⚠ Berkumpul

152 18 0
                                    

Fumie menatap Tuan Nakamura dengan serius setelah menceritakan kejadian yang dialaminya kemarin. Terlihat tangan Tuan Nakamura mengepal diatas meja. Pria itu menahan kekesalannya setelah mendengar penuturan Fumie.

"Kurang hajar!" Umpat pria lima puluh tahun itu. "Rupanya Michio sudah melancarkan aksinya tanpa kita ketahui."

Fumie mengangguk membenarkan. "Dan kedatangan mereka kemarin untuk mencari data catatan keuangan sekolah." Fumie menjeda. "Kutebak Michio berusaha memanipulasi catatan itu dan dengan begitu, perbuatannya tak dapat diketahui oleh siapapun." Lanjutnya.

"Kau benar. Kita harus berada satu langkah di depan mereka. Bagaimana pun caranya." Kata Tuan Nakamura seraya menatap lurus ke depan seperti sedang menerawang.

Fumie mengangguk. Ia sengaja tidak memberitahu Tuan Nakamura perihal Tatsuya karena rencana mendekati Tatsuya ini adalah rencana pribadinya. Sama sekali tak ada sangkut-pautnya dengan misi sang kepala sekolah.

"Apa ada hal lain yang mencurigakan dari mereka?" Tanya Tuan Nakamura.

Seingat Fumie, para pencuri itu tidak membawa apapun saat masuk ke dalam SMA Hillary. Oleh karena itu, Fumie menggeleng yakin.

"Apa Takeshi sudah tahu perihal kejadian ini?"

"Sepertinya belum, mengingat sekolah masih ditutup karena libur." Jawab Fumie.

"Baiklah. Besok, kumpulkan seluruh anggota di sekolah untuk membahas rencana baru yang baru terpikir olehku. Mungkin cukup beresiko, tapi kita tidak punya pilihan lain." Kata Tuan Nakamura tegas. Fumie mengangguk lalu pamit pulang karena telah menyampaikan laporan dan tidak ada yang ingin dibicarakannya lagi.

Meninggalkan rumah Tuan Nakamura, Fumie menelepon Akira dan menyuruh laki-laki itu untuk mengumpulkan seluruh anggota geng di markas. Akira menyetujui ajakan Fumie dan mengumumkannya pada seluruh anggota.

Lima belas menit kemudian, Fumie telah sampai di markas dimana seluruh anggota geng sudah berkumpul. Melihat kedatangan Fumie, semua anggota geng berdiri menyambut ketua mereka.

Musim dingin hampir mencapai puncaknya. Seluruh manusia yang ada di dalam markas memakai jaket tebal berwarna gelap.

"Kau datang, Fumie." Sapa Akira dari samping Fumie lalu mempersilakan gadis itu untuk duduk di salah satu kursi yang telah disediakannya.

Begitu Fumie duduk, seluruh anggota pun ikut duduk. Itu adalah bentuk penghormatan bagi sang ketua geng.

"Terima kasih telah hadir di pertemuan ini," kata Fumie memulai rapat.

"Aku sebagai ketua kalian ingin mengabarkan bahwa besok, kepala sekolah meminta kita untuk menemuinya. Tanpa kecuali." Fumie menekankan dua kata terakhir itu.

Seluruh anggota tidak berbicara sama sekali. Mereka mendengarkan apa yang akan dikabarkan Fumie selanjutnya. Keberadaan Fumie sangat mereka hargai atau mereka akan menerima akibatnya.

Satu lagi, tak ada yang bisa menghindari Fumie jika mereka telah mengikat janji dan menaruh tato lambang geng berukuran kecil di lengan mereka. Peraturan bersifat mutlak walaupun mereka telah mati sekalipun.

"Kepala sekolah memiliki rencana baru untuk misi kita kali ini. Ternyata lawan kita tidak mudah. Mereka bahkan telah melakukan beberapa aksi yang tidak kita prediksi sebelumnya," jelas Fumie. "Ada pertanyaan?" Fumie membuka kesempatan untuk bertanya.

Salah seorang laki-laki berambut gondrong mengangkat tangan. Fumie mempersilakannya untuk bertanya. 

"Apa yang akan kita lakukan atas tindakan yang dilakukan musuh?" Tanya si laki-laki.

Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang