31 : Why Him?

318 41 15
                                    

Revisi
[30 Mei 2020]


Allah, kenapa harus dia tempatku berlabuh? Kenapa harus dia aku membuka hatiku? Mungkinkah ini takdir-Mu?

~Batasan Agamaku~

...

Aku sedang memotret Seoul City Wall dari bawah, tapi Hae Soo mengajaku untuk naik ke atas. Aku menurutinya, mungkin saja pemandangan dari atas lebih indah daripada dibawah.

Lumayan juga ya, capek bangt rasanya naik kesini. Kakiku sangat capek dan lemas, aku mengajak Hae Soo untuk beristirahat sebentar, kemudian melanjutkan naik ke atas lagi.

"Sha, aku keliling dulu. Jika kamu sudah selesai, telfon aku aja ya. Jangan jalan sendirian, nanti kamu kesasar." Nasihatnya, aku juga takut kalau kesasar. Aku mengangguk meyakinkannya.

Aku sebenarnya sangat betah di Seoul City Wall ini, tapi aku juga pingin tau sejarah berdirinya Seoul City Wall.

Aku harus telepon Hae Soo untuk memberiku penjelasan tentang berdirinya Seoul City Wall. Saat aku ingin memencet nomor Hae Soo, dia sudah datang duluan.

"Hae Soo, tolong jelasin seluk beluk berdirinya Seoul City Wall dong." Aku tersenyum ke arahnya, dia sedikit berfikir kemudian mengangguk.

"Mari ikut aku!" Ajak Hae Soo menarik tanganku menjauh dari Seoul City Wall. Hae Soo membawaku ke Seoul City Walla Museum. Aku kira dia akan menjelaskan sendiri, ternyata aku disuruh membaca sejarahnya sendiri.

Aku mulai membaca sejarah dari Seoul City Wall, wah ternyata banyak juga informasi dari sini.

Seoul City Wall merupakan tembok sepanjang 18.627 km yang mengelilingi Hanyang (sekarang Seoul), dulunya ibukota Dinasti Joseon (1392-1910).

Tembok ini menjalani perbaikan rutin selama 500 tahun Dinasti Joseon. Tembok ini sendiri memberikan bukti penggunaan keterampilan dan bahan yang berbeda-beda, sehingga memberikan sebuah nilai sejatah yang penting.

Museum Seoul City Wall sendiri beroperasi penuh sejak tanggal 31 Juli 2014 setelah dioperasikan sebagian sejak April.

Museum ini memajang benda-benda sejarah yang berkaitan dengan sejarah perubahan kota, dan memiliki sebuah ruang pameran permanen, ruang pameran khusus, pusat informasi, dan ruang kuliah serbaguna.

"Hae Soo, siapa pengelola musium ini?" Tanyaku, karena aku tidak menemukan informasi tentang pengelola musium ini.

"Pengelola Musium Sejarah Seoul, pusat peneitian Seoul City Wall. Itu yang aku ketahui selama ini." Aku hanya mengangguk, memang kurang jelas tapi tidak apa-apa.

Setelah puas aku berada disini aku mengajak Hae Soo untuk ke Jinjuseong, tapi sebelum kesana aku dan Hae Soo menjalankan kewajiban sholat dzuhur di mushola terdekat. Bukan alesan kesibukan sampai kita tidak bisa menjalankan sholat. Sholat adalah kewajiban setiap umat muslim, karena sholat adalah tiang agama.

"Sha, sangat jauh loh Jinjuseong dari Seoul. Butuh waktu kira-kira 10 jam 30 menit untuk sampai kesana. Sekarang sudah pukul 12.15. Kemungkinan besar nanti kaita sampainya malam hari. Tidak ada pilihan lain selain kita nginep disana. Gimana? kamu setuju nggak?" Nasihat Hae Soo, aku sedikit menganga, jauh sekali ya jaraknya.

"Kita undur jam 3 pagi gimana Soo? kamu setuju nggak? sekarang kita ke Seoul Central Mosque gimana?" Tanyaku, semoga saja Hae Soo setuju saranku, sehingga kita tidak perlu nginap di disana.

"Jam 3 pagi? Ok lah, sekalian menghirup udara segar. Ayo berangkat sekarang ke Seoul Central Mosque. Masjid itu sudah sangat tua dan penuh sejarah loh Sha." Kata Hae Soo penuh keyakinan mengetahui masjid itu.

"Ayo."

...

Kami sekarang berada di kantor, di kantor menyediakan tempat penginapan bagi para pekerja yang ingin menginap di sini.

"Halo Aisha!" Sapa Seok Hyun entah dari mana dia datang.

Aku terseyum.

"Lagi ngapain?" Tanyanya duduk di sebelahku, tapi tidak terlalu dekat.

"Aku? Aa nggak ngapa-ngapain." Ucapku gugup.

Kenapa aku jadi salah tingkah begini sih.

"Sha?!"

"Hem."

Tanpa aku sadari Seok Hyun menatapku, secara spontan aku juga menatapnya. Mata kami saling bertemu, tatapan kami makin lama makin dalam. Jantung dan hatiku tidak tenang. Jantungku ingin copot rasanya.

Seok Hyun menium mataku, secara reflesk aku menutup mataku.

"Astaghfirullah." Aku telah melakukan kesalahan. Aku jadi tambah grogi di dekatnya.

"Nggak usah lama-lama natapnya. Ntar jatuh cinta, jadinya kan repot." Ucapnya dengan ke PD an tingkat tingginya.

"PD." Sanggahku, lalu aku pergi ke taman belakang kantor. Ternyata di sini banyak karyawan yang nginep, mereka sedang membakar jagung.

"Sini Sha gabung!" Ajak Hae Soo, aku langsung duduk di dekatnya.

Lee Seok Hyun juga berada di sini. Dia memegang gitar, sepertinya dia akan menyanyi. Tapi kenapa aku jadi deg deg an?

"I want to sing a song from Indonesia, who understands gratitude but who doesn't understand it yet. [Aku ingin menyanyikan lagu dari Indonesia, yang ngerti syukur tapi yang nggak ngerti terserah]." Ucapnya.

Aku diam-diam tersenyum mendengar perkataannya.

🎶"Terimalah lagu ini dari orang biasa tapi cintaku padamu luar biasa. Aku tak punya bunga, aku tak punya harta. Yang ku punya hanyalah hati yang setia, tulus padamu."🎶

Suara Seok Hyun sangat bagus, semuanya antusias tepuk tangan. Aku juga tepuk tangan dan mengulum senyum.

Lalu Seok Hyun di suruh dance sama mereka, dan ia melakukannya.

Allah, kenapa aku terus memperhatikannya?

Apa ini yang di sebut dengan cinta?

Tapi mengapa dia?

Inikah takdir-Mu?

Mempertemukan cinta dengan cara seperti ini?

Dengan dia pilihan-Mu?

Allah, jika benar ini cinta. Aisha mohon jagalah cinta hamba ini. Jangan sampai cinta hamba membutakan hati dan mata hamba hingga menjerumuskan hamba di jalan yang salah. Amiiinn.

_______B_E_R_S_A_M_B_U_N_G_______

.Kenapa aku kasih Bahasa  Inggris??
--> Agar kita bisa sama-sama mempelajari bahasa Korea dan Inggris . Bukan hanya membaca saja tapi bisa juga belajar.

Harapan semoga kalian mendapat kan manfaat dan pelajaran dari ceritaku. Aminn

Cinta Luar Biasa, siapa yang tahu lagunya hayooo?

Jangan Lupa Vote dan komen ya :)

Ada yang pernah ke Seoul City Wall?

📝📝📝

Author : Viki Mustika

Hari : Jum'at

Klaten, 7 Februari 2020

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang