum dan meninggalkan mereka yang masih bersembunyi di balik tembok kelas 10 IPS.
Dengan langkah hati-hati fauzan menginjak tangga bertehel putih itu membuat semua yang berada di belakangnya mengikuti langkahnya dengan berhati-hati juga. Namun...
Krek...
tanpa sadar Fauzan menginjak botol kemasan minuman membuat para zombie itu kembali ke tempatnya tadi. Dengan cekatan Fauzan menyembunyikan tubuhnya ke arah tembok kelas 10 IPS dengan nafas yang tidak beraturan
"Ggrrhhh" suara geraman zombie itu perlahan semakin menjauh membuat Fauzan dan yang lainnya bernafas lega
Fauzan pun meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya mengisyaratkan semuanya untuk diam dan lebih berhati-hati membuat hamka juga melakukan isyarat itu ke rani sampai ke ahkam yang memberi isyarat itu ke deby.
"Hussttt"
Deby juga melakukan isyarat itu sambil tersenyum. Namun, saat berbalik ke arah orang yang dia beri isyarat tadi tubuh deby seketika menegang. Deby menepuk bahu ahkam membuat cowok itu mendelik kesal.
" Kenapa sih?"
Deby masih setia menatap sosok bermuka hancur di hadapannya membuat ahkam tiba-tiba keringat dingin saat melihat sosok itu
" Halo jombie, bisa nggak muka lo digantengin dikit aja? Biar gue nggak ketakutan gitu hehe" ahkam menepuk jidatnya saat Deby malah mengajak zombie itu mengobrol
" Nihh cewek stres kali yaa"
Jangan lupa vommentnya ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Stadt-Zombie
Short Storyapa yang akan terjadi jika tempat kalian menuntut ilmu adalah tempat yang akan membuat kalian bertemu dengan makhluk aneh? lalu, bagaimana perasaan kalian jika semua orang terdekat kalian adalah korban? apakah kalian akan membiarkan mereka berkeliar...