Matahari samar-samar mengintip lewat jendela kamar yang bernuansa klasik itu. Suara burung dipagi hari sangat menyejukkan pikiran. Akhir musim gugur ini akan menjadi musim gugur yang berkesan bagi Fumie. Tanpa ia sadari tentunya."Hwaaahhh!" Fumie menguap lebar-lebar dan memijit matanya. Ia merasa sangat lelah. Setelah menguap lebar, ia membuka matanya dan mencoba melihat dengan jelas. Ia belum sadar kalau itu bukan kamarnya. Dan-
"Hah, kamar siapa ini?" Fumie terkejut saat melihat dirinya berada didalam kamar asing yang ia sadar kalau kamar itu bukan miliknya. Ia bangun dan memperhatikan sekitar. Ia meremas selimut putih yang sangat lembut yang ia pakai dibadannya dan menduga pasti kamar ini milik orang kaya. Kamar minimalis ini memuat sebuah lemari baju, meja belajar, ranjang king size dan sofa coklat didepan ranjang.
Tapi mengapa ia disini? Bukannya di kamarnya sendiri?
Ia mencoba mengingat kejadian semalam dan nihil. Ia hanya ingat kalau ia pergi ke club malam setelah makan bersama gengnya di restoran dekat club dan seingatnya ia hanya meminum segelas sake. Tapi tunggu dulu, ia juga mengingat kalau anggota geng lain merecokinya apakah ia kuat minum atau tidak, lalu ia menunjukkan dirinya bahwa ia kuat minum hingga menghabiskan satu botol sake. Ya, hanya satu botol saja.
"Boss! Kau kan jago berkelahi. Bagaimana dengan minum? Aku tidak yakin." Kata Sena, salah satu anggota geng.
Akira berdiri dan memajukan wajahnya ke Sena karena telah berani mengatakan sesuatu yang meremehkan Fumie.
"Apa maksudmu berkata seperti itu kepada bosmu hah? Apa kau mau kupukul?" Bogem mentah hampir mengenai wajah Sena jika mereka tidak dilerai oleh anggota lain.Sena mengangkat tangannya tanda damai. "Baiklah. Baiklah. Maafkan aku." Kata Sena.
Tiba-tiba Fumie datang dan mengambil sebuah botol sake diatas meja dan mulai meneguknya dengan cepat. Akira hendak mencegah perbuatan Fumie tapi Fumie mengangkat sebelah tangannya tanda ia tidak ingin diganggu. Sorak sorai anggota geng menggema menyemangati aksi Fumie yang berani. Setelah menghabiskan satu botol, ia menaruh botol kosong ke atas meja disertai bunyi debaman keras. Seluruh temannya bertepuk tangan.
Tangan Fumie hendak meraih botol kedua namun aksi Fumie dicegah Akira. "Fumie, jangan diteruskan. Nanti kau akan mabuk."
"Tenang saja. Aku baik-baik saja." Kata Fumie yakin jika satu botol lagi tidak memengaruhi kesadarannya. Lalu ia melanjutkan aksinya sampai menghabiskan lima botol sake. Setelah itu ia berada dialam bawah sadarnya. Fumie mabuk.
Kembali lagi ke dunia nyata, ia menepuk kedua pipinya dan menggelengkan kepala. "Bagaimana aku bisa sebodoh itu?" Katanya menyesal. "Lalu rumah siapa ini?" Matanya kembali meneliti setiap sudut kamar. Menurut penilaiannya, kamar itu lumayan menjadi favoritnya jika kemeja dan jeans di lantai itu dipindahkan.
Tunggu dulu. Kemeja? Jeans?
Matanya membulat. Ia berusaha mengingat kejadian semalam. Ia memalingkan wajahnya ke kanan dan mendapati sesuatu bergerak-gerak dibawah selimut. Dengan hati-hati ia menyingkap selimut dan sangat terkejut saat mendapati Tatsuya tertidur pulas dengan bertelanjang dada. Sontak ia menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya.
YA AMPUN!
"Siapa yang memakaikan baju ini padaku?" Pekik Fumie saat melihat kaos putih kebesaran yang melekat ditubuhnya. "Itu kan kemeja dan celanaku!!" Tunjuknya pada kemeja dan jeans senada yang tercecer di lantai. Kepalang marah, Fumie melayangkan pukulan ke pipi Tatsuya tanpa berpikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl
Teen FictionTatsuya adalah seorang berandalan disekolahnya. ia dikenal sebagai cowok terhits sekaligus terfamous sejagad SMA Hillary yang tak lain adalah milik kakeknya sendiri. Ia suka memacari banyak cewek dan sudah menghasilkan puluhan mantan hanya di SMA it...