33 : Kewajiban bukan Beban

275 38 29
                                    

Revisi
[1 Juni 2020]

Kecantikan wanita itu dilihat dari hati dan perilakunya. Bukan dari wajah dan fisiknya.

~Batasan Agamaku~

...

"Ayo Sha kita berangkat!" Hae Soo dari tadi mengajakku berangkat terus. Padahal ini masih jam 2.30 dini hari. Aku saja baru selesai mandi.

"Bentaran. Aku beresin barang-barangku dulu."

"Yaudah."

Sekarang ini aku dan Hae Soo sedang berjalan kaki menuju stasiun. Emang lumayan jauh jaraknya. Tapi itung-itung buat olahraga pagi. Aku heran di jam segini jalanan udah rame. Kalau di Indonesia masih sepi. Karena masih pada tidur habis pulang kerja atau mungkin bergadang.

"Sha, mau beli kopi hangat nggak? ini dingin banget loh." Tawar Hae Soo.

Emang sangat dingin pagi ini. Seperti mau turun salju gitu.

"Boleh."

Aku melirik Hae Soo saat dia meminum kopinya. "Kenapa sih Sha, liatin aku kek gitu?" Tanyanya dengan nada seperti risih.

"Kamu cantik kalau memakai hijab." Hae Soo tersenyum sambil memegang jilbabnya.

"Iya Sha terimakasih sudah memakaikan aku hijab." Aku hanya tersenyum menanggapi Hae Soo.

Kami sudah berada di dalam kereta. Ini rame banget penumpangnya, padahal masih sepagi ini. Aku suka orang Korea Selatan yang tepat waktu seperti ini. Mereka menganggap kalau waktu itu sangat penting.

Di Korea Selatan orang-orang menunggu kereta datang. Tapi kalau di Indonesia kereta yang harus menunggu orang-orang. Makanya kadang-kadang kereta api di Indonesia itu telat datang.

"Hae Soo, udah adzan kita sholat yuk!"

Hae Soo mengangguk lalu kami mengeluarkan mukena dan tayamum. Kami menjalankan kewajiban sholat subuh di dalam kereta.

Beberapa orang memang memandang kita. Tapi kami tidak memperdulikannya. Mau bagaimanapun keadaannya kami harus melaksanakan kewajiban kami.

Kami sudah selesai menjalankan sholat subuh. Saat ini Hae Soo sedang menelpon seseorang di sebrang sana menggunakan bahasa korea yang tidak aku mengerti.

"Sha ayo turun!"

Kami akan turun dari kereta. Butuh waktu 15 menit kalau berjalan kaki ke Jinjuseong. Saai ini sudah pukul 1 siang. Lama juga kami berada di kereta. Kami berjalan mencari mushola terdekat. Akhirnya kami menemukannya.

Kami menjalankan sholat dzuhur di mushola ini. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Jinjuseong. Saat berada di jalan aku gunain momen ini untuk memotret jalan. Sungguh indah jalan ini. Akhirnya kami sudah sampai di Jinjuseong.

Hae Soo dan aku langsung mencari sejahrawan yang dapat aku wawancarai di Jinjuseong ini. Kami akan memasuki rumah sejahrawan itu. Rumahnya bersih sekali. Aku menanyakan seperlunya disini. Setelah itu aku melanjutkan memotret Jinjuseong.

"Sha bentar ya aku dapat telepon."

"Iya, angkat aja."

Aku memotret dan sekilas melihat wajah Hae Soo. Dia kelihatan panik sekali. Ada apa dengannya? Semoga tidak terjadi sesuatu yang tidak disukai Hae Soo.

"Soo ada apa? kenapa kamu panik banget?" Tanyaku khawatir.

Ada wajah panik dan sedih yang aku lihat dari Hae Soo. Kenapa dia?

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang