26

1.2K 97 5
                                    

Ayu yang melihat deby hanya termenung dengan segera menarik kepala deby dan memeluk tubuh cewek itu

" Kita semua turut berduka deb"

Hamka, kindi, dan ikram yang berada di belakang mereka pun ikut merasa sedih dan kehilangan saat mengetahui semuanya dari putra

" Padahal bokap lo udah janji bakalan ngajarin gue buat jadi polisi yang berwibawa deb, tapi ternyata...ternyata...ternyata"

Tuk...

" Awhh shh sakit kindi" gerutu Hamka sambil mengelus kepalanya yang dijitak kindi

" Pe'ak lo, orang lagi sedih lo masih sempat-sempatnya bercanda"

" Siapa yang bercanda sih?"

" BACOT" Hamka terdiam saat mendengar ayu membentaknya

Sedangkan saleh yang berada di belakang menatap sendu ke arah deby yang masih terlihat sedih karena kepergian papa nya

" Maafin kesalahan ayah gue deb" batin saleh dan perlahan mengelus kepala deby dari arah belakang

Deby mengenggam benda yang sempat diambilnya tadi di bawah lemari penyimpanan berkas-berkas penting papa nya dan kemudian mengenggamnya dengan erat

Putra terus membawa mobil yang dipakainya menuju ke arah rumah fira yang berada di dekat SMP nya dulu

Sekitar lima kilometer lagi putra bisa menemukan rumah fira yang berada tepat di depan sebuah kantor pos yang berada tidak jauh di jalan raya

BRAK...

GRRHHH

Putra dan yang lainnya yang berada di dalam mobil itu sontak kaget saat melihat satu zombie jatuh dari atas dan mendarat di atas kap mobil itu

Andini yang berada paling depan sontak teriak saat melihat zombie itu memamerkan giginya yang dipenuhi darah. Sedangkan hamka sedari tadi terus menggosok bulu-bulu tangannya yang tiba-tiba berdiri karena melihat pemandangan di depannya

" Kak jalan kak!" Perintah kindi membuat putra segera menstater mobil itu. Tapi, mesin mobil itu tidak bisa di nyalakan membuat semuanya gemetar

" Anjuuu, mereka semakin dekat" ucap ikram saat melihat ada sekitar enam zombie yang berjalan mendekat ke arah mobil mereka

GRRHHH

BRAK...BRAK...BRAK...

" Diem monyet" gerutu hamka saat melihat para zombie itu terus memukul kaca mobil

" Mereka zombie bukan monyet" saut ikram membuat ayu yang panik dengan segera memutar kedua bola matanya

" Kalian itu biar lagi bahaya sempat-sempatnya bercanda yaa, herman gue"

" Heran ayu, bukan herman, elo juga sempat-sempatnya bercanda" ucap andini sambil mengatur nafasnya membuat ayu menggaruk pipinya yang tidak gatal

" Ini gimana kak?" Tanya saleh yang lebih normal dari laki-lakinya yang lain

" Kita harus keluar dan ngehajar mereka" saleh mengangguk sedangkan putra bersiap-siap membuka pintu

BRAK...BUGH...

Putra membuka pintu mobil dengan keras membuat zombie yang berada dekat pintu tadi terlempar dan jatuh terduduk di aspal. Putra segera turun diikuti dengan saleh, ikram, kindi, dan hamka yang tengah gemetar ketakutan.

Mereka masing-masing membawa senjata tajam di genggaman mereka. Para zombie itu dengan segera menyerang mereka berlima. Namun, sebelum mendekat mereka segera meloloskan satu peluru menembus ke kepala zombie itu hingga hancur.

Dorrrr...

Namun, mereka tidak sadar saat ada sepuluh zombie yang berlari ke arah mereka yang masih sibuk melenyapkan zombie yang berada di depan mereka

Dirga, fauzan, ahkam, aban, dan Azmi ikut turun saat melihat teman-temannya yang lain yang kesulitan melawan zombie itu yang kini jumlahnya semakin bertambah

" ARGHHHH"

" AHKAM" tubuh ahkam mengejang saat zombie itu memeluknya dari belakang dan menggigit lehernya

Tubuh ahkam jatuh meluruh saat keseimbangan tubuhnya perlahan-lahan mulai hilang. Ahkam merintih kesakitan sambil memegang lehernya

Putra melemparkan bom yang berukuran kecil dan segera menyuruh teman-temannya untuk menjauh dari tempat itu

BOMMM...

GRRHHH

ARGGHHHH

Putra dan dirga saling berpelukan dan tersenyum kemenangan. Namun, mereka segera berbalik saat mendengar teriakan azmi dan juga Aban

" ABANG!!!" putra menahan azmi sedangkan Fauzan menahan aban yang tengah terisak melihat ahkam yang perlahan demi perlahan berubah wujud menjadi zombie

Urat-urat di leher dan tangannya keluar, warna bola matanya yang berwarna coklat perlahan-lahan berubah menjadi warna keabu-abuan membuat aban menggelengkan kepalanya

"Aarrgghhh" geraman ahkam membuat fauzan mengeraskan rahangnya tidak tega melihat sahabatnya merasa kesakitan seperti itu

" Grrhh a...pa yang ka...kalian li...hat HAH? CE...PET BU...NUH GU...EE" Ucap ahkam sambil menahan sakit akibat luka menganga yang terdapat di lehernya

" Fauzan...tem...tembak gue...gu...eee, nggak mau... Ja... Jadi...se...perti me..re...ka, FAUZAN CEPET TEMBAK GUE"

" NGGAK , GUE NGGAK BAKALAN LAKUIN ITU" Fauzan menggelengkan kepalanya membuat ahkam menggeram marah

" GRHHH PUTRA TEMBAK GUE"

" TAPI?"

" CEPETAN!!!"

" maafin gue"  lirih putra sambil menodongkan pistol ke arah ahkam yang tengah menutup kedua matanya

Dorrr....

" ABANG!!!"

Dorrr...

Dorrr...

Tembakan yang ketiga kalinya membuat tubuh ahkam terjatuh dengan darah yang mengalir dari arah kepala, dada, dan yang terakhir adalah perutnya membuat azmi dan aban terisak

Sedangkan di dalam mobil dengan diam-diam aulia terisak saat melihat ahkam yang pergi meninggalkan mereka untuk selamanya

" Semoga kakak diterima disisi-NYA, maaf kalo selama ini aku suka buat kakak marah-marah" batin aulia dan segera menghapus air matanya saat melihat inggrit tidak sengaja melihat ke arahnya

Jangan lupa vommentnya 😊

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang