Uri Priority 3

5K 390 20
                                    

Namjoon bergegas menuju UGD dengan Jungkook digendongannya, begitupun dengan Jisoo yg mengikuti dari belakang tidak kalah panik.

Jungkook ditangani dokter umum di ruangan yg tidak kalah ricuhnya juga karena malam ini begitu banyak pasien di dadakan dengan berbagai macam penanganan. Rupanya habis terjadi kecelakaan beruntun 2 keluarga. Jungkook menggenggam Namjoon disisa tenaganya berharap ia tetap menemaninya disana. Jungkook takut melihat orang-orang disekelilingnya yg kesakitan. Trauma lalu itu seakan ingin memenuhi pikirannya kembali. Jungkook benar-benar takut. Namjoon mendekat dan mensejajarkan penglihatannya dengan Jungkook yg sudah berbaring dikasur pasien.

"Hey sayang, jangan didenger jangan dilihat ya. Lihat papih disini, papih temenin adek ya" ucap Namjoon yg paham kalau anaknya sedang melawan traimatic itu.

"Hiks..p-pih...hiks.." tangis Jungkook ketika keadaan semakin kacau disekelilingnya. Geram, rasanya Namjoon ingin menyewa satu kamar khusus untuk penanganan Jungkook malam ini. Bukan karena biaya pertimbangannya, anaknya butuh penanganan segera.

Dengan segala upaya untuk meringankan ketakutan Jungkook, Namjoon mandiri menarik semua gorden untuk menutup Jungkook dari kekacauan disekeliling yg sebelumnya staff rumah sakit abaikan karena terlalu hectic dengan keadaan malam ini.

"Dok! Mana dokter untuk anak saya?!" Teriak Namjoon karena dokterpun tak kunjung datang. Semakin panik Namjoon melihat Nafas Jungkook yg semakin berat. Inhaler, dicarinya disemua saku namun tidak ada.

Diingatnya kalau benda itu ada pada Jisoo "Adek tunggu disini sebentar ya..." Namjoon segera bergegas keluar ruangan menghampiri Jisoo untuk meminta barang kecil yg membantu hidup anaknya.

"P-pih..gimana? Kookie gimana?"

"Inhaler mih? Inhaler mana?" Ucap Namjoon yg sedang merogoh tas Jisoo

"E-emang ga dipasang oksigen??"

"Rumah sakit sialan! Anak kita belum juga ditanganin mih!" Namjoon dan Jisoo memang bukan pergi kerumah sakit biasanya karena jarak yg lumayan jauh, mereka hanya menginginkan penanganan yg cepat untuk Jungkook namun nihil.

Kaget dan paniknya Jisoo mendengar ucapan suaminya tadi. Hingga Namjoon akhirnya mendapatkan inhaler itu. "Telfon Taehyung, cari tau rumah sakit tempat Hoseok padet atau ga. Habis dapat kabar kita pindahin Jungkook" ucap Namjoon

"I-iya pih, mamih juga nanti telfon Hoseok"

"Um" ucap Namjoon lalu bergegas kembali memasuki ruangan.

"Ini sayang, tarik nafas pelan-pelan ya"

Tidak lama kemudian dokter pun akhirnya datang dan ingin segera menangani Jungkook. Namjoon rasanya sudah ingin mengamuk namun Jugkook butuh penanganan. Jungkook segera dipasangkan selang oksigen untuk membantunya bernafas lalu dokter mulai mendiagnosa.

Sementara itu diluar, Jisoo menunggu dengan keadaan yg tidak kalah panih. Kericuhan didalam juga tak jauh beda dengan penunggu korban kecelakaan yg lain.

Drrtt drrrt

"Hallo mih, mih Tae udah dapet info disana kosong kok. Mau langsung Tae book atau gimana?"

"Gausah Tae. Adek udah ditanganin tadi. Papih belum ngabarin lagi masih didalam"

"Bener mih? Adek udah aman?"

"Iya sayang semoga. Mamih juga masih nunggu mamih takut"

"Emang gimana si mih? Jelek banget pelayanannya. Gausah kesana lagi deh besok-besok"

Uri Kookie~ || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang