⚠Si kecil Tetsuya

352 27 3
                                    

"Yeih! Salju!"

Fumie yang sedang duduk diayunan gantung yang ada di taman sontak memalingkan wajahnya saat mendengar teriakan seorang bocah lima tahun yang sedang bermain sambil melompat dengan beberapa temannya. Benar, musim dingin telah tiba sejak dua hari lalu.

Uap dingin terus saja mengepul dari mulut Fumie yang telah duduk selama satu jam disini. Bukan untuk menunggu seseorang, tapi untuk merenungkan segala kejadian yang telah menimpanya. Mulai dari masuknya ia ke Hillary High School, perkelahian dengan Tatsuya, mendapat teman baru, misi dari kepala sekolah Nakamura, Michio Orochi, dan hal lain.

Sudah lama mengemban tugas dari Kocho Nakamura tapi sampai sekarang belum ada perkembangan yang berarti. Jika dipikir-pikir lagi, tujuan mereka adalah menyelidiki Michio dan apa yang akan direncanakan pria brengsek itu. Tuan Takeshi adalah temannya. Tatsuya adalah cucu Tuan Takeshi. Jika mendekati Tuan Takeshi adalah jalan tercepat, kenapa ia tidak menggunakan Tatsuya saja?

Fumie menjentikkan jarinya. "Benar." Gumamnya.

"Tapi bagaimana caranya?" Tanyanya bingung. Bulu matanya yang panjang berkedip beberapa kali sambil memikirkan hal itu. "Apa aku harus mendekati Tatsuya dan berpacaran dengannya?" Tanya Fumie. Ia sendiri merasa tidak percaya dengan ide gila ini.

"Benar-benar gila kau, Fumie." Racaunya. Kedua tangannya yang berlapis sarung tangan hangat berwarna hitam ia tangkupkan keatas kepalanya yang mulai dihinggapi butiran salju berukuran kecil. Tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan kecil menyenggol-nyenggol lengannya yang berlapis jaket tebal.

"Kakak. Kakak sedang apa sendiri?" Tanya seorang anak laki-laki kecil yang nampak imut dengan balutan jaket tebal yang menggembung di bagian depannya. Topi merah yang dikenakan anak tersebut semakin membuatnya terlihat menggemaskan.

Fumie hanya menatap anak itu dengan datar. Ia menebak usia anak ini pasti masih sekitar tiga tahun.

"Apa pacar kakak tidak datang? Kalau begitu aku akan menemanimu disini menggantikannya." Ujar anak kecil itu dengan percaya diri. Perlahan senyumnya mengembang lalu memperlihatkan deretan gigi susu yang menggemaskan untuk seusianya.

"Baiklah. Temani kakak kalau begitu." Kata Fumie merasa tertarik. "Siapa namamu dan dimana ibumu?" Tanyanya.

"Namaku Tetsuya. Ibu sedang memasak sup di rumah." Jawabnya. Di sebelah tangan kecilnya ia memegang ranting pohon lalu menggoreskannya ke tanah yang berselimut salju.

Fumie terkejut. "Tetsuya?"

Anak bernama Tetsuya itu pun mengangguk. Memang nama Tatsuya dan Tetsuya itu memiliki arti yang berbeda. Namun, mendengar nama itu, pikiran Fumie langsung tertuju pada si wajah bermasker Tatsuya.

"Apa ibumu tidak khawatir kau bermain sendirian diluar?" Tanya Fumie lagi.

Tetsuya menggeleng. "Aku anak yang kuat." Jawaban ini membuat Fumie tergelak. Anak itu tersenyum hingga matanya menyipit. "Sebenarnya aku tidak sendirian, kakak. Aku bersama pacarku tadi."

"Pacar?" Sekali lagi, Fumie terkejut.

"Iya. Namanya Hinata. Orangnya cantik seperti pacar Naruto. Hihihi." Ujar Tetsuya.

"Benarkah?"

Tetsuya mengangguk. "Ah, itu dia!" Tunjuknya pada seorang anak perempuan yang sedang berdiri disamping seorang wanita dewasa bermantel hitam. "Kakak, maafkan aku. Aku harus pergi sekarang. Pacarku sedang menunggu." Katanya.

Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang