2 : Larangan Allah SWT

900 125 72
                                    

Revisi
[23 Mei 2020]

"Apa salah cinta tumbuh di hati manusia?"
~Batasan Agamaku~

...

Aku mengajak Faida dan Arin makan di kantin. Sengaja, biar bisa menggoda Akbar, sekalian minta PJ kan. Semoga pertemananku dengan laki-laki yang bukan mahromku tidak berlebihan di mata Allah. Amiiinnn

"Eemm, Sha. Aku makan di kelas aja ya. Nitip jajanan!" Pinta Faida, kenapa lagi ya Faida. Apa dia lagi badmood ya? tidak biasanya dia begini kalau di ajak ke kantin.

"Heii kamu kenapa lagi?" Tanya Arin, sampai-sampai Arin mengecek dahi Faida. Mungkin Arin khawatir kalau Faida demam.

"Lagi?" Aku mengulangi kata 'lagi' yang di ucakan Arin.

"Iya, dari tadi dia kek ngalamun gitu. Terus menghembuskan napas lelah." Jeda 3 detik "kamu nggak sakit kan Da?"

"Enggak ko, cuma tidak pengen aja ke kantin." Jelas Faida.

Aku tersenyum bahagia, aku merangkul tubuh Faida "tenang aja, gratis ko jajannya."

Semoga saja! Lanjut batinku.

Arin mendekatiku "gratis? Kamu mau traktir kita Sha?" Tanya Arin menggebu-gebu.

Ini nih dengar kata gratis menjadikan seseorang akan penasaran gimana kelanjutannya. Sama sepertiku, tapi gratis dalam artian halal, bukan gratis tapi haram. Berdosa bila tetap di lakukan.

Aku melepaskan rangkulan dari tubuh Faida "iya gratis, karenaa.." aku sengaja menggantungkan kalimatku.

"Karena apa Sha?" Sahut Faida, akhirnya semangat lagi ni anak. Fuihh, aku merasa lega.

"Mau minta PJ Akbar." Jelasku, mereka nampak kaget mendengar ucapanku.

"Ha? Akbar pacaran?"

"Beneran Sha. Wahh gila tu anak, masih kecil udah pacaran."

Mungkin itu lah tanggapan dari dua wanita di sebalahku ini. Arin tidak percaya, sedangkan Faida mengkhawatirkan Akbar pacaran, karena menurutnya Akbar masih kecil. Mereka udah temenan lama, jadi saling memahami sikap dan perilaku masing-masing.

Aku berjalan mendahului mereka. Mereka mengejarku dari belakang.

"Sama siapa Sha pacarannya?"

"Ceweknya solikhah ga?"

"Sha Jawab dong!"

Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari wartawan dadakan ini. Aku terus berjalan, dan akhirnya sampai di kantin.

Aku celingak-celinguk mencari keberadaan Akbar. Tapi tak kunjung aku temukan.

"Akbar!!" Teriak Arin, kami langsung mengikuti Arin berjalan.

Akhirnya ketemu juga sama Akbar dan teman-temannya. Kenapa Frans liatin aku ke gitu ya. Aku jadi risih diliatin begitu.

"Halo neng Aisha cantik. Nyari abang ya?" Goda Frans di depan banyak orang. Aku harus jawab apa nih. Nggak mungkin juga aku bersikap judes ke Faida tadi pagi.

Akbar menarik mundur kerah baju belakang Frans "ehhhh, nanti di terkam singa loh." Kata Akbar sambil melihat ke arah Faida.

Tapi anehnya Faida diam saja tidak marah-marah seperti tadi pagi. Beneran badmood mode keras ni anak. Aku kira dia akan semangat lagi mendengar kata gratis.

"Iya juga atutt." Jeda tiga detik "tumben nggak marah-marah." Heran Frans melihat Faida lebih kalem dari biasaya. Faida emang kalem sih, tapi kalau kepada mereka berdua, jiwa kalem Faida mendadak hilang entah kemana.

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang