03

2.4K 153 3
                                    

" lo kenapa jauhin gue?" Tanya putra dengan mata yang menatap tajam ke arah deby

Saat ini mereka berdua berada di taman baca yang berada di belakang kelas anak IPS. Deby sedari tadi hanya diam karena takut dengan tatapan intens yang diberikan oleh putra.

" Nggak kok kak, siapa yang bilang?"

" Tingkah lo yang berusaha ngejauhin gue yang wakilin semuanya" deby menggigit bibir bawahnya.

Memang benar sudah hampir dua tahun ini deby mengambil ancang-ancang untuk menjauhi cowok yang sekarang duduk berhadapan dengannya. Karena takut dilabrak oleh beberapa fans putra disaat masih menjadi murid di sekolah yang dia tempati sekarang.

Dan ternyata semakin deby menjauh, putra ternyata semakin berambisi untuk kembali dekat dengan cewek yang ada di hadapannya ini.

Putra menghela nafasnya secara kasar dan mengusap wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangannya. Dia pun beranjak berdiri membuat deby menghela nafas pelan.

" Dan satu lagi" deby mendongak saat mendengar cowok itu kembali bersuara"

" Gue nggak suka lo bikin cerita romance diwattpad, dan masangin gue dengan cewek lain"

" Tapi kak" deby terdiam saat melihat rahang putra mengeras dan cewek itu yakin kalo sekarang cowok itu tengah menahan amarahnya.

" Lo kapan peka sih deb?" Setelah mengatakan itu putra segera meninggalkan deby yang menatap nanar ke arahnya.

" Gue belum siap kak" deby menunduk dan berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh

" Ishh alay banget deh gue pake nangis segala"

Deby menghapus bekas air mata yang sempat mengalir membasahi kedua pipinya dan beranjak meninggalkan taman baca menuju ke kantin untuk membeli cemilan.

•••

" GUYSS LO HARUS TAU INFO INI" suara teriakan aulia kembaran aidah menggelegar di setiap sudut kelas IPS 3.

" Apa sih? Berisik tau nggak" rani menutup kedua telinganya dengan menggunakan buku paket yang lumayan tebal agar suara teriakan aulia tidak lagi terdengar di pendengarannya.

" Aidah andini lo tau nggak?" Ucap aulia bersemangat namun dijawab gelengan malas dari dua cewek yang tengah duduk menatapnya.

Aulia menghentakkan kakinya kesal mendapatkan respon yang menurutnya sangat menyebalkan.

" Besok acara penutupan masa MPLS kelas 10 akan ditutup dengan acara sholawatan" aulia masih bersemangat binar kebahagiaan terpancar jelas di kedua matanya.

" Trus?" Andini menopang dagunya dengan satu tangannya sambil menatap tidak minat ke arah aulia

" Dan besok bintang tamunya ada Azmi dan aban murid SMA wahda HUAHH" kalimat yang diucapkan aulia kembali ditanggapi dengan malas oleh andini dan aulia

" Ohh Azmi dan aban toh kirain siapa" aidah mengambil ponselnya secara perlahan. Namun, saat mengingat kembali perkataan aulia dengan jelas. Aidah tiba-tiba berteriak dan di ikuti dengan andini.

" WHAT??? AZMI DAN ABAN BAKALAN DATANG?"

"  YAA AMPUN LO KENAPA NGGAK BILANG DARI TADI SIH?"

Aulia menatap datar ke arah andini dan aidah yang terlihat heboh. Padahal tadi dia sudah menyampaikan info itu. Emang dasarnya aidah dan andini pikirannya lemot.

Saat menyadari kesalahannya, aidah dan andini pun menyengir ke arah aulia yang masih setia menatap mereka dengan tatapan datarnya.

Aulia menarik nafasnya secara perlahan dan menghembuskannya dan kembali menatap aidah dan andini.

" Makanya telinga itu difungsikan dengan baik, DASAR CONGEK"

Aulia meninggalkan aidah dan andini dengan perasaan kesalnya. Membuat aidah dan andini saling berhadapan.

" HUAHH, CALON IMAM GUE BAKALAN DATANG" teriak keduanya sambil berpelukan membuat ayu dan Fira yang duduk di belakang mereka menatap keduanya sambil menggelengkan kepalanya.

" Pusing gue liat mereka" ucap Fira sambil memainkan ponselnya

" Apalagi gue huftt"

" Deby mana yaa? Kok nggak keliatan dari tadi?" Fira celingak-celinguk mencari keberadaan deby.

" Biasa lagi ditahan dia ama kak putra"

" Mampus tuh anak, bukannya ngasih jawaban malah ngehindarin kak putra, gini kan jadinya dia yang jadi repot sendiri kayak tahanan" ayu tertawa kecil mendengar gerutuan fira dan kemudian menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi.

" Dia belum siap kayaknya, karena masih terjebak dengan bayangan masa lalu"

"Allahuakbar" fira menggelengkan kepalanya dan kembali melanjutkan kegiatannya bermain game di ponselnya.

•••

" Berapa semuanya pak?" Tanya seorang ibu-ibu ke arah penjual yang tengah mencuci tangannya.

" Ambil saja bu itu gratis buat ibu"

" Hah?  Yang bener pak? Bapak nggak rugi nih?" Ucap ibu-ibu itu lagi sambil melihat-lihat daging yang ada di genggamannya.

" Nggak kok bu ambil saja, saya ikhlas"

" Kalo gitu makasih yaa pak" penjual itu mengangguk dan menyunggingkan senyum miringnya melihat ibu-ibu itu masuk ke pintu yang terhubung ke kantin sebuah sekolah.

" Kelinci percobaan ku akan bertambah banyak" penjual itu menaiki motornya dan segera meninggalkan sekolah itu dengan masih tersenyum miring.

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang