Thanks for waiting guys!
***
Mata tajamnya bergerak ke kanan dan ke kiri mencari seorang laki-laki yang akan menjadi kunci keberhasilan misi mereka. Sudah seluruh gedung ia masuki dan seluruh sudut sekolah ia selidiki namun si laki-laki masih belum kelihatan juga."Kau mencari siapa, Fumie?"
Fumie agak terkejut saat Sakura menghampirinya tanpa ada bunyi sepatu pantofel yang berdecit ataupun bunyi lain yang biasanya timbul saat seseorang sedang berjalan.
"Oh kau, Sakura. Ada apa?" Tanyanya dengan malas. Rencananya memata-matai Tatsuya jadi tertunda gara-gara cewek berkacamata satu ini.
Sakura ikut duduk disamping Fumie. "Kudengar akan ada pertandingan sepak bola nanti siang. Sekolah kita melawan sekolah lain yang sudah satu tahun menjadi lawan yang sengit bagi sekolah kita." Jelas Sakura sangat bersemangat hingga kedua rambut kepangnya bergoyang.
"Lalu?" Fumie sangat tidak tertarik dengan pembicaraan ini.
Sakura berdecak. "Lalu aku akan menonton pertandingan ini. Semua murid akan menonton. Jadi aku yakin kau akan datang juga." Celetuk Sakura lalu menerbitkan senyum lebar hingga matanya berbentuk bulan sabit.
Fumie memutar bola matanya. Ia merasa sangat jengah dengan peraturan sekolah yang satu ini. Sama sekali tidak menghargai waktu istirahat murid-murid. Baru saja hendak menyanggah, perkataannya tertahan karena ia kalah cepat dengan Sakura.
"Aku jadi tidak sabar menunggu pertandingan nanti sore. Apalagi kalau Tatsuya yang menjadi kapten tim sekolah kita. Hihi." Ujar Sakura sambil menutup mulutnya terkikik geli.
Mata Fumie melebar. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga untuk dilewatkan. Tapi sedetik kemudian pundaknya merosot lemah. Hatinya menolak. Kalau ia menuruti rencana ini sama saja dengan merendahkan diri kepada Tatsuya. Tapi kalau ia tidak melakukannya, ia akan mengecewakan semua orang termasuk Kepala sekolah Nakamura.
Kepalanya menggeleng.
Ini tidak seperti yang kau bayangkan Fumie. Kau hanya cukup berpura-pura lalu kau bisa meninggalkan Tatsuya setelahnya. Ya. Itu benar.
Bisikan demi bisikan memenuhi otaknya hingga Sakura kembali menyadarkannya.
"Kau akan datang kan?" Tanya Sakura.
Fumie kembali berpikir sekali lagi. Setelah mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi, ia akhirnya mengangguk.
"Aku akan datang." Jawabnya masih dengan perasaan ragu. "Dimana tempatnya?"
"Lapangan Centersport tak jauh dari sekolah." Jawab Sakura. Fumie mengangguk paham dan mendongak saat Sakura bangun.
"Fumie, aku kembali ke kelas dulu ya. Nanti aku akan menunggumu saat kita pergi ke pertandingan. Kabari aku ya." Kata Sakura lalu berjalan menjauh. Selang satu detik, Sakura kembali berdiri didepan Fumie. Fumie menaikkan sebelah alisnya bingung dengan sikap temannya ini.
"Ada apa lagi?" Tanyanya.
"Aku hanya ingin bilang nanti jangan lupa bawa minuman ya. Sampai jumpa." Setelah mengatakan kalimat ini Sakura benar-benar menghilang ke dalam gedung sekolah.
Fumie menghembuskan napasnya. "Baiklah Fumie. Ini kesempatan bagus untukmu." Katanya menyemangati diri. Duduk sendiri di taman sekolah membuatnya merasa lebih santai alih-alih memikirkan apa yang akan terjadi nanti saat pertandingan. Beberapa rencana sudah ia pikirkan tapi ia masih harus memikirkannya matang-matang sebelum bertindak.
"HAI TEMAAAN!!!" Raung Kenji dari kejauhan sambil melambaikan tangannya dan berlari mendekati Fumie.
"Apa yang kau lakukan sendirian disini?" Tanya Kenji langsung duduk disamping Fumie tanpa meminta izin. Baiklah. Fumie bisa memaafkan yang satu ini. Tapi kalau hal lain, ia tidak yakin akan memaafkan orang sekalipun itu adalah Kenji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl
Teen FictionTatsuya adalah seorang berandalan disekolahnya. ia dikenal sebagai cowok terhits sekaligus terfamous sejagad SMA Hillary yang tak lain adalah milik kakeknya sendiri. Ia suka memacari banyak cewek dan sudah menghasilkan puluhan mantan hanya di SMA it...