⚠ Rambut merah

2.3K 118 0
                                    

Tatsuya tidak percaya dengan apa yang dikatakan kakeknya. Dijodohkan? Sama sekali bukan gayanya. Apalagi ia yang laki-laki disini.

"HAHAHAHAHA!! Aku hanya bercanda anak nakal!" Takeshi memegang perutnya yang gemetar karena terbahak. Apalagi saat melihat wajah Tatsuya yang sangat menyedihkan.

Tatsuya melempar diri ke belakang dan bersandar di sofa. "Kau hampir membuatku mati muda Kek." Tatsuya mengusap wajahnya.

"Baiklah. Baiklah. Aku hanya ingin mengunjungi teman lamaku disana." Kata Takeshi sesudah merasa tawanya mereda. Tapi sesudahnya ia kembali tertawa lepas.

"Cukup Kakek." Tawa Takeshi semakin membuat Tatsuya sebal. "Aku tidak percaya dengan perkataanmu itu. Pasti kau juga tertarik dengan anak temanmu itu kan?"

"Kau seperti ayahku saja. Cerewet. Jujurlah pada kakekmu ini. Kau juga suka dengan yang seperti itu kan? Jangan bohongi kakekmu ini. Aku tahu segalanya." Jelas Takeshi sambil mengedipkan sebelah matanya. Dasar kakek mesum!

Tatsuya mendengus. "Aku tidak sepertimu kakek. Kau saja yang kegatalan."

"Alah. Mengelak saja kau. Tadi malam kawanku mengabariku kalau kau bersama seorang wanita di club." Takeshi tertawa renyah. Ia sangat suka menggoda cucu semata wayangnya. Hal itu pun dilakukan Takeshi agar hubungannya dengan Tatsuya baik-baik saja.

"Bagaimana kabar ayah dan ibu?"

Takeshi terdiam. Orang tua Tatsuya, Jeon dan Hana lama tidak menjumpai anak semata wayangnya ini. Karena saat Tatsuya lahir, mereka dalam keadaan miskin dan tidak mampu. Setelah memikirkan segala yang terbaik untuk Tatsuya, mereka sepakat untuk memberikan Tatsuya pada Takeshi untuk dirawat selama beberapa tahun dan berencana mengambilnya kembali. Namun Takeshi yang terlalu sayang pada Tatsuya tidak mengijinkan mereka memgambil Tatsuya lagi hingga sekarang. Tatsuya sendiri tidak mengenal dengan baik kedua orang tuanya.

Bukannya tidak pernah bertanya pada kakeknya tentang ibu dan ayahnya, hanya saja saat Tatsuya memulai pembicaraan tentang mereka Takeshi selalu mengubah topik dan menghindari pembicaraan itu. Seolah-olah dua orang itu tidak ada dan bukan siapa-siapa lagi dalam hidupnya.

"Aku tidak tahu."

Tatsuya melirik sinis kepada kakeknya. "Kalau kakek tidak tahu, aku akan mencari tahu sendiri."

Takeshi mendengus. Ia sudah mencoba mengalihkan topik namun anak keras kepala tetaplah keras kepala. "Silahkan cucu nakal. Terserah padamu."

Takeshi bangkit dan pergi. Tatsuya merebahkan diri di sofa dan menatap langit-langit rumah berlantai dua itu. Rumah yang ditempatinya sendiri. Deru mesin mobil Takeshi menandakan bahwa ia telah keluar dari pekarangan rumah Tatsuya.

Tatsuya menghela napas panjang. Benar. Mungkin ia harus mencari tahu sendiri tentang orang tuanya.

⚠⚠⚠

Hujan turun lebat kali ini. Mungkin beberapa minggu lagi akan turun salju. Lantunan melodi dan suara B-rain mengisi ruangan bercat cokelat pastel dimana Fumie berbaring sekarang. Meja yang dipakai untuk menaruh buku-buku sekarang berganti dengan ramen yang tinggal sedikit serta segelas teh yang sudah dingin.

"FUMIE!! BANGUN KAU. AYO BANTU IBU MEMASAK SEKARANG!"

Teriakan Ibu Fumie berhasil membuka kedua kelopak mata berbulu mata lentik itu. Mengerjap beberapa kali dan ia bangkit dari tidur.

"IYA. IYA IBU."

Dengan malas Fumie berdiri dan meregangkan ototnya. Rambut yang semula berantakan ia ikat dengan pita merah.

Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang