25

1.2K 98 0
                                    

Deby menangis sesengukan saat melihat ruang kerja papanya yang penuh dengan darah yang begitu bau amis

Dia mengambil sebuah figura foto yang menampilkan gambar papa, mama dan juga dirinya saat masih kecil yang kacanya sudah pecah. Dia mengecup dengan sayang figura itu dan mengusapnya perlahan

" Papa dimana?" Tanya deby sendiri saat melihat koridor luar terlihat gelap

Dia dengan cepat mengambil sesuatu yang berada di laci bawah meja ayahnya sambil menunduk berusaha mengambil benda itu untuk dibawanya

Namun, tanpa dia sadari ada satu zombie yang berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah yang terseok-seok dengan seragam kepolisian yang sudah robek-robek melekat di tubuhnya. Erangan kecil terdengar dari mulut zombie itu membuat deby tidak mendengarnya sedikit pun

Deby masih sibuk mencari benda yang papanya pernah simpan di bawah laci itu. saat sudah menemukannya deby tersenyum lebar. Namun, kakinya ditarik paksa membuat tubuh deby tertarik ke belakang

Tubuh deby terasa sakit, dia pun membalikkan tubuhnya dan seketika menegang saat melihat zombie itu berdiri di atas perutnya. Membuat tubuhnya semakin terasa sakit

Deby meronta-ronta melepaskan diri dari kungkungan zombie itu dengan cara menggerakkan kedua tangan dan juga kakinya yang kini di duduki oleh zombie itu. Deby melirik ke arah nametag zombie itu membuat tubuh deby seketika menegang

Zombie itu menggeram kecil saat merasakan sentuhan tangan menyapu pipinya dengan lembut membuat zombie itu seperti tersadar dan kembali bertingkah seperti manusia.

" Papa hiksss" Isak deby membuat zombie itu hanya menatapnya dengan kedua bola matanya yang belum seluruhnya berwarna abu-abu

" Hikss nggak mungkin" Deby mengalungkan kedua lengannya dileher zombie itu dan mendekatkan wajah zombie yang hancur itu ke arah wajahnya

Deby mengecup sekilas pipi zombie itu dengan mata terpejam membuat zombie itu mengerang kesakitan

Ggrrhhh...

Kedua bola mata zombie itu perlahan berubah menjadi warna abu-abu dan zombie itu juga perlahan mulai mengeluarkan geraman menakutkannya. Namun, deby sama sekali tidak takut

GGRRHHH

GGRRRHHHH

Deby memejamkan matanya saat zombie itu mencekik lehernya menggunakan tangannya yang mengeluarkan darah dan dagingnya yang sudah tercabik-cabik. Saat deby menutup matanya dengan cepat dia melihat zombie itu mendekatkan wajahnya ke arah lehernya

Dorrrr....

Deby membelakkan matanya saat merasakan cairan amis mengalir ke arah pipinya. Dia dengan segera membuka matanya dan terkejut saat melihat wajah papanya berdarah karena sebuah peluru yang menembus kepalanya

"DEBY!!!" Deby bisa merasakan seseorang menendang tubuh papanya yang berada di atas tubuhnya dan menariknya masuk ke dalam pelukan seseorang

" Deby" deby mendongak dan melihat putra yang kini tengah menangis memeluknya

Deby terisak dan dengan kasar mendorong tubuh putra saat melihat tubuh papanya yang kaku karena habis di tembak oleh putra menggunakan pistol

" PAPA" Deby mengguncang tubuh papanya yang kaku sambil menangis meraung-raung memanggil papanya

" NGGAK, PAPA JANGAN TINGGALIN DEBY PAH!, PAPA BANGUN!"

" DEBY UDAH!" ucap putra sambil berusaha memeluk Deby

" NGGAK LO UDAH BUNUH PAPA GUE, PAPA BANGUN PAH! HIKSS PAPA" putra menarik paksa tubuh deby dan segera menenangkannya

" Tenang deb" ucap putra sambil berusaha menenangkan deby yang masih meronta-ronta di pelukannya

" NGGAK, LO PEMBUNUH, LO BUNUH PAPA GUE, LO JAHAT, GUE BENCI SAMA LO" tangan deby berusaha melepaskan pelukan putra yang terus berusaha mendekapnya

" Deb tenang deb, dia bukan papa lo, dia udah terinfeksi"

" NGGAK, PAPA GUE BELUM MATI, LEPASIN GUE. GUE NGGAK MAU SENDIRI GUE MAU SAMA PAPA GUE"

" DEB DIEM!" Deby terdiam saat mendengar suara bentakan putra. Deby terisak membuat putra menarik tubuh deby ke pelukannya

" Lo nggak sendiri, ada gue disini dan juga teman-teman lo yang lain" deby menggelengkan kepalanya menjawab perkataan putra

" Lo menjauh dan gue nggak mau sama lo" ucap deby lirih membuat putra tersenyum tipis

" Gue bukan menjauh gue cuma salah paham sama lo, dan sekarang semuanya udah jelas dan gue nggak bakalan jauhin lo, gue cinta sama lo" ucap putra dan kembali memeluk tubuh deby

" Ayok kita keluar, yang lainnya pada khawatir sama lo" deby mengangguk dan mengikuti putra yang kini berjalan di depannya sambil memegang tangannya

•••

" Gue khawatir sama deby" ucap andini sambil menggigit jarinya

" Katanya tinggalin deby aja, kok sekarang khawatir?" Ucap ayu sinis membuat andini menundukkan kepalanya

" Gue cuma emosi aja"

" Iyaa lo boleh kok emosi, tapi jangan sampe ngomong kek gitu juga" ucap Fira membuat andini menganggukkan kepalanya

" DEBY" Teriak aidah saat melihat deby dan putra berjalan menghampiri mereka

Mereka semua mendekati deby dan mulai memeluk deby yang kembali menangis

" Lo nggak papa kan?" Tanya aulia membuat deby menggelengkan kepalanya

Deby yang melihat andini yang berada di depannya dengan segera menghampiri cewek itu dan tersenyum ke arahnya

" Maafin gue yaa"

Andini menangis dan menggelengkan kepalanya mendengar penuturan maaf yang diucapkan deby

" Gue yang seharusnya minta maaf bukan elo, maafin gue yaa" deby tersenyum dan akhirnya memeluk tubuh deby diikuti cewek-cewek yang lainnya yang berada di belakang mereka

" Boleh ikutan meluk nggak?" Tanya hamka membuat cowok yang lainnya menatapnya dengan datar

Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang