19 : Hate Speech

280 44 17
                                    

Revisi
[28 Mei 2020]

Benci adalah rasa tidak suka kepada orang lain. Kebencian biasanya di dominasi oleh hinaan hingga menjadi pendendam. Namun hal paling menyakitkan adalah di benci sahabat sendiri.

~Batasan Agamaku~

...

"Da, nanti pulang sekolah kita jenguk Arin ya! Arin sakit." Ajakku kepada Faida, semoga saja Faida sudah melupakan masalah kemarin, dan semoga Faida sudah tidak marah lagi sama Arin, aku nggak kuat kalau dua sahabatku saling marah dan membenci satu sama lain.

"Nggak akan Sha, orang seperti dia itu nggak pantes kalau aku jenguk." Ucap Faida dengan nada yang tidak seperti biasanya. Sepertinya Faida masih marah sama Arin, ini tidak seperti biasanya ini marah terlama Faida kepada Arin, dulu paling lama cuma 3 jam, kalau ini sampai berjam-jam.

"Astaghfirulloh aladzim, kamu kenapa sih Da, Arin salah apa sama kamu kenapa kamu segitu nggak sukanya sama Arin?!"

"Da kamu nggak ingat pertama kali kamu ketemu sama Arin? Arin yang menyelamatkan kamu dari kecelakaan waktu itu, aku tahu itu sudah takdir Allah mengirim Arin untuk menyelamatkan kamu dari kecelakaan waktu itu. "

"Aku tidak mau persahabatan kita rusak karena masalah spele dan kecil seperti kemarin, apalagi kalau masalah cowok." Aku mencoba mengendalikan emosiku.

"Da aku tahu kita sedang mengalami masa remaja, dan dimasa remaja ini kita akan mencari jati diri kita juga kita akan dikenalkan dengan apa itu yang namanya ketertarikan antara lawan jenis."

"Tapi jangan sampai ketertarikan itu akan menghancurkan persahabatan kita." Jelasku kepada Faida panjang lebar, agar Faida mengingat kejadian waktu.

"......" Faida

"Da, masih nggak mau ikut jenguk Arin?" Tanyaku kepada Faida, semoga saja dia mau ikut jenguk Arin. Aku nggak habis pikir kalau Faida nggak mau ikut, apa semarah itu sama Arin? apa Arin sejahat itu kepada Faida.

"Ya...ya aku ikut." Sahut Faida tapi wajahnya agak sedikit kesal, pasti dia kesal karena omonganku tadi. Tapi emang bener Faida dan Arin tidak boleh marahan lama-lama, kalau ereka berdua terus marahan aku harus memihak salah satu dari mereka, pasti mereka tambah marah.

Saat aku sedang berbincang-bincang dengan Faida, tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekat kearah kami. Aku sih tidak terlalu menghiraukannya, tapi suara langkah kaki itu lama-kelamaan mendekat ke arah kami, BUKAN tapi kearahku.

"Assalamu'alaikum." Salam seseorang di belakang kami, aku dan Faida langsung menengok kebelakang. Aku kaget, tumben dia menemuiku, ku lihat Faida juga ikut kaget dan heran.

"Wa'alaikumsalam."

"Nanti aku jemput." Katanya,

Ha? Jemput?

Siapa?

Apa Faida yang akan dijemput sama Dinyem?

Aku yang merasa tidak diajak bicara sama Dinyem hanya diam saja, lalu aku melihat ke arah Faida, tapi sepertinya Faida kaya' mengisyaratkan sesuatu, kenapa mata Faida melihat kearahku lalu melihat ke arah Dinyem.

"Aisha, Farhan bicara sama kamu." Ucap Frans yang mengalihkan perhatianku.

Ya Frans dan Akbar menemani Farhan disini. Sepertinya mereka bertiga sahabat, kemana-mana bereng mulu, nggak pernah pisah. Aku langsung tersadar, tapi sepertinya tadi Farhan tidak menyebut namaku.

"Maaf, tadi kamu nggak memanggilku jadi aku kira kamu bicara sama Faida. Tapi jemput kemana?" Tanyaku kepada Dinyem, aneh bukan tiba-tiba dia datang terus bilang sama aku, nanti aku jemput. Emang mau pergi kemana? aku kan bisa naik angkot, kenapa dia repot-repot jemput aku.

"Taman," Jawabnya, irit banget dia ngomongnya.

Tunggu tadi dia bilang Taman?

Aisha please jangan GR dulu, mungkin dia butuh aku di taman, apa disuruh ustadz Jeffri? atau umi Anna. Atau mungkin anak-anak di pesantren yang meminta aku pergi ketaman? daripada aku terus bertanya tanya dihatiku, mending aku tanya aja ke dia. Tapi pasti jawabannya irit nih,

"Taman?? ada apa? kenapa ditaman? kenapa harus kamu yang jemput?" Tanyaku kepada si Dinyem aku harap dengan banyak pertanyaan dia bisa ngomong panjang. Tapi aku nggak boleh berharap dulu, aku akan mendengarkan baik-baik jawabannya.

"Syukuran, kamu nggak tau tamannya." Ucap Farhan, syukuran ditaman? apa Ustad Jeffri mendapat limpahan rezeki sampai mengadakan syukuran .

Tunggu tadi Farhan jawab pertanyaanku cuma 5 kata saja. Percuma dong aku tanya banyak-banyak kalau akhirnya dia hanya jawab segitu.

"Aisha ngebet banget tanyanya." Ejek Akbar berdiri di samping Farhan dia terkekeh atas lontaran pertanyaanku.

Frans juga ikut terkekeh, kalau Faida hanya diam seribu bahasa.

"Tenang saja Sha, Farhan nanti bawa mobil. Jadi kamu aman kok, jadwal kesana habis pulang sekolah ini. Kalau kamu naik angkot kan kelamaan. Mending kamu bareng aja sama Farhan, aku nanti juga ikut, Faida kamu ikut sekalian saja, biar Aisha ada temennya." Kata Akbar panjang lebar, nah ini penjelasan yang aku mau, jelas gitu, nggak setengah-setengah.

"Ok, kalau Faida ikut. Tapi aku harus menjenguk Arin di rumah sakit. Arin sakit, kalian mau mampir dulu nggak?" Tanyaku kepada mereka. Aku tidak akan melupakan Arin yang terbaring di rumah sakit, aku sudah janji kepada Arin buat menjenguknya.

"Arin? Arin sakit apa Sha?" Tanya Frans menggebu.

"Katanya sih demam."

"Ya nanti mampir dulu, iyakan Han." Jawab Akbar, lalu melihat kearah Farhan. Tapi sepertinya si Farhan tidak bereaksi apa-apa, lalu dia pergi begitu saja.

Dasar si Dinyem, aku nggak suka sama cowok kek Farhan. Ditanya malah langsung pergi begitu saja. Biarin lah, dia kan nggak penting.

...

Kami sudah sampai di rumah sakit, tempat dimana Arin dirawat. Namun rumah sakit tempat Arin dirawat adalah rumah sakit Kristen, jadinya Farhan dan Akbar menunggu di pakiran. Hanya aku dan Faida yang masuk kedalam. Setelah aku sampai didalam aku lihat Arin baru makan disuapin sama asisten rumah tangganya.

"Assalamualaikum." Salamku kepada bibi Karsi, asisten rumah tangganya Arin, agamanya Islam.

"Wa'alaikumsalam, ee ada non Aisha sama non Faida, masuk non." Ucap bibi Karsi mempersilahkan kami masuk.

"Kenapa lo ada disini, gua nggak butuh lo disini!" Ucap Arin secara tiba-tiba yang membuatku kaget.

_______B_E_R_S_A_M_B_U_N_G_______

Siapa ya yang tidak diharapkan kedatangannya oleh Arin?

Jangan menanamkan kebencian kepada seseorang, karena itu akan menyakiti diri sendiri dan juga orang lain.

📝📝📝

Author : Viki Mustika

Hari : Selasa

Klaten, 31 Desember 2019

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang