Revisi
[10 Juni 2020]Menjalani kehidupan baruku bersama dengan suamiku
~Batasan Agamaku~
...
Malam ini aku menginap di rumah abi dan uminya Farhan. Aku sebenarnya tidak mau. Aku masih ingin tinggal di rumahku sendiri. Namun bagaimana lagi istri yang baik harus mengikuti suaminya pergi bukan?
Suami Istri, kenapa lidah ku terasa gatal menyebut dua kata itu. Atau bahkan sedikit terkilir kalau aku menyebutnya.
Aku memuji diriku sendiri yang mampu bertahan sejauh ini dan menutupi rasa sakit itu dengan senyuman palsu yang melekat di bibirku.
"Aisha, kamu langsung masuk saja ke kamar Farhan. Pasti kamu capek kan." Kata Umi Anna dengan sangat lembut.
Iya aku capek dan lelah karena acara ijab kabul langsung di gabungin dengan resepsi pernikahanku.
Tapi pernikahan kami hanya di hadiri orang terdekat kami saja. Itu permintaan dari Farhan. Aku hanya mengikuti tanpa mencampuri.
Aku mengangguk lalu menaiki tangga dan menuju kamar Farhan. Tanpa mengetuk pintu aku langsung membuka kamar itu.
Kamar yang bernuansa putih abu-abu itu terlihat sangat mewah dengan berbagai hiasan buku setebal lemari. Bahkan banyak novel tentang islami.
Aku melihat-lihat rak buku yang dimiliki Farhan, apa dia juga mempunyai hobi membaca?
Masa bodo aku tidak peduli. Yang aku pedulikan untuk mencari alsanan agar tidak tidur sekamar dengannya.
Tapi bagaimana itu terjadi.
Aku mendengar seseorang membuka pintu kamar Farhan. Dan itu sang pemilik kamar, Farhan Faturohman, sekarang berstatus menjadi suami dari Aisha. Begitu cepatnya waktu mengekangku dalam situasi sekarang ini.
Dia berjalan melewatiku menuju lemari pakaiannya. Entah kenapa aku membenci sifatnya yang angkuh itu. Seolah-olah aku tidak terlihat di matanya. Dia berjalan dengan pandangan lurus tanpa menatapku walau hanya sekali.
Farhan berjalan ke arah pintu kamar, dia berbalik badan dan menatapku "kopermu ada di samping lemari. Jangan keluarkan pakaianmu." Katanya lalu melangkah pergi begitu saja. I don't care, setidaknya dia berbicara agak panjang kan untuk menjelaskanku.
Aku mengambil pakaianku dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badanku ini. Selesai mandi aku mengambil laptopku dan melihat-lihat pekerjaan apa yang harus aku kerjakan dari Korea sana.
"Nggak salah aku mendapat pekerjaan sebanyak ini. Rasanya aku hanya cuti untuk 5-6 hari. Kenapa jadi banyak begini." Aku menggerutu sebal kepada CEO perusahaan yang memberiku pekerjaan sebanyak ini.
Aku mencoba menyelesaikan satu-persatu dengan penuh konsentrasi, hingga konsentrasiku buyar saat Farhan masuk ke dalam kamar.
"Umi bilang tidur." Katanya. Tapi aku tidak memperdulikannya.
Aku mendengar tapi tidak meresponnya. Ini tidak keterlaluan bukan?
"Aisha!" Panggilnya. Kenapa lagi dia. Aku juga dengar. Tapi malas aja menjawab. Aku harus menyelesaikan ini dengan cepat nih.
"Aisha Ariqa Bhalwes." Teriaknya, lebih tepatnya menekan tapi aku tidak berkutik sekalipun. Hingga Farhan mengambil laptopku dan mematikannya.
"Apaan sih." Protesku saat dia mengambil laptopku.
Dia benar-benar membuatku merasa sebal dan kesal. Akhir-akhir ini moodku menjadi sangat buruk. Hingga memunculkan sifat pemarah.
"Kamu itu istri saya." Katanya dengan lantang. Apa yang ada di pikirannya sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATASAN AGAMAKU [SELESAI]
TeenfikceROMANCE - SPIRITUAL || nasihat-nasihat untuk MUSLIM || [Hati-hati kalau BAPER] || EMOSI tolong dijaga || Korea Selatan : BTS ¦ EXO || CINTA BEDA AGAMA Agama mengajari kita untuk saling menyayangi dan tolong menolong. Agama tidak akan pernah mengaja...