45

977 65 0
                                    

Di ruangan gelap dengan cahaya yang minim. Seorang cowok tengah tertidur dengan tubuh yang terikat di atas kursi. Entah berapa lama dia tertidur intinya sudah sejam dia hanya mampu menutup kedua matanya

Dengan perlahan cowok itu membuka matanya dan terkejut saat melihat seorang cewek tengah terikat disebuah kursi yang didudukinya

" Deby?" Panggil cowok itu namun sama sekali tidak di dengar oleh cewek itu yang ternyata adalah deby

" Deb! deby bangun deb!"

" Ternyata dia deby? Sahabat kecil yang paling kamu sayangi itu? Ketimbang adikmu sendiri?" Cowok itu menoleh dan menyipitkan kedua matanya saat melihat siluet tubuh seseorang dari gelapnya ruangan

" Anda siapa?"

" Kau tidak mengenal ayahmu sendiri saleh?"

Saleh yang mendengar itu dengan segera membelakkan kedua matanya. Dia meronta-ronta berusaha melepaskan tubuhnya yang terikat kencang di kursi yang di dudukinya

" Ayah mau apa?"

" Cihh! Jangan memanggilku dengan sebutan itu, aku bukan ayahmu, panggil aku profesor salman" saleh menatap nanar ke arah pria paruh baya itu yang ternyata adalah profesor salman

" Ayah? Kenapa ayah sangat membenciku?"

" Itu karena kau hadir dan mengacaukan harmonisnya keluarga kecilku anak haram" saleh terkejut mendengar perkataan pria paruh baya yang dipanggilnya ayah itu

" Anak haram? Apa maksud ayah?"

Profesor salman tersenyum miring dan terus berjalan mendekat ke arah saleh dan menepuk bahu cowok itu dengan pelan

" Kau mau tau?, Aku ku ceritakan sedikit kisah tentang anak haram yang mengacaukan sebuah rumah tangga yang sangat sangat harmonis"

Flashback on :

" Dimana dia sekarang? Aku ingin bertemu dengannya dan mengajaknya untuk tinggal di rumahku" profesor Salman menghentikan langkah kakinya saat mendengar istrinya menelepon seseorang dengan suara yang setengah berbisik

" Siapa yang dia telepon itu? Kenapa secara diam-diam?"

" Baik, aku akan menjemput anakku dan membawanya pulang bersamaku" profesor Salman segera bersembunyi dibalik tembok saat mendengar suara pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok istrinya yang terlihat buru-buru

" Mau kemana dia?"

Profesor salman memasuki kamarnya untuk mengecek sesuatu di dalamnya. Namun, dia sama sekali tidak menemukan sesuatu yang bisa menjawab kebingungannya. Hingga, dia menemukan secarik kertas yang terjatuh di lantai dan kemudian mengambilnya untuk dia baca

" Panti asuhan kasih ibu? Ada apa dengan panti ini?"

Oeek...oeek...oeek...

Profesor salman meletakkan kertas itu dan segera menuju ke kamar sebelah, tempat putri kecilnya tertidur

" Cup...cup salsa sayang jangan nangis yaa, ada ayah disini sayang" bayi kecil bernama salsa itu pun terdiam dan akhirnya tertidur kembali di gendongan ayahnya membuat profesor salman tersenyum kecil melihat putri kecilnya yang tertidur kembali








Sudah sejak siang, istri profesor salman belum juga pulang hingga larut malam. Profesor salman sudah berulang kali menghubungi nomor sang istri. Namun, nomor sang istri tidak dapat di hubungi membuat profesor salman merasa cemas

" Assalamualaikum" ucap seorang wanita dari balik pintu membuat profesor salman tersenyum sumringah. Namun, senyum itu pudar dan terganti dengan raut wajah kebingungan dari pria itu saat melihat istrinya menggandeng seorang anak laki-laki

" Dia siapa Bun?"

" Emm dia...dia"

" Bun apakah dia ayahku?" Tanya bocah laki-laki itu sambil menunjuk profesor salman yang mematung

" Dia...hufftt iyaa sayang dia ayahmu" profesor salman membulatkan matanya saat mendengar perkataan istrinya itu

" Benarkah? Ayah, saleh kangen" profesor salman mengeraskan rahangnya saat tidak mendapatkan jawaban apapun dari istrinya yang kini tengah memandangnya dengan wajah yang penuh rasa bersalah

" Dia anak siapa Elina?" Wanita itu menundukkan wajahnya membuat profesor salman emosi

" ELINA DIA ANAK SIAPA HAH?" saleh yang masih memeluk profesor salman terlonjak kaget saat mendengar suara bentakan itu. Dan segera berlari ke arah elina

" Dia anakku dengan mas Fadly"

" A...a...apa?" Kaget profesor salman membuat elina tidak sanggup menatap wajah suaminya itu

" Tapi? Keanpa bisa?"

" Aku hamil mas, sebelum aku nikah sama kamu" bagai tersambar petir di siang hari, tubuh profesor salman terasa lemas mendengar penuturan istrinya itu

" Dan aku minta tolong banget sama kamu, buat nerima saleh dan anggap dia seperti anak kamu sendiri"

" NGGAK, AKU NGGAK MAU NERIMA DIA BAHKAN NGANGGAP DIA SEBAGAI ANAK AKU"  profesor salman berlari menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya

" Bun, ayah kenapa marah-marah? Saleh takut liatnya" lirih saleh kecil sambil memeluk pinggang ibunya

" Ayah lagi ada masalah, kamu mau ikut bunda liat adik kamu?"

" Mau, dimana Bun?"

" Dia ada di kamar, ayo ikut bunda" saleh kecil mengangguk dan segera berlari kecil mengikuti langkah bundanya yang kini memasuki sebuah kamar

Sakeh kecil terlihst begitu bahagia saat melihat seorang bayi perempuan tengah meringkuk diatas kasurnya. Elina Aung melihat itu tersenyum sambil mengelus kepala saleh dengan sayang

" Kamu disini dulu yaa, bunda mau ke kamar"

" Oke Bun"









Wanita itu memasuki kamarnya dan melihat kamarnya yang terlihat sangat berantakan. Dia bisa melihat suaminya duduk di tepi kasur membelakanginya membuat wanita mendekat ke arah kasur

" Mas..."

" Kamu berkhianat Elina"

" Mas, aku harus apa? Aku juga bingung ingin melakukan apa. Tapi, saleh dia juga anak kandungku" profesor salman mengeraskan rahangnya dan segera beranjak berdiri dari duduknya

" USIR ANAK HARAM ITU DARI SINI ELINA!"

" NGGAK MAS, AKU NGGAK MAU DIA JUGA ANAK KANDUNG AKU"

" DIA BENALU DALAM KELUARGA KITA ELINA, CAMKAN ITU!"

" TAPI MAS, ARRGGHHH" Elina menjerit saat profesor Salman mencengkram keras kedua pipinya

" Aku akan membunuh anak haram itu" ucap profesor salman dan segera membuka laci untuk mengambil sebuah pistol. Saat mendapat apa yang dia cari, profesor salman dengan gerakan cepat keluar dari kamar. Elina yang melihat itu dengan segera berlari mengikuti suaminya yang tengah menuju ke kamar sebelah

Jangan lupa vommentnya ☺️

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang