Tatsuya mengerjap-erjapkan matanya setelah terbangun karena mendengarkan suara klakson sebuah mobil. Pikirannya yang belum kembali saat bangun tidur mulai menyesuaikan diri. Tatsuya mengedarkan pandangannya dan menyernyitkan dahi. Bukannya ia sudah pulang dan membawa Fumie ke rumahnya?
Dilihatnya baju kemejanya masih utuh di badannya. Dan dia sedang didalam mobil. Dan jam menunjukkan pukul 2 dini hari.
Tin. Tiiin.
Tatsuya terlonjak dari tempatnya. Rupanya mobilnya terparkir dijalan raya yang cukup sepi dan dibelakangnya ada sebuah mobil yang ingin melewati jalan. Sontak ia menghidupkan mobilnya dan membawanya ke tempat yang lebih aman dari jalanan.
"Apa ini? Bukannya tadi malam aku membawa pulang anak baru itu dan terbangun karena ditonjok olehnya?" Tanya Tatsuya pada dirinya. Ia memastikan dirinya dengan cara melihat waktu di hpnya dan melihat langit malam.
"Apa aku sedang bermimpi sekarang?"
Sekali lagi ia memastikan dirinya dengan mencubit keras pipinya. "Aaawwh!!" Sakit. Itu yang ia rasakan.
"Bagaimana bisa aku tertidur di dalam mobil seperti ini? Bagaimana dengan Fumie? Apa benar aku bermimpi? Tapi mimpi itu tadi sangat nyata." Tatsuya terheran-heran.
Masih sibuk dengan pikirannya tiba-tiba hp Tatsuya berdering. Ada panggilan masuk dari Kakeknya.
"Moshi moshi kakek."
"Tatsuya, kau dimana? Lihat jam berapa ini. Kenapa kau tidak menjawab teleponku tadi? Dan juga kenapa tidak ke rumah kakek kemarin?" Kakek Takeshi terdengar uring-uringan dari seberang telepon.
Tatsuya menyernyitkan dahi. "Apa maksudmu kek? Kemarin? Kan malam ini kakek menyuruhku ke rumah kakek."
"Apa kau gila? Malam kemarin aku menyuruhmu datang kerumah karena ada rekan kerjaku yang ingin melihatmu. Dan kau tidak datang!" Kata kakek Takeshi dengan suara tinggi dan marah tentunya. Sebenarnya ia tidak menceritakan pada Tatsuya kalau koleganya mempunyai anak perempuan yang sangat cantik dan mereka berencana menjodohkan mereka berdua.
"Benarkah? Tapi aku tidak ingat apapun kek." Tatsuya mengedipkan mata dan menatap jauh kedepan kaca mobil berusaha mengingat apa yang terjadi padanya. Namun ia tidak ingat apapun.
"Jangan bohong nak. Setidaknya kau memberi kabar sebelumnya agar temanku tidak susah menunggu."
"Kau tidak percaya padaku kek? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak ingat."
"Pokoknya kau harus kesini sekarang. Aku tidak terima penjelasan lewat hp. Kau dengar Tatsuya?" Jelas kakek Takeshi sambil menunjuk hpnya--kebiasaan yang sulit diubahnya--dengan kesal. "Halo? Tatsuya? Halo?"
Suara kakek Takeshi tidak terdengar lagi ditelinga Tatsuya. Ia terlalu sibuk dengan kejadian 'mimpi' yang tadi menimpanya. Apa benar itu mimpi? Tapi terasa sangat nyata. Ibu jarinya menekan tombol hp dan mengakhiri panggilan telepon.
"Watashi ni nani ga okoru?"
***
"Hei Fumie. Apa kau mau pergi ke kantin bersama kami?" Tanya Sakura. Ia bersama tiga cewek lain sudah siap untuk pergi ke kantin setelah bel istirahat berbunyi tadi.
Fumie menggeleng. Ia tidak nafsu makan dan tidak nafsu berbicara dengan manusia. Kalaupun ada binatang, ia rasa ia lebih memilih tidur daripada berbicara. Melihat reaksi Fumie, Sakura dan teman-temannya memaklumi dan keluar menuju kantin.
Dikelas, ia kembali menelungkupkan wajahnya keatas lengan yang ia silangkan diatas meja dan mencoba untuk tidur. Namun keinginannya untuk tidur hanya sebatas imaji. Bayangan adegan per adegan kemarin mengerubungi otaknya. Dan yang paling muncul adalah wajah mulus yang ia yakin pernah--atau malah selalu-- tersentuh masker.
Tidak ingin memikirkan hal itu lagi, Fumie bangkit dan pergi ke atap sambil berharap bisa mendapat ketenangan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl
Novela JuvenilTatsuya adalah seorang berandalan disekolahnya. ia dikenal sebagai cowok terhits sekaligus terfamous sejagad SMA Hillary yang tak lain adalah milik kakeknya sendiri. Ia suka memacari banyak cewek dan sudah menghasilkan puluhan mantan hanya di SMA it...