Tidak terasa hari libur sudah berakhir dan saatnya para murid Hillary kembali ke aktivitas mereka masing-masing. Tak terkecuali Tatsuya yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Setelah memakai sepatu pantofel hitamnya, ia bersegera menuju garasi mobil dimana SUV hitamnya terparkir gagah.
"Kau tampan Tatsuya!" Katanya saat sempat bercermin di spion mobil. Lalu ia menjalankan mobilnya keluar dari perkarangan rumah mewah itu. Pintu pagar terbuka otomatis karena ada pak satpam yang menekan remote agar pintu terbuka. Tatsuya menyampaikan salam secara tidak langsung melalui klakson mobilnya satu kali dan dibalas anggukan oleh satpam itu.
Tangannya merongoh saku celana dan mengambil sebuah alat kecil yang dapat menyambungkan telepon tanpa memegang ponsel. Alat itu ia masukkan kedalam telinganya.
"Kau dimana Tatsuya? Aku ditinggal kakakku tadi. Kau bisa menjemputku kan?"
Tatsuya memutar bola matanya. Sudah adat kalau pagi-pagi Kiwamoto menelepon dan menyuruhnya menjemput cowok itu.
"Baiklah. Baiklah."
"Arigatou gozaimasu Tatsuya! Ohayooooo." Kiwamoto berteriak lantang. Dengan segera Tatsuya melepaskan earphone itu dan menggosok-gosok telinganya kesal.
"Awas kau Kiwamoto. Kuhajar kau nanti." Makinya kesal.
⚠⚠⚠
Pantofel mengkilat Fumie yang bergesekan dengan lantai marmer menimbulkan bunyi debaman teratur. Tas hitamnya ia sampirkan ke bahunya. Jangan lupakan rambut merahnya yang bergoyang ke kanan dan ke kiri karena tiupan angin pagi. Bibir pinknya bergerak-gerak saat mengunyah permen karet yang tadi dibelinya.
Beberapa pasang mata kembali memandangnya dengan pandangan menusuk. Salah satu alasan mereka adalah warna rambut Fumie yang mencolok. Telinganya sempat menangkap bisik-bisik menghujat padanya. Murid-murid sekolah baru ini membuatnya muak.
Fumie masuk kedalam kelasnya dan cukup terkejut karena semua penghuni kelas itu duduk dibangkunya masing-masing. Tidak ribut seperti dua hari yang lalu saat hari pertamanya.
Kento yang duduk di bangku dekat Fumie berusaha sebaik mungkin menyembunyikan pandangan dengan menundukkan kepalanya. Fumie terdiam dan duduk di bangkunya.
"Hei. Rambutmu bagus." Cicit seorang murid berkacamata yang duduk didepannya. Lalu ia kembali memalingkan wajahnya kedepan. Fumie bisa melihat kalau badannya agak gemetaran saat berbicara. Sementara Kento yang berada tepat disamping Fumie mengumpat dalam hati karena si kacamata telah berani mengusik ketenangan singa betina di kelasnya itu.
"Terimakasih. Punyamu juga bagus."
Respon yang diberikan Fumie membuat murid berkacamata tadi dan beberepa murid lain mendongak menatap keduanya. Tak terkecuali Kento. Fumie tersenyum tipis. Hatinya terbahak. Padahal baru kemarin kelas ini riuh dan sekarang mendadak senyap.
"I..iya. Ngomong-ngomong namamu siapa?" Murid berkacamata itu menjadi lebih berani karena respon Fumie yang hangat. Terlihat beberapa murid lain juga menunggu perkataan selanjutnya yang akan dilontarkan Fumie. Mereka masih penasaran dengan gadis pemberani ini karena dihari pertama Fumie tidak memperkenalkan dirinya.
"Baiklah semuanya. Berhenti menatapku seperti itu. Kalau ada yang ingin kalian ketahui, tanya saja." Fumie membuka suara.
Kemudian bisik-bisik terdengar dari sudut kelas dimana banyak murid cewek disana. Begitu pula dengan murid laki-laki yang saling mengkode dalam diam. Menurut mereka Fumie itu cantik dan mereka ingin berkenalan dengannya.
"Hei. Ayo perkenalkan dirimu!" Seru seorang cewek berambut panjang.
"Iya. Kau belum memperkenalkan diri kemarin." Sahut yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl
Teen FictionTatsuya adalah seorang berandalan disekolahnya. ia dikenal sebagai cowok terhits sekaligus terfamous sejagad SMA Hillary yang tak lain adalah milik kakeknya sendiri. Ia suka memacari banyak cewek dan sudah menghasilkan puluhan mantan hanya di SMA it...