⚠Di Markas

533 36 4
                                    

Gemuruh tawa menggema di dalam markas. Seluruh anggota geng sudah berkumpul. Semua orang menikmati kejutan yang telah dibuat untuk menyambut Kazuo karena ulang tahun cowok itu. Namun tidak dengan Fumie. Matanya terus saja memperhatikan cowok yang sedang duduk disamping Kenji dan Kazuo.

Benar. Itu Tatsuya.

Jujur saja Fumie tidak menyangka sama sekali dengan kehadiran Tatsuya dan Kenji di markas mereka. Hatinya tidak tenang dari tadi. Bagaimana kalau seluruh teman gengnya mengetahui kalau dua cowok ini adalah murid Hillary? Fumie tebak mereka akan pulang dengan banyak belas luka kalau hal itu benar terjadi.

Pada saat Tatsuya dan Kenji masuk ke dalam markas tadi, seluruh anggota geng melihat keduanya dengan heran.  Akira sendiri sudah berdiri hendak menghampiri dan--mungkin--menghajar keduanya. Namun,

"Mereka temanku." Kata Kazuo.

Gelenyar rasa tenang membanjiri hati Fumie saat Kazuo memberitahu seluruh anggota geng mengenai Kenji dan Tatsuya. Kenji dan Tatsuya pun kelihatannya sudah bisa beradaptasi dengan baik diantara mereka.

"Sepertinya ada yang mengganggu pikiranmu." Fumie menoleh saat Akira duduk disampingnya. Lalu pandangannya beralih kembali memandangi teman-temannya yang sedang bernyanyi ditengah ruangan.

"Tidak ada." Dusta Fumie.

Akira mendengus pelan. "Apa kau tidak keberatan dengan kehadiran dua orang itu?" Tanyanya dengan sarkas.

"Kau keberatan. Itu terdengar jelas dari nadamu berbicara." Bukannya menjawab, Fumie malah mengungkapkan isi pikiran Akira.

"Bagaimana denganmu?"

Mata Fumie menatap Tatsuya. Syukurlah tidak ada yang mengetahui nama dan asal Tatsuya sekarang. Begitu pula dengan Akira yang sebenarnya belum pernah melihat Tatsuya.

"Aku juga tidak. Tapi Kazuo bilang itu temannya. Jadi aku bisa mengerti." Jawab Fumie yang membuat kekesalan Akira semakin bertambah. Setelah itu Akira tidak berbicara lagi dan memilih untuk meluapkan amarahnya dengan meminum bir.

***

"Psst." Tatsuya menusuk-nusuk lengan Kenji dengan jari telunjuknya. Kenji yang merasa geli karena tusukan itu pun menoleh.

"Ada apa?" Tanyanya.

Tatsuya mendekatkan wajahnya.  "Sebenarnya kita sedang berada  dimana? Dan kenapa ada Fumie disana?" Tanya Tatsuya penasaran. Di tangan kanannya, ia mengenggam segelas bir yang tinggal setengah. Sesekali ia membasahi bibirnya yang kering.

"Sebaiknya kau tidak bertanya dulu. Ini terlalu berbahaya untuk dijelaskan sekarang." Bisik Kenji dengan mimik serius. Pada awalnya ia juga tidak tahu kemana akan dibawa oleh Kazuo, tapi setelah kakinya menginjak diatas tanah yang berhadapan dengan sebuah sekolah, ia membeku.

Tatsuya menyatukan alisnya. "Tapi kenapa?"

"Dengar. Apapun yang mereka tanyakan kepadamu, jangan takut berbohong. Ini menyangkut kelangsungan hidup kita." Peringatan disampaikan Kenji sambil sesekali melirik ke arah belakang Tatsuya.

Tatsuya hanya bisa melongo mendengar kata-kata Kenji. Apa temannya itu sedang bercanda? Tapi ini sepertinya bukan saat yang bagus untuk bercanda.

"Baiklah." Jawabnya pasrah.

Malam semakin larut, namun tidak ada seorang pun yang pulang. Entah ini perayaan ulang tahun atau bukan, Tatsuya sudah tidak tahan berada disana. Banyak diantara teman Kazuo yang sudah mabuk atau tidur disofa dekat dinding. Netranya menjelajahi seluruh sudut berharap menemukan sosok gadis yang disukanya. Namun nihil.

Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang