23 : Hasil Ujian Nasional

302 40 37
                                    

Revisi
[30 Mei 2020]


Nggak usah takut Sha, jika kamu mendapatkan nilai bagus itu berarti Allah memberikan kelebihan pintar kepadamu, dan jika nilaimu kurang bagus, mungkin itu cara Allah menegur mu
~Ulfa An-Nisa Silsiliya~
...

Kita sudah berjuang sejauh ini kawan. Tetaplah bersyukur atas apa yang kamu raih sekarang. Itu buah hasil kerja keras kamu selama ini.

~Batasan Agamaku~

...

Pernikahan bang Ilham dengan kak Ulfa sudah berjalan 3 minggu. Saat ada kak Ulfa pekerjaan rumahku menjadi ringan, karena aku dibantu oleh kak Ulfa, contohnya saat waktu makan, aku yang masak lalu kak Ulfa yang nyuci piring. Saat ada tamu kak Ulfa yang buat minum sama cemilan aku yang menyajikan. Pokoknya aku senang banget saat kak Ulfa ada disini.

"Ada apa Sha kelihatannya gelisah banget?" Tanya kak Ulfa kepadaku. Ternyata kak Ulfa orangnya peka benget, cuma liat raut wajahku dia bisa tau kalau aku sedang memikirkan sesuatu.

"Kak Aisha takut, hari ini nilai UN akan diumumkan." Jawabku kepada kak Ulfa, aku benar-benar kepikiran banget sama nilaiku. Aku selalu berdoa kepada Allah agar aku di berikan nilai yang memuaskan. Semoga saja Allah mengabulkan doaku.

"Nggak usah takut Sha, jika kamu mendapatkan nilai bagus itu berarti Allah memberikan kelebihan pintar kepadamu, dan jika nilaimu kurang bagus, mungkin itu cara Allah menegur mu." Kata kak Ulfa.

"Bahkan UN bukan faktor utama menentukan kelulusan."

"Karena faktor pertama ialah penyelesaian progam pembelajaran, lalu faktor kedua ialah memperoleh nilai maximal baik pada penilaian akhir setiap mata pelajaran, faktor ketiga ialah telah mencapai nilai akhir mata pelajaran. Jadi kamu nggak usah terlalu khawatir begitu."

"Daripada kamu khawatir lebih baik kamu melakukan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan Sha." Tambahnya, aku tersenyum mendengarnya, penjelasan kak Ulfa membuatku merasa tenang.

"MasyaAllah, pintarnya istriku. Nih Sha, tiru kak Ulfa, kuliah biar pinter." Cetus bang Ilham tiba-tiba datang lalu mencium kepala kak Ulfa.

Mulai lagi nih, bang Ilham selalu pamer kemesraan di depanku, ih sebel. Apalagi nyuruh aku kuliah segala.

"Emang kalau pinter harus kuliah ya? belum tentu kalik bang. Lagian seberapa keras abang paksa Aisha buat kuliah, Aisha tetep nggak mau." Kataku, enak saja nyuruh-nyuruh aku buat kuliah.

"Loh Sha kenapa nggak mau kuliah? kuliah itu enak loh, bukan hanya melanjutkan belajar saja. Tapi kita bisa mempunyai teman juga, dan kita bisa merasakan betapa keras dan susahnya membuat skripsi." Sahut kak Ulfa dan diakhir kalimatnya kak Ulfa terkekeh sendiri.

"Aduh kak Ulfa ku yang cantik, otak Aisha nggak kuat lagi untuk menaati peraturan entah itu di sekolah atau kuliah."

"Lagian Aisha juga nggak mau punya banyak temen, apa gunanya kalau kita punya banyak temen tapi membawa kita kejalan yang salah. Aisha lebih milih satu temen yang bisa mengajak Aisha ke Jannah-Nya." Sanggahku, emang benar aku sudah tidak kuat lagi untuk kuliah.

"Hebat banget adik kakak, tapi Aisha belum ngrasain enaknya kuliah, jadi Aisha bisa ngomong seperti itu. Coba aja kalau Aisha sudah coba kuliah, di jamin pasti Aisha masuk terus." Ucap kak Ulfa

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam,"

"Biar Aisha saja yang bukain pintu." Kataku lalu aku berjalan ke arah pintu, betapa terkejutnya aku saat pintu sudah terbuka.

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang