11

1.6K 139 1
                                    

Deby pergi menjauh dan memisahkan diri dari rombongannya dan berlari menuju ke tengah lapangan membuat ahkam melototkan matanya

" Anjay si deby berani amat sumpah" ahkam berteriak heboh membuat Fauzan yang berada paling depan menengok ke arah ahkam dan tidak melihat keberadaan deby

" Deby mana?" Ahkam menunjuk ke arah lapangan menggunakan dagunya membuat semua yang berada disitu dengan segera menatap ke arah lapangan

" DEBY LO GILAAA" teriak aidah membuat deby melambaikan tangannya

" LO SEMUA PERGI DARI SITU CEPETAN, BIAR GUE YANG NGALIHIN PERHATIAN MEREKA SEMUA" teriak deby membuat empat zombie berjalan terseok-seok ke arahnya dengan muka yang hancur

" DEBY KAMU JANGAN GILA DEB, ITU BAHAYA" teriak Fauzan tidak digubris oleh deby. Malahan cewek itu dengan segera memegang balok yang berada di tangannya dengan kencang dan segera memukulkan balok itu ke arah leher zombie yang berada tepat di hadapannya.

Bughhh...

" Mampus lo" maki deby sambil tersenyum miring membuat ketiga zombie lainnya dengan cepat berlari ke arahnya

Deby memutar tubuhnya membuat kaki kanannya yang melayang mengarah tepat di perut zombie itu membuat zombie itu menabrak dua zombie lain yang berada di belakangnya

Semua yang melihat apa yang dilakukan deby, tanpa membuang banyak waktu mereka segera meninggalkan tempat itu dan berlari ke arah lab fisika yang berada di lantai atas

" SEMANGAT DEBY" ucap hamka dan segera berlari menyusul yang lainnya

•••

" Jangan buat keributan Azmi, telinga mereka itu sangat tajam" peringat aban yang kini tengah berada di belakang Azmi

" Iyaa iyaa" Azmi pun perlahan membuka gerbang kedua sekolah tersebut dan segera melihat keadaan sekolah itu yang jauh dari kata baik-baik saja. Mereka berdua menatap lapangan itu dengan mulut yang menganga

" MATI LO SONO" Azmi dan aban saling berpandangan saat mendengar suara itu. Dengan perlahan mereka pun menuju ke arah lapangan dan melihat seorang cewek yang tengah memukul tubuh zombie itu yang sudah terlihat hancur dengan kulit wajah dan tangan yang tercabik-cabik

Azmi bergidik ngeri melihat itu. Sedangkan aban menatap takut-takut ke arah cewek itu yang kini tengah asik menendang tubuh zombie yang sudah tidak berdaya itu

" Nih cewek tenaganya kek tenaga kuda aje" 

Cewek itu berbalik membuat azmi dan aban terkejut saat melihat wajah dan seragam putih cewek itu berlumur darah membuat aban langsung menelan kasar ludahnya

" Kamu siapa?" Tanya Azmi dengan heran membuat cewek yang dihadapannya menatap bingung kearah mereka berdua

" Lo berdua Azmi dan aban kan? Bintang tamu acara sholawatan di sekolah gue?" Azmi dan aban mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan cewek itu

" Gue deby, kalian belum terinfeksi seperti mereka kan?" Tanya cewek itu lagi yang ternyata Deby sambil mengarahkan balok kayu ke arah Azmi dan aban membuat kedua cowok itu memundurkan langkahnya dengan senyum kikuk

" Kalo gue zombie, muka gue nggak bakalan masih ganteng kek gini tapi udah hancur kayak muka mereka noh" ucap aban membuat deby menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

" Hehe iyaa juga"

" Kamu sendiri?" Tanya Azmi sambil celingak-celinguk melihat keadaan disekitarnya

" Gue rame tadi, tapi temen-temen gue lari semua ke atas lab fisika, ayo kita susulin mereka"

Azmi dan aban mengangguk dan segera mengikuti langkah deby yang kini tengah berjalan mendahului mereka berdua yang masih tertinggal di belakang

" Ehh deb, jangan cepat-cepat jalannya" ucap aban membuat deby otomatis menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba membuat Azmi dan aban ikut berhenti juga

" Lo kenapa?"

"Hussttt diem"

Deby menarik tangan azmi dan aban untuk bersembunyi dibalik tembok yang mengarah ke taman baca. Mereka bertiga bisa melihat banyaknya zombie yang berkeliaran di bagian situ membuat mereka menahan nafas saat melihat zombie-zombie itu mengoyak habis daging manusia yang menjadi mangsanya

" Ngeri ihh"  (Azmi)

" Gimana caranya lewat?" (Deby)

" Untung gue masih ganteng (Aban)

Jangan lupa vommentnya☺️

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang