12

1.6K 134 0
                                    

" Lo denger suara langkah kaki yang berlarian nggak put?" Tanya dirga yang kini tengah memandang ke arah putra

" Kayaknya ada yang selamat, kita harus liat siapa tau ada deby diantara mereka" putra beranjak berdiri dan segera keluar dari tempat persembunyiannya yang berada di bawah tangga menuju ke atas lab fisika

" Pelan-pelan put elah" dirga mendengus membuat putra memutarkan kedua bola matanya

" Jangan aneh"

" Gue nggak aneh"

" Lo mau gue tusuk pake nih besi?"

Dirga menelan salivanya kasar dan dengan cepat menggelengkan kepalanya membuat putra tersenyum miring

" Nggak usah takut, gue nggak mungkin ngelakuin hal itu ke sohib gue" dirga menghembuskan nafas lega dan segera mengikuti langkah putra yang kini menaiki anak tangga satu per satu

" Lo tau kenapa bisa jadi kek gini nggak put?" Tanya dirga saat langkahnya mulai beriringan dengan putra

" Nggak tau, ini semua kayak mimpi buat gue"

" Apalagi gue" putra menarik tangan dirga dan segera bersembunyi di balik tembok saat melihat sosok zombie dengan jilbab yang sudah tidak terbentuk di kepalanya

" Tahan nafas Dir " Dirga mengernyit bingung mendengar perintah putra. Namun, tanpa disuruh dua kali dirga segera melakukan perintah dari putra

Zombie itu pun dengan perlahan berjalan meninggalkan putra dan dirga yang masih memepetkan tubuhnya dibalik tembok

" Kok harus tahan nafas?"

" Lo liat zombie itu jalannya pelan banget kan?" Dirga mengangguk membuat putra kembali bersuara

" zombie seperti itu adalah zombie yang tidak terlalu agresif, atau kemungkinan lainnya dia adalah seorang wanita tua atau pria tua yang digigit zombie. Namun, karena faktor umur membuat mereka tidak terlalu agresif menggigit manusia, jadi untuk ngelabui zombie kek gitu, Lo tinggal nahan nafas lo aja"

" Ohh okee gue ngerti"

•••

" Kita sembunyi disini aja, gue yakin disini aman" ucap ikram saat selesai menutup pintu lab fisika

Semua cewek yang berada di dalam lab itu saling berpelukan sampai-sampai ada yang menangis

" Trus deby gimana?" Tanya andini membuat mereka yang berada disitu seketika merasa kehilangan

" Masa kita enak-enakkan disini. Sedangkan deby di bawah ngelawan monster jelek itu" andini tambah keras menangis membuat hamka yang berada tepat di sampingnya dengan segera mengambil kertas, menggulungnya dan memasukkannya didalam mulut Andini agar cewek itu diam

Andini yang tidak siap menerima perlakuan hamka terbatuk-batuk saat merasakan gumpalan kertas itu sampai ke dalam tenggorokannya.

" Jahat anjirrr"

" Lo sih berisik"

" Tapi gue khawatir sama Deby"

Fauzan yang mendengar itu seketika menundukkan kepalanya karena tidak bisa melindungi deby yang kini mungkin tengah melawan para zombie itu. Dia meremas kedua tangannya sendiri dengan rahang yang mengatup keras membuat ahkam yang melihat itu dengan segera menepuk bahunya pelan

" Gue yakin dia pasti selamat, dia cewek yang berani Zan" Fauzan tersenyum dan menghembuskan nafasnya secara perlahan

" Hati-hati deb"

Suara pintu yang terdengar di dorong keras dari arah luar membuat semua yang berada di dalam berjengkit kaget dan memilih bersembunyi di bawah kolong meja lab

Ahkam, Fauzan, Hamka, kindi, dan ikram sudah bersiap-siap melawan zombie itu dengan tangan yang sudah memegang balok kayu masing-masing

BRAK...BRAK...BRAK...

Engsel pintu itu terlepas membuat hamka seketika merasakan dahinya bercucuran keringat dan kakinya terasa gemetar. Namun, itu semua tidak digubrisnya. Ayu yang bersembunyi di bawah kaki Hamka mengendus pelan saat mencium bau menyengat di sekitarnya

BRAK...BUGHHH...

" AWWHH SAKIT WEE" ikram membuka mulutnya lebar-lebar saat melihat yang dipikulnya adalah mantan ketua osisnya dulu Dirga Osama. Sedangkan, ocha yang dipukul hanya bisa meringis kesakitan

" Mati gue" (ikram)

" Gila sakit banget" (dirga)

" Untung bukan gue yang dobrak pintu" (Putra)

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang