43 : Manager Mendadak

222 31 21
                                    

Revisi
[10 Juni 2020]

Kenapa aku yang melindunginya? Harusnya dia lah yang menjagaku

~Aisha Ariqa Bhalwes~
...

Bismillah, ucapkan kata itu untuk mengawali setiap aktivitas kalian. Insya Allah segalanya akan di permudah oleh Allah SWT. amiiinn.

~Batasan Agamaku~

...

Seindah-idahnya Negara orang tapi Negara sendirilah yang paling di rindukan. Karena kita dilahirkan dan di besarkan disana, dan disanalah tempat tinggal orang tua kita. Seperti kata orang berpergian ke luar Negeri boleh saja untuk menambah wawasan tapi tetaplah mencintai Negeri Sendiri.

"Sha kabarin aku ya kalau sudah samai di Indonesia." Pesan Arin kepadaku.

Saat ini aku, Seok Hyun dan temannya yang bernama Kyung So berada di Bandara. Kami akan menuju ke Tanah Air Indonesia. Tentu saja aku ingin menemui orang tuaku dan juga meminta restu dari mereka berdua tentang hubunganku dengan Seok Hyun.

Kami sudah memikirkan ini jauh-jauh hari.

Aku memeluk Arin. "Tentu saja. Udah jangan nangis. Nggak malu apa ada Hanjun." Godaku. Hanjun tepat berdiri di samping Arin. Ia mengelus-elus bahu Arin, dengan tujuan menenangkannya.

Arin mengangguk, ia menatap Seok Hyun. "Oppa, jagain Aisha ya. Jangan galak-galak sama Aisha. Nanti Oppa digalakin kembali." Kata Arin kepada Seok Hyun. Aku mencubit pelan legan Arin, bisa-bisanya dia mengejeku di depan calon suamiku.

Apa....?!

Calon Suami?

Aku sudah terbiasa dengan kata itu hingga mengejutkan diriku. Seok Hyun mengangguk-angguk. Tapi ada senyum yang menyelip di bibirnya. Apa dia sedang mengejekku. Aku tidak segalak itu. Memangnya aku pernah galak sama orang.

Arin beralih menatap Kyung So. "Oppa, dul da bwa hamkke anjgehaji masibsio. Ne oppa [Oppa, awasi mereka berdua. Jangan biarkan mereka duduk berdua. Ok Oppa]." Pesan Arin keadanya. Arin ini. Aku ingin mencubit dan menggelitiknya dengan keras. Tapi ini bukan tempat yang pas.

"Syao [siap]."

"Beolsseo gaja geudeul-eun najung-e bihaeng-eul geuliwo hal geos-ida [Sudah, biarkan mereka pergi. Nanti mereka ketinggalan pesawat]." Kata Hanjun.

Arin pun menggaguk. Aku dan Arin berpelukan sebentar lalu kami menuju ke pesawat karena penumpang pesawat yang akan menuju ke Indonesia sudah di panggil.

Arin menangis melihat kepergianku. Sungguh aku juga ikut terharu. Arin memeluk Hanjun untuk mencari ketenangan. Sedangakan aku mencoba untuk tidak menangis dan tetap kuat. Karena aku akan kembali lagi ke Korea untuk bekerja kembali. Itu pun jika di perbolehkan. Kalau tidak mungkin aku akan bekerja dari Indonesia.

Sudah seminggu aku menjadi reporter. Alhamdulilah hasilnya sangat cukup untuk biaya kehidupanku di Korea nanti dan biaya pernikahanku. Seok Hyun juga makin diandalkan untuk menjadi pewawancara.

...

Saat kami sudah sampai di bandara Suekarno-Hatta, kami menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang. Khususnya anak perempuan remaja. Lebih tepatnya bukan aku yang mereka pandang, tapi Kyung So dan Seok Hyun.

Bagaimana tidak?!

Tubuh tinggi, kulit putuh, badan atletis, wajah Masya Allah, pakaian yang mereka pakai sangat cool. Mereka seperti model dari Korea Selatan. Oh iya, jangan lupa dengan senyum mereka yang dari tadi mengembang di bibir mereka jika ada orang yang menyapa mereka.

BATASAN AGAMAKU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang