30 : Mualaf dari Korea

357 47 25
                                    

Revisi
[30 Mei 2020]


Menurutku Mualaf itu lebih keren daripada orang yang ngaku Islam tapi tidak pernah melakukan kewajibannya.

~Batasan Agamaku~

...

"Rin kenapa Lira menangis tadi malam?" Tanyaku.

"Lira pingin nonton konser EXO, aku disuruh menemaninya. Tapi aku tidak bisa, karena waktu konser EXO bertabrakan dengan jadwalku kuliah. Aku pulang kuliah pukul 19.00, nanti aku capek kalau aku paksakan." Katanya lalu menatapku.

"Lalu aku bilang kepada Lira kalau kamu yang akan menemaninya ke konser EXO."

Arin nyengir aku hanya melongo tak percaya. Aku pasti sibuk banget 2 hari kedepan, sekarang saja artikelku belum selesai ditambah lagi aku harus menemani Lira menonton konser.

"Mau ya Sha, kasihan Lira. Tadi dia mau menangis. Sha mau kan?"

Aku berpikir sebentar aku sebenarnya tidak tega dengan Lira, tapi aku sendiri juga sibuk. Aku mengangguk dengan penuh keraguan, semoga saja ini jalan terbaik dari Allah.

"Makasih Aisha cantik."

Aku mendapat notofikasi pesan masuk.

.................................

Lee Seok Hyun

Aisha, selamat pagi!
Hari ini yang menemanimu Hae Soo, pemandumu
Jadi jangan kangen ya sama aku

Ok
Jangan ke PD an deh

Bukannya kamu yang menatapku diam-diam kemarin?

Nggak tuh

Tapi aku melihatmu kalau kamu menatapku :v

Jangan GR deh

Tuh liat, kamu senyum-senyum sendiri kan

................................

Kenapa dia bisa tau? Lanjut batinku, aku langsung mematikan ponselku.

"Kenapa Sha, senyum-senyum sendiri?" Tanya Arin memperhatikanku tersenyum tadi.

"Nggak tahu juga, cowok itu selalu bikin aku tersenyum." Celetukku tiba-tiba.

Arin langsung mendekatiku "siapa namanya, hei?" Aku langsung pergi, kalau aku jawab sekali pasti Arin akan terus menanyaiku.

"Aisha, siapa namanya?"

"Kalau waktunya tepat, ntar aku kasih tau. Eh Rin nanti kemungkinan besar aku tidak pulang, aku akan nginap di kantor. Aku akan pulang di hari nonton konser K-POP bersama Lira nanti." Kataku.

Aku harus nglembur sebelum waktu 2 bulan, waktuku sudah terapakai 10 hari. Dan aku baru belum mendapatkan setengah dari pekerjaanku.

Arin menggerucutan bibirnya "iya deh, tapi kamu harus hati-hati ya." Pesan Arin, aku hanya menganggukinya saja.

Aku memegang pundak Arin "semangat kuliahnya, jangan mikirin cowok terus." Arin tersenyum aku membalas senyumnya.

"Aku duluan ya, semangat."

"Hati-hati Sha, kalau lupa jalan kirim pesan ke aku ya!" Teriak Arin saat aku sudah dekat dengan taksi. Aku tersenyum lalu melambaikan tangan kepada Arin dan masuk kedalam taksi.

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang