04

2.1K 150 2
                                    

" Hamka, andini jangan lupa sebentar tinggal untuk pelatihan anak kelas 10" putra menyembulkan kepalanya di pintu kelas 12 IPS 3 membuat deby yang duduk di pojok dengan segera menundukkan kepalanya

" SIAP KAK" putra meninggalkan kelas hamka dan andini. Namun, sebelum itu dia sempat mencuri pandang menatap ke arah deby yang seperti enggan menatap ke arahnya.

Putra tersenyum miris dan kembali melanjutkan langkahnya menuju ke tengah lapangan tempat teman-teman alumninya berkumpul

" Gimana? Ada kemajuan nggak?" Tanya dirga dibalas gelengan lesu dari putra

Dirga menepuk bahu putra secara pelan membuat putra tersenyum tipis ke arahnya

" Lo sendiri? Masih betah mendem perasaan lo sendiri?" Dirga melepaskan rangkulannya dari putra dan menatap lurus ke arah lapangan dimana banyak anak kelas 10 yang tengah membersihkan lapangan

" Gue harus apa? Dia itu istimewa otomatis bakalan banyak yang dekat dengan dia"

" Lo jangan mundur donk, Lo harus nyoba, karena kalo lo nggak coba lo nggak bakalan tau hasilnya kayak gimana"

" Gue berinisiatif, kalo lo udah bisa luluhin hati deby, gue bakalan segera nyusul lo" putra mendelik ke arah dirga sedangkan cowok itu menaik-turunkan kedua alisnya

" Kalo gue bisa sih" dirga dan putra tertawa tanpa memperdulikan tatapan tajam dari seorang cewek yang sedari tadi menatap mereka dari samping

" Awas lo deb" gerutu cewek itu dan segera meninggalkan tempat duduknya

•••

" 6,7,8,9,10 yang terlambat jalan jongkok sampai ke sini" teriak putra lantang membuat anak kelas 10 yang terlambat dengan segera mengikuti perintah kakak alumninya itu

" Hari ini kita akan berlatih membuat formasi untuk acara 17 Agustus, untuk itu saya mau kalian berlatih sungguh-sungguh bersama senior-senior kalian"

Semua anak kelas 10 itu mendengarkan penuturan putra dengan seksama. Namun, salah satu diantaranya menatap kagum ke arah cowok yang tengah berdiri

" Ganteng banget sih"

Cewek itu terus menatap putra dengan intens membuat cowok itu tidak sengaja melihat ke arahnya membuat cewek itu gelagapan sendiri

" Kalo begitu, saya serahkan kembali ke ketua umum paksibra"

Hamka selaku ketua umum dari ekskul itu segera maju dan membungkukkan badannya ke putra dan dibalas dengan anggukan pelan dari putra

Semua anak kelas 10 melakukan arahan dari para seniornya dengan sangat baik. Sampai-sampai ada beberapa diantara mereka yang tumbang. Namun, tidak membuat mereka patah semangat untuk melakukan latihan untuk persiapan 17 Agustus nanti

Begitu juga dengan hamka yang sedari tadi terlihat membantu para juniornya agar melakukan gerakan formasi yang benar.

" Tangan yang bengkok tolong diluruskan yang lurus tolong dipertahankan"  ucap hamka sambil memegang tangan junior cewek

" Kalo nggak bisa lurus kak?"

" Nanti gue paluin sampai lurus" cewek itu berjengkit kaget membuat yang lainnya tertawa cekikikan

Para alumni yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar penuturan hamka yang kelewat judes

" Jangan galak-galak hamka, nanti nggak ada cewek yang mau sama lo" ucap putra membuat hamka mendengus pelan

" Kak putra nggak usah gila urusan, urusi aja tuh si deby yang belum balas perasaan kak putra" hamka tersenyum miring membuat putra diketawai oleh teman-teman seangkatannya

" Mampus lo put" putra yang mendengar itu hanya memasang wajah datarnya

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 sore, anak-anak paskibra pun bergegas meninggalkan lapangan. Setelah melakukan doa pulang secara bersama-sama mereka pun dengan segera menuju ke sekret mereka untuk mengambil tas mereka masing-masing

Disaat kelas 10 sudah meninggalkan lapangan kini yang tersisa di lapangan hanya ada putra, hamka, dirga, andini, dan juga aulia.

Awan gelap mulai menyelimuti keheningan di malam hari membuat andini memepetkan badannya ke arah aulia yang tengah asik meminum minuman dinginnya

" Kok perasaan gue nggak enak yaa kak?" Tanya andini ke putra yang sedari tadi hanya sibuk menggambar gambaran abstrak di atas pasir menggunakan ranting pohon yang patah

" Lo mau buang air kali"

Hamka terbahak membuat andini mendengus kesal. Dirga yang melihat itu ikut tertawa kecil.

" Ohh iya, gue baru ingat" aulia membuka suara disaat minumannya sudah habis

" Anak PMR ada kumpul di lab fisika"

Andini membulatkan matanya dan menatap takut ke arah aulia. Putra yang mendengar itu dengan segera mengalihkan perhatiannya ke arah aulia

" Emang siapa-siapa yang di lab?" Tanya putra dengan mimik wajah penasaran

" Sisa aidah ama deby kak, soalnya mereka disuruh bersihin alat-alat PMR di atas"

Putra mengambil ancang-ancang untuk berdiri. Namun, suara intrupsi dari aulia membuatnya mengurungkan niatnya

" Mereka udah turun kak elah" aulia memutar bola matanya membuat putra kembali duduk di tempatnya

•••

" Aidah cepetan dikit napa" deby terus menyenter ke arah bawah tangga sambil menolehkan kepalanya ke arah lab yang masih terang

" Sabar deb, gue mau ngunci nih pintu dulu"

" Ck, lama amat" gerutu deby sambil menyenter ke arah hutan yang berada di samping sekolah yang berada hampir didekat tempat mereka berdiri

Deby terus menyenter hutan yang di tumbuhi pohon-pohon lebat itu,
Saat deby menyenter di balik pohon bambu. Cewek itu tanpa sengaja menyenter sesosok tubuh yang membelakanginya.

Sosok tubuh itu terlihat seperti orang yang kejang-kejang, bajunya robek-robek seperti habis diserang oleh binatang buas, dan yang membuat deby keringat dingin saat melihat kaki dan tangan orang itu dilumuri oleh darah merah yang segar

Deby menahan nafasnya saat sosok tubuh itu perlahan membalikkan badannya. Disaat sosok itu membalikkan badannya dengan segera dia melihat ke arah deby.

Deby berteriak dan segera menarik tangan aidah yang tengah memasukkan kunci lab ke dalam tasnya.

Jangan lupa vommentnya😊




Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang