51

937 66 0
                                    

" hiksss ibu ini nggak mungkin hiksss, ibu udah janji bakalan pulang tapi...tapi kenapa Bu? Kenapa? Hiksss" Fira terisak di dalam kamar membuat dirga yang berada diluar merasa putus asa saat melihat Fira yang tak kunjung membuka pintu kamarnya

" Sayang, please buka pintunya" dirga merasa sakit dihatinya saat mendengar isakan Fira yang begitu nyaring di telinganya

Dirga menutup matanya secara perlahan. Dia tau rasa kehilangan yang kini tengah dialami Fira, karena dia juga pernah merasakan itu saat kehilangan ayahnya. Hamka yang melihat dirga pun segera menghampiri cowok itu

" Biarin dia tenang dulu kak" dirga mengangguk untuk menjawab perkataan hamka. Dan mengikuti cowok itu untuk berjalan menjauh dari kamar yang ditempati Fira












" Gimana kak?" Tanya ayu saat melihat dirga yang sudah duduk di sofa

Dirga menggelengkan kepalanya membuat ayu diam tak berkutik. Deby menundukkan kepalanya, ikut merasa sedih dengan apa yang dirasakan Fira sekarang. Rasanya pasti begitu sakit mengingat dia juga telah kehilangan kedua orang tuanya

Putra yang melihat semuanya terdiam pun menghembuskan napasnya secara perlahan. Cowok itu berdiri tiba-tiba membuat semua mendongak menatap ke arahnya

" Kita harus buat perhitungan sama orang itu" ucap putra dengan tatapan dinginnya

" Dia berbahaya kak" putra mengeraskan rahangnya saat mendengar ucapan deby

" Gue nggak ngizinin lo buat bicara" Deby terdiam mendengar nada bicara putra yang terdengar dingin membuat cewek itu menarik napasnya dan menghembuskannya secara perlahan

" Jangan karena lo ngerasa paling hebat disini, lo jadi suka bertindak sesuka hati lo" ucap deby tenang namun mampu membuat emosi putra tersulut

Putra berbalik dan menatap tajam ke arah deby yang juga tengah melayangkan tatapan tajamnya ke arah cowok itu

" Gue nggak pernah ngerasa sok hebat, karena yang sok hebat itu lo, Lo ingat disaat lo sok-sokan ngalihin perhatian zombie itu dengan cara biarin diri lo jadi umpan? Trus dibagian mananya gue sok hebat hah? Gue bilang dimana? Lo kalo nggak tau apa-apa mending lo diem!" Ucap putra sambil mendorong bahu deby dengan keras membuat cewek itu meringis kesakitan saat sikunya bergesekan dengan ubik lantai

" Put udah put!" Dirga melerai putra yang berusaha mendekati deby

" Jangan karena gue bilang sayang sama lo, Lo dengan seenak jidatnya bisa ngatur-ngatur gue, Lo pikir lo siapa hah?" Deby mengulum bibirnya berusaha menahan Isak tangisnya

" Gue juga nggak berharap disayang sama orang egois kayak lo, itu sebabnya gue nggak pernah mau nganggap lo karena apa? Karena Lo itu egois dan lebih mentingin diri lo sendiri"

" BRENGSEK"

" PUTRA!"  Fauzan menatap nyalang ke arah putra yang ingin melayangkan tamparannya ke arah deby

" Lo pernah janji sama gue kalo lo nggak bakalan nyakitin deby, gue ikhlasin deby sama lo. Tapi, ini yang Lo bilang bakalan jagain deby? Lo justru ingin nyakitin dia brengsek"

BUGHHH...

Tubuh putra terlempar saat mendapatkan Bogeman mentah di sudut bibirnya dari Fauzan yang kini tengah ditahan oleh kindi dan juga hamka. Putra tersenyum sinis saat melihat darah yang keluar dari sudut bibirnya

" Lo pikir lo siapa? HAH?" Dirga menahan tubuh putra yang berusaha ingin maju menghajar Fauzan yang kini tengah berusaha meredam emosinya

" Udah-udah kak Fauzan ayo kita pergi dari sini, ayu, andini, aidah tolong bawa deby pergi dari sini

Deby menatap nanar ke arah putra yang enggan menatap ke arahnya. Sedangkan perasaan bersalah menyelimuti putra yang melihat deby menatap kecewa ke arahnya

" Ini yang buat gue ragu buat nerima lo kak" (Deby)

" gue nggak tau kenapa gue bisa seberani itu ke deby" (putra)

" Aku akan pergi untuk bertemu denganmu bu" (???)

Jangan lupa vommentnya ☺️

Stadt-ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang