Akira menghentikan motornya didepan sebuah rumah mewah berlantai dua. Fumie menebak pasti ini rumah sang kepala sekolah. Pintu pagar otomatis terbuka saat Akira membuka helmnya.
"Rumah kepala sekolah?" Tanya Fumie. Akira mengangguk sebagai jawaban.
Lalu keduanya mendekati pintu utama dan mendapati seseorang telah menunggu mereka diluar pintu.
"Selamat datang. Tuan Nakamura sudah menunggu." Kata pelayan itu sambil membungkukkan diri. Lalu setelah itu mereka diantar
kedalam hingga sampai di depan sebuah pintu."Tuan ada di dalam. Silahkan masuk." Kata sang pelayan lalu pergi dari hadapan mereka. Fumie memutar gerendel pintu lalu mereka berdua disambut oleh keheningan.
Namun sebuah kursi putar yang ada didepan sebuah meja yang tadinya membelakangi mereka akhirnya berputar hingga nampaklah kepala sekolah Nakamura yang duduk disana.
"Selamat datang." Sambutnya dengan tangan terbuka. Lalu bangkit dari singgasananya menuju sofa yang ada disudut dinding berjendela. Tangannya mengode Fumie dan Akira untuk duduk disofa.
"Bagaimana?" Tanya kepala sekolah langsung ke inti pembicaraan.
"Sepertinya Michio semakin gencar melakukan aksinya. Tapi kemarin kami dengar dia banyak menanyakan tentang cucu Tuan Takeshi." Jawab Akira panjang lebar. Karena telah dijelaskan oleh Akira, Fumie hanya mengangguk saja.
Kepala sekolah Nakamura terlihat berpikir keras. "Apa ada hal lain yang bersangkutan dengan misi kita yang mereka bicarakan?" Tanyanya.
"Tidak ada, kepala sekolah." Kali ini Fumie yang menjawab karena pada hari itu ia duduk lebih dekat dengan target jadi ia lebih mendengar banyak apa yang dibicarakan Michio dan Tuan Takeshi.
Kepala sekolah mengetukkan jarinya ke meja. "Hmm." Ia terlihat berpikir keras. Fumie menebak pasti akan ada strategi lain yang dilancarkan karena dengan memata-matai saja tidak akan mendapatkan banyak perkembangan.
"Kurasa dengan memata-matai seperti ini kita tidak akan mendapat banyak hasil." Ujar kepala sekolah Nakamura yang ternyata sepemikiran dengan Fumie.
"Apa ada cara lain untuk mengetahui rencana busuk yang direncanakan Michio?" Tanya Akira gemas hingga tanpa sadar menggenggam tangannya hingga berbunyi gemeretak.
"Ada satu." Jawab Kepala sekolah yakin.
"Apa itu, kepala sekolah?" Tanya Akira tak sabar. Bukannya menjawab, kepala sekolah Nakamura malah menunjuk Fumie.
"Fumie, aku tahu ini sulit. Tapi aku sangat berharap kau bisa melakukannya untukku. Kau harus mendekati cucu pemilik sekolahmu."
Pernyataan Akira membuat Fumie terlonjak. "APA?!" Pekiknya keras.
***
"Pemilik Hillary adalah Tuan Takeshi. Tatsuya adalah cucunya. Kalau kita hendak mengetahui ide busuk Michio yang adalah temannya sekaligus kolega kerja tuan Takeshi, maka jalan terbaik adalah dekat dengan Tatsuya." Jelas Akira lalu membuang napas.Setelah kembali dari rumah kepala sekolah Nakamura, Fumie yang tadinya menurut saja apa yang diperintahkan kini melepaskan uneg-unegnya saat tiba di markas mereka. Ia menarik rambutnya frustasi. Mengapa pula harus dirinya yang mendekati laki-laki narsis macam Tatsuya?
"Aku tidak mau." Putus Fumie. Ia kesal dengan rencana yang diusulkan kepala sekolah. Tapi apa dayanya menolak permintaan kepala sekolah yang selama ini dibanggakannya.
"Kau tidak bisa menolak. Itu permintaan kepala sekolah kita." Kata Akira semakin meruwetkan pemikiran Fumie.
"Tapi tidak dengan mendekati Tatsuya juga kan. Kalau kau setuju kau saja yang mendekati Tatsuya." Ujar Fumie sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl
Teen FictionTatsuya adalah seorang berandalan disekolahnya. ia dikenal sebagai cowok terhits sekaligus terfamous sejagad SMA Hillary yang tak lain adalah milik kakeknya sendiri. Ia suka memacari banyak cewek dan sudah menghasilkan puluhan mantan hanya di SMA it...