Fumie dan anggota gengster lain menghabiskan waktu sampai tengah malam di club malam setelah makan bersama di kafe dekat dengan club. Akira yang tiba-tiba mendapat telepon harus segera pulang karena ibunya yang mendadak sakit. Dan setelahnya beberapa orang dari mereka pun memutuskan untuk pulang.
"Kau mau kemana bos?" Tanya Ren, laki-laki berambut keriting tadi saat melihat Fumie berdiri.
Fumie bangkit dengan agak sempoyongan. Sepertinya ia banyak minum sake tadi. "Hah. Ren. Aku mau pulang." Jawab Fumie dengan mata tertutup.
"Ayo. Akan kuantar." Tawar Ren. Tapi sebelum Ren berdiri, Fumie sudah mencegah Ren.
"T..tidak udah Ren. Kau bersenang-senanglah. Aku baik-baik saja." Fumie memberikan senyum dan bersikap seperti ia tidak mabuk.
"Bagaimana kalau kau terjadi apa-apa padamu bos?" Tanya Ren lagi dengan agak khawatir.
"Hey! Kalau kau pikir begitu kenapa kau memanggilku bosmu?" Teriak Fumie marah.
"Baiklah bos. Kalau begitu hati-hati." Ren kembali menyesap sakenya.
Fumie mengerjap-erjapkan mata berusaha melihat dengan jelas. Setelah usaha yang besar, ia sampai di toilet dan membasuh mukanya. Sedikit kesadarannya kembali lalu ia keluar dari club tersebut. Ia pulang dengan berjalan kaki karena sepedanya telah ia tinggalkan di gudang markas tadi siang.
***
Tatsuya menghela napas lega setelah mengantarkan Kiwamoto, Hiro dan Kenji saat pesta penyambutan ala mereka untuk Nanami yang baru pulang dari Korea. Ia merongoh hpnya di dalam saku dan mendapati sebuah pesan dari kakeknya.
Dari : kakek tua
Rumah, besok jam 9 pagi.Tatsuya melempar hp tersebut ke kursi disampingnya. Kedua tangannya memukul setir mobil yang sedang dikendarainya. Ia tak habis pikir dengan sikap kakeknya yang sedikit-banyak memaksanya melakukan apapun yang kakeknya mau.
Untuk mengusir kebosanan, ia memutar musik dari Panic at The Disco yang senang didengarnya beberapa hari ini. Ia sengaja menggerakkan kepalanya untuk mengekspresikan bahwa ia menikmati lagu itu. Namun saat pandangannya tak sengaja mengarah ke kanan, kaki kirinya dengan spontan menginjakkan rem hingga ban mobilnya berdecit keras. Ia menggosok kedua matanya untuk memastikan penglihatannya tidak salah.
"Benar. Tidak salah lagi. Itu si anak baru yang namanya Fumie!" Bisik Tatsuya dalam dengan suara yang kecil pada dirinya.
"Tapi apa yang dilakukannya disamping tembok itu? Kenapa dia menempelkan pipinya di dinding? Apa dia sedang menguntit atau menguping sesuatu?"
Tatsuya berbicara kepada diri sendiri selama 5 menit sambil terus memperhatikan tingkah Fumie yanh sekali berjalan dan menempelkan pipinya di dinding beton yang menjadi pagar rumah orang.
"Heeehhh dia kenapa?" Tatsuya hampir membuka pintu mobil yang telah diparkirnya saat melihat Fumie yang berjalan sempoyongan. Tapi niat itu ia tahan dan ia tetap mengamati dari dalam mobilnya.
"Apa sebaiknya aku menawarkan tumpangan padanya? Aaaahhh tidak usah. Kemarin kan dia menghajarmu Tatsuya." Kata Tatsuya pada dirinya sendiri.
Tapi diri Tatsuya yang lain mengatakan kalau ia harus menolong Fumie karena jika terjadi sesuatu pada gadis itu bagaimana nantinya? Pasti ia yang akan dituduh karena sekarang ia yang mirip penguntit. Duduk didalam mobil dan menanti gerak-gerik seorang gadis yang ia tidak tahu sedang melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl
Teen FictionTatsuya adalah seorang berandalan disekolahnya. ia dikenal sebagai cowok terhits sekaligus terfamous sejagad SMA Hillary yang tak lain adalah milik kakeknya sendiri. Ia suka memacari banyak cewek dan sudah menghasilkan puluhan mantan hanya di SMA it...