⚠Menyebalkan

806 50 3
                                    

"Apa aku membuatmu kesal?"

Fumie meninju bantalnya dengan geram. Malam sudah menunjukkan pukul satu pagi namun ia belum juga mengantuk. Dan itu semua karena Tatsuya yang meneleponnya dan tidak berhenti mengganggunya sama sekali. Setelah menjawab panggilan pertama, Fumie langsung mematikan panggilan saat tahu cowok hits itu yang menelepon.

Namun Tatsuya tetaplah Tatsuya. Ia kembali melakukan panggilan secara berturut-turut hingga lima puluh kali. Fumie marah dan pada dering yang ke lima puluh satu, ia memutuskan untuk menjawab panggilan itu.

"DASAR TIDAK TAHU ATURAN! KAU PIKIR INI JAM BERAPA HAH?!!" Bentak Fumie setelah menekan tombol hijau pada ponselnya.

Bukannya marah, Tatsuya malah tertawa. "Ya! Kau tidak punya jam ya?" Ledeknya. "Baiklah. Aku akan membantumu kalau begitu. Sekarang ini sudah sepuluh malam waktu jepang." Kata Tatsuya riang.

Fumie mengepalkan tangannya. Kalau saja ada Tatsuya disini, bisa dipastikannya cowok itu terkapar di lantai sekarang juga. Ia menarik napas dalam dan mengeluarkannya lewat mulut berharap bisa lebih bijak menghadapi manusia jenis Tatsuya.

"Halo? Kau sudah tidur?" Sapa Tatsuya. Fumie malas untuk menjawab jadi ia membiarkan saja Tatsuya berbicara sendiri. Toh nanti ia akan mematikan ponselnya juga.

"Hey. Aku tahu kau masih disana."

"..."

"Baiklah. Aku akan mematikan panggilannya. Tapi aku akan mengatakan sesuatu terlebih dulu."

Tanpa sadar Fumie menunggu kelanjutan kalimat Tatsuya. Kira-kira gombalan apa lagi yang akan dilontarkan cowok itu.

"Besok setelah latihan judo, kau jangan pulang dulu ya. Hehe itu saja. Selamat malam Fumie. Mimpikan aku ya." Kata Tatsuya lalu mematikan panggilan teleponnya.

"Apa maksudnya menyuruhku menunggu setelah selesai latihan?" Tanya Fumie.

Tidak. Tidak.

Untuk apa aku memikirkan omong kosong dari Tatsuya yang sama sekali tidak dapat dipercaya itu?

"Ck. Benar-benar kau Fumie. Perkataan bodoh itu saja membuatmu berpikir terlalu jauh. Cih buang-buang waktu saja." Kata Fumie lalu memutuskan untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda.

***

Tatsuya terlihat tersenyum-senyum hari ini. Bukan karena banyak yang menyapanya seperti biasa atau sekedar membuat mantan-mantannya jatuh cinta lagi, namun lebih ke perasaan pribadinya yang sedang berbunga-bunga.

Seperti sekarang, meskipun cuaca Jepang agak dingin karena musim dingin hampir tiba, Tatsuya masih senang berjalan-jalan keluar bahkan berlama-lama demi sesuatu yang tidak penting. Bayangkan saja, sudah dari hampir satu jam yang lalu ia betah duduk disamping kolam sekolah yang berisi banyak jenis ikan dan memandangi binatang itu tanpa berkedip.

"Hei! Ada apa denganmu Tatsuya? Sepertinya ada yang tidak beres." Tanya Kenji setengah membuat Tatsuya terkejut karena pukulan ringan di lengannya.

"Hei membuatku kaget saja. Aku tidak apa-apa." Jawab Tatsuya kemudian. Kenji memgambil tempat disamping Tatsuya dan menoleh menatap wajah glowing itu dengan ekspresi yang aneh.

"Aku tidak percaya. Ayolah ceritakan padaku." Bujuk Kenji.

Tatsuya kembali memamerkan senyum misteriusnya lalu menggeleng.

"Tidak? Ya sudah." Ujar Kenji setengah kesal. Ia ikut mengamati ikan-ikan didalam kolam itu. Namun tidak lama setelahnya, para cewek Hillary koukou terdengar menjerit tak keruan. Tatsuya dan Kenji sontak memalingkan wajah mereka pada seseorang yang menjadi tontonan seluruh kaum hawa di lapangan.

"Siapa itu?" Tanya Tatsuya penasaran. Kenji menggeleng sebagai jawaban. Pandangan mereka yerua mengikuti laki-laki berbaju serba hitam dengan jaket kulit mewah dan kaca mata hitam bertengger manis diatas hidung mancungnya.

"Hei Tatsuya! Lihat itu!" Seru Kenji kepada Tatsuya. Tatsuya pun mengikuti pandangan Kenji dan ikutan terkejut hingga bangun dari duduknya. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya hingga ia mengucek kedua matanya.

Itu Fumie. Dan laki-laki tadi. Mereka berjalan berdampingan melintasi lapangan dan lurus ke arah pintu gerbang. Sepertinya mereka cukup dekat hingga terlihat sesekali mereka tertawa bersama.

Tatsuya merasa tidak terima dengan kedekatan itu hingga tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya.

***

Fumie uring-uringan saat tahu Akira datang menjemputnya hingga ke dalam ruang kelasnya. Sepanjang keluar dari kelas bersama Akira, Fumie memutar bola matanya saat melihat banyak cewek-cewek Hillary yang berteriak histeris khususnya setiap melihat laki-laki tampan.

Baju hitam yang dipakai Akira sangat mencolok diantara baju putih yang menjadi seragam sekolah. Ia khawatir kalau ada pihak sekolah yang melihat mereka, yang menjadi imbasnya adalah Fumie sendiri nantinya.

"Hei Akira. Tunggu sampai di luar kutendang bokongmu!" Seru Fumie sambil memukul lengan Akira. Mereka sedang melintasi lapangan dan tidak memedulikan tatapan semua orang.

"Hei. Hei. Sabar. Aku hanya sedang menuruti perintah kepala sekolah kita." Bela Akira dengan kekehan ringan. Ia agak senang saat banyak cewek yang menyorakinya karena suka. Tapi ia yakin kalau mereka tahu ia yang sebenarnya, sudah pasti mereka lari duluan. Track record-nya sangat payah. Kecuali masalah berkelahi tentu saja.

"Pokoknya akan kubalas nanti." Kata Fumie. "Jadi akan kemana kita hari ini?" Tanyanya.

"Kita akan pergi ke suatu tempat yang tidak kuketahui. Ini pesan kepala sekolah."

Fumie mengangguk paham dan mengikuti Akira menuju parkiran dan kembali menancapkan gas ke lokasi tujuan.

***

Yo readers!
Thanks banget buat yang udah baca cerita writer ini. Writer sangat senang karena Bad girl mengalami kemajuan. Banyak yang nge-vote ehehe. Terimakasih banyak buat kalian ya.

Ohya gengs!
Jadi ceritanya writer lagi ikutan challenge. Nah jadi Bad girl akan jarang up. Tapi bakal banyak up di lapak satu lagi.

Kalo kalian punya waktu, skuy mampir ya. Judulnya FALL FOR FIREFIGHTER.
Tolong writer ya readers. Vote sama komen kalian sangat sangat sangat membangun dan membantu writer dalam menulis.

Kiss and hug,
Intan j.


Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang