20

1.3K 117 0
                                    

" padahal kita rencananya akan ke rumah rani. Tapi, ternyata kejadian kek gini ngerenggut semuanya" lirih Fira yang masih terisak membuat dirga yang duduk di sampingnya menghembuskan nafasnya secara perlahan

Sedangkan aidah terus menatap ke arah luar jendela mobil itu dengan air mata yang terus menetes membasahi kedua pipinya membuat aulia yang berada di sampingnya menggenggam tangannya sambil mengelusnya dengan perlahan

Dirga melirik ke samping saat melihat Fira terus mengusap kasar air matanya yang masih berjatuhan di kedua pipinya. Dirga menarik wajah Fira untuk menghadap ke wajahnya dan dengan lembut menghapus air mata yang membasahi pipi cewek itu

" Kejadian seperti ini bakalan terjadi, jadi lo mau siap ataupun tidak siap lo harus terima semuanya dengan ikhlas, paham?" Fira mengangguk mendengar penuturan dirga, dengan perlahan dirga segera memeluk cewek itu dan Fira pun membalas pelukan dirga sambil mengeratkan kedua tangannya di pinggang dirga

Dirga mengusap jilbab yang dipakai Fira membuat cewek itu merasa sedikit tenang.










Sedangkan di mobil lainnya, putra terus melirik hamka dari kaca spion yang sedari tadi hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan datarnya

Putra menghela nafasnya saat melihat juniornya itu terus menatap kosong ke arah jalanan yang tengah mereka lewati.

" Jangan melamun hamka, Lo ikhlasin rani, gue yakin sebelum lo ngungkapin perasaan lo ke dia, dia udah tau kalo lo cinta sama dia" ucap putra membuat deby dengan cepat meliriknya dengan tatapan bertanyanya

Putra yang melihat ekspresi deby hanya mengulurkan tangannya dan mengelus puncak kepala deby

" Jadi, kita ke rumahnya siapa?" Tanya putra menghapus keheningan yang sempat terjadi di antara mereka semua

" Ke rumah gue aja kak" usul kindi dan di angguki semuanya membuat putra segera menjalankan mobilnya ke arah selatan dan diikuti dengan mobil Fauzan yang berada tepat di belakangnya











" Aku masih bingung deh dengan kejadian ini, kok bisa kek gini ya?" Tanya azmi saat melihat semuanya terdiam

" Berawal dari deby yang liat makhluk aneh di hutan belakang sekolah yang ternyata itu adalah seseorang yang sudah terinfeksi virus zombie itu" jelas andini membuat azmi mangut-mangut

" Sebelum aku dan aban masuk ke dalam gerbang sekolah kalian, dari luar aku udah liat makhluk itu yang berusaha masuk lewat samping sekolah"

" Kok lo nggak bilang sih? Kalo kek gitu kan, kita bisa pergi dari sekolah itu buat nyelamatin diri kita dan pak anwar mungkin masih ada sama kita sekarang" jelas aban membentak azmi membuat aidah yang mendengar itu emosi

" Kalo lo emang mau nyelamatin diri lo sendiri, lo bisa kok keluar dari sini dan pergi dari kota ini buat nyelamatin diri lo, kita semua nggak butuh orang yang lebih mentingin diri sendiri kayak lo"

Aban yang mendengar itu naik pitam, rahangnya mengatup dengan keras mendengar ucapan aidah yang seolah-olah mengatainya lebih mementingkan diri sendiri

" Sepertinya kota dan juga sekolah lo itu dikutuk sama Allah karena menampung orang-orang bodoh seperti lo, yang seenaknya ngatain orang tanpa bukti yang jelas"

" Oh yaa? Kalo sekolah gue terkutuk itu semua karena lo datang di sekolah gue"

" Lo itu"

" BISA DIEM NGGAK?" bentak Fauzan sambil memukul setir membuat semuanya menatap ke arahnya

" Di sini nggak ada yang salah, gue yakin ada yang berusaha ngancurin kota ini dan semuanya berawal dari SMAN 12" ucap fauzan dengan tatapan tajamnya









" Pak virus zombie itu ternyata pertama kali menular di sekolah putri bapak, dan menurut informasi yang saya dapat putri bapak sama sekali tidak di temukan di sana" ucap seorang anggota polisi terhadap atasannya yang tengah memandang kehancuran kota lewat kamera pengintai yang berada di setiap sudut jalanan

" Siapa yang tega melakukan ini semua?" Tanya komandan kepolisian itu sambil memegang kepalanya yang sedikit berdenyut

BRAK...BRAK...BRAK...

GGRRHHH

" Pak sebagian anggota yang lainnya sudah terinfeksi virus itu pak, dan sekarang mereka sudah merusak segala fasilitas kantor kita untuk berusaha masuk ke sini"

" Mari siapkan senjata kalian" ucap komandan itu sambil memakai topi kepolisiannya dengan tangan yang memegang senjata api

Mereka pun berjalan mengendap-endap. Namun, saat ingin berbelok menuju ke arah pintu luar, tubuh komandan kepolisian itu dengan segera di tindih salah satu zombie dan dengan cepat zombie itu menggigit tangannya yang berusaha menghalangi wajah zombie itu yang mendekat ke arahnya

Anak buah kepolisiannya dengan cepat mengambil pistol yang berada di belakang celananya. Namun, dengan cepat zombie menyerangnya dari arah belakang membuat dia berteriak kesakitan

Dengan perlahan warna coklat mata komandan kepolisian itu berubah menjadi warna abu-abu, sebelum semuanya terlambat dia segera mengambil ponselnya dan menghubungi putri tercintanya

Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang