"HIIAAAAAATTTTT!!!!!"
Serangan Fumie kepada lawan sparringnya cukup kuat hingga cowok itu terjungkal ke belakang dengan diiringi bunyi debaman. Untung saja lantai tempat mereka latihan dilapisi dengan karpet yang cukup tebal. Kalau tidak, mungkin lawannya itu akan mengalami cedera yang lebih parah dari mimisan.
Tepukan tangan dihadiahi sang pelatih karena kecakapan Fumie. Mereka tidak tahu saja kalau itu sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu.
"Bagus Fumie! Kau memang sangat berbakat. Benar-benar tidak dapat diragukan lagi." Puji sang pelatih. Sebagai penghormatan, Fumie menunduk sembilan puluh derajat kepada pelatihnya itu.
Mengambil tas yang ditaruhnya di dekat tiang, dengan sengaja netranya melirik Yuma, lawan mainnya tadi. Rasa kasihan terbesit dihatinya saat melihat adik tingkatnya itu sibuk mengelap hidungnya yang mengeluarkan cukup banyak darah. Memang biasanya yang menjadi lawannya adalah Yoshi. Tapi hari ini Yoshi berhalangan, jadi nasib malang harus diterima Yuma.
Pamit kepada sang pelatih, akhirnya ia pun keluar dari ruang latihan. Langkah kakinya menggema di seantero lorong sekolah yang sudah sepi namun masih ada beberapa pasang murid nampak sedang berbicara. Fumie menghela napas lelah dan merilekskan lehernya ke kanan.
"Kau kelihatannya lelah sekali."
Fumie memalingkan wajahnya ke kiri dan terbelalak saat mendapati Tatsuya berjalan disampingnya.
"Ini untukmu." Tatsuya menyerahkan sebotol jus jeruk kepada Fumie. "Tadi kubaca di internet kalau jeruk bagus untuk menambah tenaga." Tambahnya dengan senyuman yang tidak terlepas.
Fumie melirik jus itu. Sepertinya sangat segar, pikirnya. Namun dalam seketika pemikiran itu ditepisnya.
"Ayo ambillah." Bujuk Tatsuya masih tidak menyerah. Fumie mengumpat dalam hati saat melihat botol itu sengaja digoyangkan didepan matanya. Tidak tahan lagi, tangan Fumie menyambar jus itu dengan cepat lalu ia meneruskan langkah kakinya meninggalkan Tatsuya yang sudah berhenti berjalan.
Fumie bisa mendengar kalau Tatsuya berteriak kemenangan jauh dibelakangnya. Netranya melirik jus ditangannya dan tanpa sadar sudut bibirnya tertarik ke atas.
***
Akira meneliti raut wajah Fumie yang tampak berseri-seri sejak ia melihat gadis itu datang ke markas dengan sebotol jus jeruk yang tinggal setengah.
Aneh.
Itu yang ia pikirkan. Sudah lama ia tidak melihat senyuman itu. Dan apa gerangan yang membuatnya sesenang itu? Pikirannya mulai menebak-nebak apa kemungkinan yang terjadi.
"Sepertinya kau sangat senang hari ini." Tanya Akira.
Fumie sontak menurunkan senyumnya menjadi datar kembali. "Benar. Aku sangat senang. Bagaimana denganmu? Apa kau senang?"
Fumie mengutuk diri. Sepertinya ia salah mengeluarkan kalimat. Kalimat itu membuatnya terlihat seperti idiot gila yang baru saja diberikan hadiah oleh orang yang tak dikenalnya.
Akira menyernyitkan kedua alisnya. "Apa?"
"Tidak ada." Pungkasnya sambil memutar bola matanya. Ia benci pengulangan.
"Baiklah. Aku tidak meminta penjelasan lebih lanjut, tapi aku ingin tahu perkembanganmu dengan cucu kepala sekolahmu itu." Jelas Akira dengan emosi yang samar.
Fumie meminum jus jeruknya lalu menoleh kepada Akira yang duduk disampingnya. "Bagus. Semuanya berjalan sesuai rencana." Jawabnya datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl
Genç KurguTatsuya adalah seorang berandalan disekolahnya. ia dikenal sebagai cowok terhits sekaligus terfamous sejagad SMA Hillary yang tak lain adalah milik kakeknya sendiri. Ia suka memacari banyak cewek dan sudah menghasilkan puluhan mantan hanya di SMA it...