50

970 77 1
                                    

" Lo yakin udah baikan deb?" Tanya ayu saat melihat deby turun dari tangga dan menemui mereka semua di ruang tamu

" Iyaa"

" Jawaban lo nggak memungkinkan deb" deby memutar kedua bola matanya saat mendengar ayu kembali berujar

" Terus gue harus pergi ke Korea trus nyium pipi Jimin dan bilang gue baik-baik aja gitu?" Ayu cengengesan saat mendengar jawaban deby yang ngegas

" Yeee pe'a itu sih mau lo doank" ucap aidah sambil menjitak kepala deby membuat cewek itu mengaduh kesakitan

Dirga yang melihat putra yang memasang wajah masam hanya bisa menahan tawanya dan menepuk bahu putra pelan

" Sabar... sabar, Fira juga kek gitu, biasa dia bilang kek gini ke gue, yaa ampun suami gue si jongkok ganteng banget kak" putra menyikut pelan dirga membuat dirga segera menoleh dan mendapati Fira yang menatapnya tajam

" Jungkook kak bukan jongkok, enak aja ubah-ubah nama suami gue"

Putra menahan tawanya saat melihat giliran dirga yang memasang wajah masamnya

" Deb, lo tau dimana saleh? Soalnya pas lo ilang dia juga ilang deh" ucap kindi dan diangguki hamka yang tengah makan

" Lo diculik ama siapa sih deb?" Tanya aulia membuat deby menundukkan wajahnya

" Ehh lo kenapa?" Tanya aidah membuat semuanya menatap ke arah deby

" Gue harap lo semua nggak bakalan benci sama gue maupun saleh setelah gue nyeritain semuanya" semuanya mengangguk dan mengernyit bingung mendengar perkataan deby

Deby menarik napasnya pelan dan menghembuskakannya secara perlahan dan menatap semua teman-temannya satu per satu

" Orang yang nyulik gue, adalah orang yang sama yang juga nyulik saleh" semua yang berada disitu terkejut mendengar perkataan deby. Namun, mereka memilih diam untuk mendengar kelanjutan dari cerita Deby

" Gue dan saleh diikat di dalam satu ruangan yang sama. Tapi, gue sama sekali nggak tau orang itu, gue cuma sayup-sayup ngedengar obrolan saleh dengan orang itu karena waktu itu gue lagi nggak sadar"

Deby berusaha menahan air matanya yang berusaha ingin lolos dari kedua matanya

" Perlahan, obrolan mereka berakhir dan gue bisa ngerasain orang itu bawa gue pergi dari saleh. Saleh berteriak disaat gue dibawa orang itu"

" Dan pada akhirnya..."






Semua cewek yang berada disitu menutup mulutnya tidak percaya saat mendengar cerita deby. Terlebih kindi dan juga hamka yang terlihat sangat terpukul

" Saleh udah jadi zombie hikss, dan itu semua karena bokap tirinya"

" Jadi, bokapnya saleh yang bikin kekacauan ini?" Tanya kindi dan diangguki deby

" Gue udah tau semuanya, saat papah gue jadi bagian dari monster itu, saleh datang ke gue dan minta maaf atas kesalahan bokapnya. Tapi, karena gue nggak terima, gue nggak mau maafin saleh waktu itu"

" Lo kenapa nggak bilang sih deb?"

" Maaf, gue takut" deby menunduk membuat semuanya menghembuskan napasnya secara perlahan

" Kalo bokapnya saleh yang buat virus zombie itu, otomatis dia pasti punya penawarnya" ucap fauzan dan diangguki oleh semuanya

" Bukan dia yang buat penawar itu" ucap deby tiba-tiba

" Terus siapa deb?" Tanya dirga dengan raut wajah bingungnya

" Yang buat penawar virus itu ibunya Fira kak" Fira yang mendengar itu membulatkan kedua matanya

" Ibu gue deb? Ibu gue ada disana? Lo ketemu sama dia? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Fira beruntun membuat deby menatap sendu ke arahnya

" Ibu lo..." Suara deby tercekat, tidak siap menceritakan ke Fira tentang keadaan ibunya

" Ibu gue kenapa deb? Cepetan jawab! DEBY!"

" Ibu lo... Ibu lo udah nggak ada fir" Air mata yang sedari tadi Fira tahan kini jatuh membasahi kedua pipinya

Fira menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang baru diucapkan deby

" Deb, itu nggak bener kan? Lo bohong kan? DEBY JAWAB GUE hikss" Dirga memeluk tubuh fira yang terlihat rapuh

" Hiksss ayu, ibu gue" ucap fira lirih membuat ayu tak tega melihat Fira yang terpukul

" Kita ke kamar, kamu harus tenangin diri kamu yaa" Fira menurut saja saat dirga membawanya menjauh dari ruang tamu

" Deb apa yang lo omongin itu bener?" Deby mengangguk membuat semuanya memejamkan matanya

" Kita harus bertindak" ucap putra mengepalkan kedua tangannya. Sedangkan, yang lain mengganggukan kepalanya

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang