⚠bunkasai day

1.1K 56 0
                                    

Seperti yang sudah disepakati, kelas dai-san IPS E membuat rumah hantu di lorong sekolah yang menghubungkan kantor guru dengan GOR. Terbilang luas, lorong itu juga terkenal sepi. Namun bukan berarti lorong itu tidak dipakai oleh murid. Kadang kala murid nakal pergi merokok dengan sembunyi-sembunyi dibelakang sekolah dan melewati lorong itu.

"Bagaimana persiapannya anak-anak? Wow. Kalian terlihat hebat." Puji pak guru Tomoe saat melewati rumah hantu. Ia juga memuji penampilan mereka terutama saat melihat Kento yang berkostum vampir dengan gigi taring palsunya.

"Apa anda bermaksud mengejek kami, sensei?" Kata Kento tidak terima. Sebenarnya ia merasa konyol dengan kostum vampir. Namun apa boleh buat daripada ia harus bernasib sial seperti salah seorang temannya yang harus memakai kostum yang penuh sobekan yang selalu dipakai oleh Frankestein.

Pak guru Tomoe tertawa. "Bagaimana bisa aku mengejek kalian. Kalian kan murid kesayanganku." Kata pak guru penuh dengan nada mengejek. Sebelum Kento menyahut lagi yang mungkin saja menyebabkan pertikaian, dengan cepat Mizaki menariknya kedalam ruang gelap yang telah dihiasi dengan segala benda menyeramkan. Sebelum itu ia sempat memberi senyum palsunya untuk pak guru.

"Hei Kento, Jangan pernah menyahut guru yang datang ke stan kita." Nasihat Mizaki. "Tanpa sadar mereka menilai apa yang kita perbuat. Tidak hanya apa yang ada di stan kita."

Kento memutar bola matanya. "Baiklah! Baiklah!" Ia merasa jengah dengan nasihat bodoh ini. Lalu Mizaki pergi meninggalkan Kento dan beberapa murid lain yang menontonnya. Sudah kepalang jengkel, Kento membuang napas kasar dan memakai topengnya untuk menyembunyikan wajah masamnya.

"Psst.."

Kento menoleh ke belakang dimana ada Sakura yang berpakaian putih dengan sudut wajah bercat merah. Kento memasang wajah kesal. Ia malas berurusan dengan cewek aneh seperti Sakura.

"Kau tahu, pakaian yang kau kenakan sekarang sangat pas jika kau kenakan. Bersemangatlah!" Sakura menunjukkan kepalan tangannya sebagai tanda semangat untuk Kento. Kento tidak merespon apapun dan langsung pergi begitu saja. Sakura menunduk malu. Tanpa disadarinya, Mizaki melihat dari kejauhan apa yang terjadi kepada mereka berdua. Entah kenapa ia merasa kesal hingga menggeram tertahan.

"Hei Sakura! Tidak usah berpacaran disini. Takuti pengunjung stan saja sana!" Teriak Mizaki dari jauh. Sakura yang tidak dapat mendengar apa yang dikatakan Mizaki  hanya melihat Mizaki yang terus mengomel.  Dengan sikap acuh ia  pergi begitu saja. Kepergian Sakura semakin menambah kejengkelan Mizaki. Sedangkan teman-teman lain terkekeh melihat kegaringan Sakura terhadap Mizaki.

"Kau bicara dengan siapa, pak ketua?" Ejek seorang temannya yang sempat menonton adegan seru itu. Mizaki menjawab pertanyaan itu dengan dengusan marah lalu pergi dengan perasaan jengkel.

Persiapan mereka sudah selesai dan kini saatnya mereka menerima pengunjung. Mizaki dan Hana bertugas diluar pintu dan menjual tiket masuk. Didalam lorong hantu, para murid yang telah berpakaian seperti hantu siap untuk menakut-nakuti para pengunjung. Fumie sendiri berada diantara pemeran hantu tersebut dengan pakaian hantu No Face. Jengkel sudah sejak tadi dirasakannya namun ia juga bersyukur karena tidak dapat dikenali pengunjung karena kostumnya menutupi seluruh permukaan tubuhnya dari atas ke bawah dengan kain hitam.

"Bersabarlah Fumie. Ini tidak akan lama." Katanya dalam hati berusaha sabar.

***

Seperti tahun lalu, kelas dai-san IPA 1 kembali membuat cafe sebagai stan mereka. Dikumpulkanlah pada cowok-cowok yang dirasa tampan menurut voting kelas untuk menjadi waitress agar menjadi daya tarik sehingga banyak pengunjung yang singgah. Mereka juga menyediakan jasa foto gratis dengan waitress tampan tersebut. Entah sial atau beruntung, Tatsuya, Kenji, Kiwamoto dan Hiro ditunjuk untuk menjadi waitress tampan. Sedangkan Nanami dan Wijin bertugas menjadi bartender.

Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang