" gimana keadaan deby?" Tanya putra saat memasuki kamar yang ditempati deby
" Gue udah obatin lukanya kak, kita tinggal tunggu deby sadar aja" ucap aidah membuat putra menganggukkan kepalanya
Putra berjalan mendekat ke arah kasur yang ditempati deby. Aidah yang melihat itu dengan segera berdiri di samping aban. Mempersilahkan putra untuk duduk di tepi kasur
" Maafin gue, karena nggak bisa jagain lo" putra mengenggam tangan deby yang terasa pas digenggamannya
" Put, angel dimana?" Tanya fauzan sambil celingak-celinguk mencari keberadaan cewek itu
" Mati"
Satu kata itu membuat semuanya terdiam. Sedangkan, Dirga hanya mampu menghela napasnya mendengar jawaban temannya itu
" Jadi? Kak putra?" Tanya Fira terpotong saat dirga melototkan matanya ke arah cewek itu bermaksud menyuruh cewek itu untuk diam
" Trus mayatnya?"
" Diurus ama temen-temennya" dirga mengangguk namun sama sekali tidak membuat suasana mencekam itu berhenti
" Kak putra?" Putra menoleh dan menganggukkan kepalanya ke arah andini yang tengah menatapnya
" Gue punya penyakit psycho, gue nggak tau sejak kapan gue ngidap penyakit ini, yang jelas gue jadi agresif ngebunuh orang kalo udah liat darah orang itu ngalir keluar ngotorin baju gue"
Para cewek melebarkan matanya mendengar penuturan putra yang ternyata adalah seorang psycho. Sedangkan, para cowok hanya bisa menyembunyikan keterkejutannya secara diam terkecuali dirga yang sudah mengetahui semua tentang putra
" Gue tau lo semua bakalan takut sama gue. Tapi lo semua jangan khawatir, gue nggak bakalan nyakitin lo semua, kecuali lo yang nyari mati sama gue terlebih nyakitin deby seperti yang dilakuin angel" semuanya mengangguk patuh mendengar penuturan putra dan lebih memilih untuk diam
Deby membuka matanya secara perlahan yang terasa berat. Dia mengerjapkan matanya saat cahaya lampu mengenai kedua matanya. Deby memegang kepalanya yang terasa berdenyut dan meringis kecil saat memegang pipinya yang terasa perih
Kosong...
Tempat yang dia tempati sekarang begitu kosong. Dimana dia? Dimana teman-temannya? Pertanyaan itulah yang ada dibenak deby sekarang
Dia beranjak bangun dari tidurnya dan segera menuju ke lantai bawah. Tempat teman-temannya biasa berkumpul. Namun, saat tiba di ruang tamu, deby sama sekali tidak mendapatkan teman-temannya.
" Guys, lo semua dimana?" Panggil deby sama sekali tidak mendapat sautan dari arah manapun
GRRHHHH...
GRRHHHH...
GRRHHHH...
Deby menengok ke arah belakang saat mendengar suara geraman itu dan mendapat tiga zombie yang berjalan cepat ke arahnya. Dia ketakutan dan segera melangkahkan kakinya untuk menjauh dari zombie-zombie itu
" TOLONG!" Deby berlari sekuat tenaga berusaha menahan rasa sakit di kepalanya
Namun, sialnya deby terjatuh saat ingin menaiki tangga dan dengan cepat zombie itu menarik kedua kakinya membuat tubuh deby tertarik ke arah belakang
Para zombie itu semakin mendekatkan wajahnya ke arah deby membuat deby menutup kedua matanya
Putra terbangun saat merasakan cengkaraman keras di tangannya dan mendapat deby yang terbangun dengan keringat yang membasahi wajahnya
" Deby?" Putra tersenyum tipis saat melihat deby yang terbangun sambil mengatur napasnya
" Heyyy, kamu kenapa?" Deby menggeleng saat melihat putra yang tengah menangkup kedua pipinya
Napas deby tidak beraturan membuat putra yang melihatnya segera membawa deby ke pelukannya untuk menenangkan cewek itu. Perlahan deby pun mulai tenang dan kemudian melepaskan diri dari pelukan putra
" Kak putra gak papa?" Tanya deby membuat putra menaikkan satu alisnya
" Seharusnya aku yang nanya ke kamu, kamu gak papa?" Deby mengernyit bingung saat mendengar putra mengganti kosa katanya menjadi aku-kamu
Sebagai jawaban atas pertanyaan putra, Deby hanya menggelengkan kepalanya karena masih merasa bingung dengan tingkah laku putra
Putra tersenyum tipis merasa yakin kalo deby terkejut dengan kosa kata yang di pakainya. Cowok itu tersenyum geli saat masih menyadari muka bingung deby yang terlihat lucu di penglihatannya
" Mukanya nggak usah digituin" deby mengerjap-ngerjapkan matanya dan hanya mengangguk paham
" DEBY!" Hamka berteriak heboh dan segera memasuki kamar yang ditempati deby sambil merentangkan tangannya
Putra yang melihat itu segera berdiri dari duduknya dan menghadang langkah Hamka yang ingin mendekat ke arah deby sambil bersedekap dada
" Mau apa?" Hamka cengengesan yang hanya dibalas tatapan datar dari putra
" Nggak kok kak hehe"
" Mampus lo" hamka mendelik saat mendengar andini mengatainya. dengan gemas, hamka menjitak kepala andini membuat cewek itu mengaduh kesakitan
" Sakit Hamka"
" Mampus lo" Andini memanyunkan bibirnya membuat azmi tersenyum kecil
Jangan lupa vommentnya ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Stadt-Zombie
Short Storyapa yang akan terjadi jika tempat kalian menuntut ilmu adalah tempat yang akan membuat kalian bertemu dengan makhluk aneh? lalu, bagaimana perasaan kalian jika semua orang terdekat kalian adalah korban? apakah kalian akan membiarkan mereka berkeliar...