Uri Worried 3

5K 354 17
                                    

Dimobil Yoongi, Jungkook masih shock dengan kejadian tadi, nafasnya masih memburu namun masih bisa ia tahan. Tubuhnya bergetar dan sesekali meringis karena luka di lengannya. Mingyu menenangi Jungkook semampunya. Karena dia dan Yugyeom juga tentunya shock, apalagi mengingat bagaiman tadi preman itu berniat menusuk perut Jungkook. Benar-benar tidak bisa Mingyu bayangkan jika itu terjadi. Yugyeom yg duduk dikursi depan selalu menengok kebelakang untuk melihat keadaan Jungkook. Begitu juga Yoongi yg diam-diam memerhatikannya lewat kaca spion.

Sesampainya dikantor polisi, Mingyu, Yugyeom dan Jungkook langsung ditangani dan diobati diruang medis. Sementara Yoongi sedang memberi kesaksiannya atas kejadian tadi. Ternyata preman itu memang sudah sering keluar masuk penjara dan menjadi buronan.

.
.
.
.
.
.
.

Berbeda dengan situasi genting yg dihadapi kakaknya. Rose sekarang sedang menyantap makan siang bersama Tae dikantin kampus. Sesekali bersenda gurau melemparkan candaan berdua hingga aksi backstreet nya juga akhirnya terbongkar oleh lingkungan kampus. Mereka sudah tidak peduli lagi pikirnya. Candaan itu terhenti ketika Rose mendapat telfon dari Yoongi setelah mendapat kabar kalau Jungkook tengah berada dikantor polisi. Betapa terkejutnya Taehyung, semua pikiran negative itu memenuhi kepala Tae. Dari Jungkook melakukan aksi kriminal hingga kecelakaan yg menyebabkannya..... ah sudahlah Tae kalut dan langsung beranjak menemui Jungkook.

.
.
.

"Kalian udah gapapa? Dokter maaf apa ada luka yg serius?" Tanya Yoongi yg telah selesai memberikan kesaksian dan menghampiri 3 anak itu.

"Syukurlah tidak ada yg begitu serius. Hanya lebam dan luka dalam biasa. Tapi satu pukulan lagi aja, anak-anak ini akan K.O, tubuhnya tidak kuat" mendengar itu Yoongi sangat bersyukur dia datang diwaktu yang tepat. Lalu Yoongi melirik ke arah Jungkook yg masih menunduk

"Kalau luka goresan pisaunya? Tidak infeksi kan dok?"

"Ah untuk itu, karena pelaku asal menggoreskannya, kedalaman luka tidak merata jadi dibeberapa bagian ada yg perlu dijahit. Tapi hanya sedikit dan sudah ditangani. Anak itu juga mengeluarkan lumayan banyak darah, efeknya dia akan merasa sedikit pusing"

"Ah baiklah. Terima kasih sekali lagi"

"Sama-sama. Saya permisi dulu. Anak-anak kalian harus lebih berhati-hati lagi ya" ucap dokter itu lalu meninggalkan mereka ber4.

"Mingyu, Yugyeom, tadi hyung sudah mengabari orang tua kalian dan mereka akan menjemput kalian disini. Maaf tidak izin tetapi rasanya sangat perlu, hyung takut kalian masih trauma"

"Gapapa hyung. Makasih banyak ya Yoongi hyung sekali lagi" ucap Mingyu

"Sama-sama" tidak lama orang tua Mingyu dan Yugyeom datang. Mingyu dan Yugyeom berpamitan juga dengqn Jungkook yg masih terlihat sangat shock. Setelah itu, Yoongi mendekati Jungkook. Entah, dia sangat melihat sosok Soobin didiri anak itu saat ini. Soobin saat terpuruk ketika putus asa akan penyakitnya dulu.

"Jahitannya masih sakit ya?" Pertanyaan sedikit awkward dari Yoongi yg dipilih untuk membuka pembicaraan.

"Hiks...K-kookie..K-Kookie t-takut h-hyungg..hiks" ucap Jungkook dengan suara yg bergetar.

"Hei..." Yoongi pun langsung membawa Jungkook kepelukannya.

"Sudah..sudah tidak ada apa-apa sekarang. Ada hyung disini. Kamu ga akan nemuin hal kaya gitu lagi. Semua lindungin kamu" ucap Yoongi menenangkan Jungkook

"Hiks..huaa...h-hiks....hikss" tangin Jungkook semakin kencang didekapan Yoongi. Yoongi hanya mengeratkan pelukannya.

"Sstt..ada hyung, jangan khawatir" ucap Yoongi style nya yg terkesan cuek namun dalam. Entah Yoongi menjadi lembut sekarang. Tidak ada lagi 'Om Yoongi' yg kasar pada Jungkook. Jungkook pun membalas pelukan itu erat, dengan masih terisak.

Uri Kookie~ || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang